KILAS BALIK KEWIRAUSAHAAN ISLAMI
“TASTY
SANDWICH”
Oleh:
Lailatul Karimah (234221234)
CHAPTER
1:
PERJALANAN
IDE BISNIS
Pada
perkuliahan di semester 5 ini, kami mendapatkan mata kuliah Kewirausahaan Islam
dengan dosen yang diampu oleh Ibu Dr. Sri Haryanti, S.E., M.M. Beliau
memberikan kami tugas berupa bussiness plan yang kemudian akan di realisasikan
oleh masing-masing kelompok.
Kelompok
kami adalah kelompok 10 yang beranggotakan 3 orang, yakni Junia Setya Anzalna,
Khofifah Nur Khasanah dan Lailatul Karimah. Kami bertemu pertama kali dalam
kelas Kewirausahaan Islami 5A yang awalnya tidak kenal satu sama lain menjadi
kenal karena menggambil mata kuliah kakak tingkat. Setelah berkenalan dan
menjadi satu kelompok, kami membuat grup WhatsApp untuk memudahkan korrdinasi
dan komunikasi mengenai produk yang akan kita buat.
Proses penentuan ide bisnis kami
bermula pada saat membeli sandwich di JUFE, namun menurut kami harganya terlalu
tinggi. Dan setelah kami riset pasar, ternyata peminat sandwich dinilai cukup
tinggi, sehingga kami menjadikan sandwich sebagai bahan pertimbangan.
Selanjutnya kami berdiskusi di grup WhatsApp guna mematangkan ide bisnis yang
akan dijalankan. Kami mencari resep-resep dari berbagai sumber seperti Goggle,
YouTube, TikTok, Instagram dan juga buku resep di berbagai Website. Setelah
penelusuran resep dan cara pembuatannya, ternyata sangat mudah dan simple serta
tidak menyita banyak waktu dan bahan-bahannya pun mudah untuk di dapat.
Sehingga kami memutuskan untuk membuat produk sandwich tersebut.
CHAPTER
2:
UJI
COBA DAN STRATEGI PEMASARAN
Setelah
kami sekapat untuk mengambil produk tersebut, beberapa hari kemudian kami
melalukan uji coba di kost Lala, karena kost Lala terletak di tengah-tengah
antara rumah khofifah dan junia. Kami mencari bahan-bahan untuk membuat
sandwich di agen agar harganya lebih murah dibanding toko-toko biasa.
Bahan-bahan utamanya adalah roti tawar, buah tomat, timun, kornet (Frozeen
Food) dan selada. Lalu untuk bahan seperti saos dan mayonaise kami
membeli di tempat yang sama dengan kornet (Frozeen Food). Bahan
tersebut bisa dibilang mudah untuk didapatkan.
Pada
saat hari pertama percobaan, kami memproduksi 7 sandwich kepada teman-teman
dekat kami guna memperkenalkan produk serta meminta saran dan masukan untuk
produk sebelum kami pasarkan kepada orang lain. Proses pengenalan produk
tersebut mendapat respon positif dari konsumen, sehingga kami yakin dengan
pengambilan produk ini.
CHAPTER
3:
PEMATAPAN
IDE DAN STRATEGI PEMASARAN
Dari
proses uji coba yang sudah kami laksanakan, kami mulai menyusun stategi bisnis.
Penyusunan dimulai dari penentuan nama produk, visi, misi dan stuktur organisasi
agar bisnis berjalan dengan kontrol yang baik. Dalam penentuan nama produk
dilatar belakangi oleh respon teman-teman terhadap sandwich kita di proses
pengenalan produk yang positif, kemudian kami terpikir untuk menggukan kata
“Tasty” yang berarti lezat dalam bahasa inggris.
Selanjutnya
pada visi dan misi, kami merumuskan visi usaha yaitu menjadikan sandwich
sebagai makanan sehat dan sebagai alternatif bagi mahasiswa ditengah kesibukan
perkulihan agar tetap menjaga kesehatan. Guna mencapai visi tersebut, tentunya
diperlukan misi yang selaras agar dapat terealisasi, beberapa misi yang kami
lakukan diantaranya sebagai berikut:
1. Menyediakan
makanan dengan bahan organik dan bebas pengawet.
2. Mengedukasikan
konsumen tentang pentingnya pola makanan sehat.
3. Mengembangkan
produk-produk baru yang seimbang secara nutrisi.
4. Memperluas
jangkuan pasar melalui media sosial serta mengembangkan kemitraan secara
strategis.
Pembagian
struktur organisasi ini meliputi berbagai posisi mulai dari Khofifah Nur Khasanah
sebagai Ketua, Lailatul Karimah sebagai bagian Pemasaran, Junia Setya Anzalna
sebagai bagian Keuangan, dan semua anggota sebagai Tim Produksi.
Hal
selanjutnya kami mendiskusikan terkait supplier bahan baku, kemasan, hari
produksi dan beberapa hal lain. Dalam diskusi tersebut kami berpikir bagaimana
membuat kemasan sendiri yang bagus, paktis serta mudah dibawa kemana-mana dan dari
kertas minyak. Lalu kami mencari tutorial dari YouTube. Setelah berkali-kali
mencoba kami akhirnya menemukan bentuk yang cocok dari kemasan kertas minyak
untuk produk kami. Kemudian untuk lokasi produksi kami memilih kost Lala
sebagai tempat produksi karena berada didekat kampus sehingga memudahkan untuk pengantaran
pesanan dan kost lala terletak di tengah diantara kami bertiga. Kemudian dalam
hal mencari roti, kornet, saos serta mayonaise kami menggunakan metode trial
and eror secara berkala dalam proses produksi hingga menemukan yang cocok dan
enak untuk sandwich. Pada hari produksi kami juga membagi tugas secara adil.
Khofifah bertugas membeli roti tawar dan patty, Junia bertugas membeli sayur
selada, tomat dan timur, Lala bertugas membeli saos, mayonaise dan membuat kemasan.
Selanjutnya
kami melakukan perhitungan modal awal yang dibutuhkan untuk memproduksi
sandwich kita. Setelah melakukan berbagai perhitungan, kami bersepakat untuk
iuran sebesar 30.000 per-anggota dan 10.000 sebagai hibah salah satu teman
untuk modal tambahan. Dalam hal strategi pemasaran, kami memanfaatkan media sosial menjadi platfrom utama kita dalam pemasaran
produk, dengan memanfaatkan jaringan atau relasi pertemanan serta kita juga
membuat sosial media di Instagram yang bernama @tasty.swd. Karena target
pasar kami anak muda yang didominasi mahasiswa, maka kami melakukan penyesuaian
harga produk agar lebih terjangkau serta kompetitif. Ada beberapa usulan harga
mulai dari Rp 3.000/pcs sampai Rp 5.000/pcs. Namun setelah beberapa
pertimbangan dari beberapa faktor seperti labakeuntungan yang akan kita ambil,
dan biaya produksi, maka kami sepakat
memutuskan untuk menjual Tasty Sandwich dengan harga Rp3.000
Metode penjualan yang kami gunakan yaitu
Pre-Order (PO), di mana kami membuka pesanana terlebih dahulu, setelah ada yang
memesan maka kami akan memproduksi sesuai dengan pesanan yang telah diterima,
selain itu juga agar mengurangi risiko produk tidak laku dan menghindari
kerugian.
CHAPTER
4:
REALISASI
IDE BISNIS
Setelah
melalui berbagai hal, kami mulai merealisasikan bisnis tersebut dengan langkah
awal yaitu pembagian tugas masing-masing. Lala bertugas sebagai konten kreator
dengan pengelola utama akun media sosial supaya memberikan pelayanan yang cepat
tepat. Khofifah sebagai pemasaran secara
langsung dari mulut ke mulut. Junia bertugas sebagai pembuat logo dan juga
poster untuk kemudian dikelola oleh Lala.
Metode penjualan kami adalah
Pre-Order di hari Selasa dan Kamis, karena menyesuaikan jam mata kuliah agar
tidak bertabrakan. Dalam setiap open, kami hanya memproduksi 14 pcs roti
sandwich yang bertujuan menarik minat konsumen. Hal ini karena bahan-bahan
sandwich juga tidak dapat bertahan lama, kamu selalu mempersiapkan bahan baku
di hari produk ready. Kecuali Patty, saos dan mayoanise dihari sebelum ready.
Dalam proses produksi, kami membagi tugas dengan rata. Lala bertugas memanggang
roti dan patty, Khofifah menyusun roti dan memotong tomat serta timun,
sedangkan Junia bertugas menempelkan
sticker pada kemasan yang sudah dibuat oleh Lala. Tidak lupa, kami juga
mendokumentasikan produk baik foto ataupun video yang kemudian kami unggah di
sosial media.
CHAPTER
5:
EVALUASI
BISNIS
Dalam
menjalankan suatu bisnis tentunya akan banyak hal yang terlewati dan kurang
maksimal, oleh karena itu evaluasi ini di perlukan guna memperbaiki jalannya
bisnis agar lebih optimal dan lebih baik. Terlebih bagi kami yang baru pertama
kali menjalankan bisnis baru dan dimulai dari nol, kurangnya pengalaman yang
kita miliki mengharuskan kami untuk terus belajar dan memahami kebutuhan
konsumen. Maka dari itu pada saat eksekusi bisnis ini, kami perlu memperbaiki
berbagai hal yang menurut kami kurang maksimal.
Evaluasi pertama
Evaluasi pertama yang sangat kami perhatikan tentang varian sandwich itu
sendiri, sehingga konsumen akan merasa bosan apabila hanya dengan varian
original. Maka kami menambah 1 varian rasa baru yakni dengan tambahan isian
keju. Minat konsumen sangat rendah, sehingga kami hanya menawarkan sandwich
original saja.
Evaluasi kedua, yaitu pada pembelian
patty, saos dan mayonaise yang tidak semua toko tersedia atau harganya tinggi.
Maka solusi yang kita ambil yaitu kita membeli ke agen yang ada, dikarenakan
bahan yang kita cari berpotensi ada dan harga yang kita dapatkan juga lebih
ekonomis. Evaluasi ketiga yaitu, untuk produksi selanjutnya harga/pcs naik
menjadi Rp.4000/pcs dikarenakan jika kita masih tetap Rp 3000/pcs keuntungan
yang kita dapatkan sangat sedikit serta menghindari kerugian.
Setelah mengevaluasi hal-hal
tersebut, kami pun merencanakan bisnis yang lebih baik lagi ke depannya. Kami
berkomitmen untuk membangun mentalitas seorang wirausahaan sebagai media
pembelajaran kewirausahaan di semester ini.
“GIZI
BERKUALITAS, LAPARMU TUNTAS!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar