Business plan Rice Bowl Katsu Ayam

    Rice Bowl merupakan salah satu bisnis kuliner cepat saji yang sedang berkembang pada saat ini. Jenis makanan ini dinilai praktis dan bergizi tinggi karena dalam satu mangkuk tersaji makanan pokok dan beragam jenis lauk pauk. Produk ini merupakan hasil kreativitas dalam membuat makanan dari nasi dengan perpaduan ayam yang dibuat secara homemade. Kami mempromosikan produk ini melalui platform utama dari media sosial. Produk ini menjadi pilihan yang menarik bagi konsumen yang mencari makanan untuk memulai aktivitas dalam sehari-hari. Fokus kami pada produk ini untuk terus berinovasi dan dapat mengikuti perkembangan teknologi dan kami yakin produk ini bisa berkembang di pasaran.

    Rice Bowl merupakan salah satu bisnis kuliner cepat saji yang sedang berkembang pada saat ini. Jenis makanan ini dinilai praktis dan bergizi tinggi karena dalam satu mangkuk tersaji makanan pokok dan beragam jenis lauk pauk. Produk ini merupakan hasil kreativitas dalam membuat makanan dari nasi dengan perpaduan ayam yang dibuat secara homemade. Ayam katsu yang kami sajikan diolah dengan bahan-bahan berkualitas tinggi, sehingga memberikan cita rasa yang lezat dan gurih, serta memberikan pengalaman kuliner yang memuaskan bagi konsumen. Kami mempromosikan produk ini melalui platform utama dari media sosial, seperti Instagram dan WhatsApp, untuk menjangkau lebih banyak konsumen secara luas. Kami juga menggunakan strategi pemasaran digital yang efektif untuk menarik perhatian pelanggan potensial, termasuk melalui konten visual yang menarik dan promosi menarik. Produk ini menjadi pilihan yang menarik bagi konsumen yang mencari makanan untuk memulai aktivitas dalam sehari-hari. Dengan kemasan yang praktis dan higienis, Rice Bowl Chicken Katsu dapat dinikmati di mana saja, baik di rumah, di kantor, maupun saat bepergian. Fokus kami pada produk ini adalah untuk terus berinovasi dan dapat mengikuti perkembangan teknologi.

    Kami berusaha untuk selalu menghadirkan inovasi baru dalam menu dan pelayanan, serta memanfaatkan teknologi terkini untuk meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas pelayanan kepada konsumen. Kami yakin produk ini bisa berkembang di pasaran, mengingat tren makanan cepat saji yang terus meningkat dan permintaan konsumen terhadap makanan yang praktis namun bergizi. Dengan menjaga kualitas dan konsistensi rasa, serta terus berinovasi, kami optimis bahwa Rice Bowl Chicken Katsu akan menjadi pilihan utama bagi banyak konsumen. Kami juga berencana untuk memperluas jaringan pemasaran dan distribusi, serta membuka lebih banyak outlet di berbagai lokasi strategis untuk menjangkau lebih banyak pelanggan. Dengan komitmen yang kuat dan semangat kewirausahaan, kami percaya bahwa Rice Bowl Chicken Katsu memiliki potensi besar untuk sukses di industri kuliner yang kompetitif.

1Menentukan Ide Bisnis Plan

    Langkah pertama kelompok kami menentukan ide bisnis plan. Pada bagian ini kelompok kami sempat bingung untuk menentukan produk yang akan di pasarkan, kami membutuhkan beberapa hari untuk mematangkan produk yang akan dipilih. Setelah beberapa hari kemudian kami berkumpul dan berdiskusi lagi untuk mematangkan produk kami, akhirnya kami memilih produk yang bernama “Rice Bowl Chicken Katsu”. Setelah sudah matang memilih produk itu kami melihat YouTube tentang pemasaran Rice Bowl Chicken Katsu untuk menambah inspirasi kami. Ide-ide kami mulai muncul untuk mengembangkan produk kami agar lebih dikenal di kalangan mahasiswa dan masyarakat sekitar. Kami mengenalkan produk dengan cara membuat brosur dan iklan semenarik mungkin kemudian di posting pada media sosial, selain itu kami juga menyebarkan brosur Chicken katsu ini kepada beberapa mahasiswa agar produk kami ramai. Salah satu anggota kelompok kami ada yang pernah memiliki usaha produk ini, jadi kelompok kami lebih yakin bahwa produk ini jika di pasarkan akan banyak menarik konsumen untuk membeli. Sasaran kami yaitu mahasiswa kampus, karena produk kami tergolong makanan berat jadi kami menyediakan para mahasiswa di kampus yang sedang lapar. Pada tahap awal ini kami berharap produk kami dapat dikenal konsumen dan dapat terjual. Rencana kelompok kami pada penjualan produk ini menggunakan sistem pre-order, jadi kami memposting brosur di media sosial kemudian kami membuat list pesanan dengan waktu 2-3 hari. Alasan kami memilih menggunakan sistem pre order karena kami terkendala jarak rumah yang jauh. Menurut kami menggunakan sistem pre order ini dapat menjadikan mudah dan praktis dalam menjual suatu produk.

2. Orderan Pertama

    Pada hari Senin kelompok kami mulai mengkampanyekan serta memasarkan produk di akun media sosial masing-masing. Setelah kami memposting brosur tidak lama kemudian banyak yang menanyakan produk kami. Pada hari Senin ini mungkin tidak banyak yang pesan hanya sekedar bertanya saja, namun kami tidak patah semangat kemudian di hari berikutnya kami tetap membuat story lagi. Pada hari ke 2 kita memposting brosur produk alhamdulillah kita mendapatkan 16 orderan. Setelah itu kita close open pre order kita. Produk kami akan ready 2 hari setelah close pre order. Pada hari Kamis, karena hari Kamis pagi kita ada kuliah jadi kita bersepakat untuk membuat pesanan setelah kuliah selesai. Setelah selesai kuliah kita mulai list bahan dan peralatan untuk dipersiapkan. Disini kita bagi tugas ada yang pergi ke pasar untuk membeli bahan dan ada yang di kos untuk mempersiapkan peralatan. Terik siang matahari pun terasa menyengat namun tidak menjadi alasan kami untuk membuat pesanan ini, kami merasa senang dan ceria karena ini salah satu tantangan kami untuk bisa mengenalkan produk agar lebih di kenal luas oleh mahasiswa dan masyarakat sekitar. Setelah semua sudah kumpul di kos kita mulai memasak. Kami disini bagi tugas agar cepat selesai. Intan dan yogi mengupas wortel dan kubis untuk lalapannya, Annisa memotong ayam dan menyiapkan bumbu bumbu, Alya memasak nasi dan Pungki menyiapkan peralatan di dapur. Disini kami sibuk mengerjakan tugas masing-masing agar cepat selesai. Setelah semua sudah selesai ayam katsu akan di goreng hingga matang. Dengan menunggu ayam katsu di goreng oleh Pungki, Annisa membuat kuah saos untuk toping ayam katsunya. Setelah semua sudah matang tahap selanjutnya kami akan plating. Pada saat plating ini kelompok kami membagi tugas ada yang mencetak nasi ke rice bowl ada juga yang memotong ayam katsu. Kemudian dimasukkan ke dalam rice bowl. Rice bowl siap disajikan dan siap untuk COD.

3. Orderan Kedua

    Pagi hari sebelum berangkat ke kampus, Nisa pergi membeli bahan-bahan untuk membuat katsu. Dia membeli daging ayam, tepung roti, kubis, wortel, bawang, telur, saus, dan bumbu seperti Royco. Hari itu, kami mendapat pesanan 20 porsi dan memutuskan memasak di kost Pungki. Setelah tiba di kost, kami langsung membagi tugas. Alya dan Intan mulai mengiris kubis dan wortel tipis-tipis. Pungki dan Nisa menyiapkan daging ayam dan tepung roti. Yogi menyiapkan mangkuk-mangkuk saji. Setelah kubis dan wortel diiris, Alya dan Intan membantu Nisa mengiris daging ayam menjadi potongan kecil. Potongan daging ayam itu dicelupkan ke telur kocok, lalu dilumuri dengan tepung roti sampai merata. Kami mengulang proses ini sampai semua daging ayam siap. Setelah semua daging ayam siap digoreng, kami kembali membagi tugas supaya lebih cepat. Alya dan Pungki membuat saus, mencampur bahan-bahan dan bumbu hingga jadi saus yang enak. Sementara itu, Nisa dan Intan menggoreng daging ayam sampai berwarna kekuningan dan matang. Saat Nisa dan Intan menggoreng daging ayam, Yogi menyiapkan mangkuk saji dengan menata nasi, saus, dan sayuran segar seperti kubis dan wortel. Setelah semua daging ayam matang, Nisa dan Intan menambahkan ayam dan dilaburi dengan saos yang sudah dimasak ke mangkuk- mangkuk yang sudah ditata oleh Yogi. akhirnya semua sudah ditata dimasukkan ke bowl dan siap disajikan Dengan kerja sama dan pembagian tugas yang baik, kami berhasil menyelesaikan pesanan katsu dengan cepat dan efisien. Setiap dari kami berkontribusi dengan baik, memastikan setiap hidangan terlihat menarik dan siap dinikmati oleh pelanggan.

4. Hambatan yang dialami

    Setelah kami berjualan kami mengalami beberapa hambatan, hambatan pertama dalam menentukan waktu untuk melakukan sistem PO karena kami merasa ragu dan takut kalau tidak ada yang pesan. Dan kami selalu optimis dan yakin bahwa jualan kita akan terjual, dan pada akhirnya dalam sistem PO pertama mendapat pesanan yang cukup banyak. Hambatan berikutnya pada saat pembelanjaan bahan pokok untuk di masak, rekan kami Anisa yang belanja dan membawa bahannya dari rumah sampai ke kos rekan kami yang bernama Pungki. Kemudian hambatannya pada waktu itu harga bahan pokok tergolong mahal apalagi harga ayam dan sayuran sangat mahal. Tetapi kita tetap melakukan jualan. Kami membuat produk dengan mengutamakan rasa yang khas dan tampilan yang estetik. Varian produk kami hanya mengutamakan satu varian saja. Produk kami yang sudah familiar di lidah konsumen sehingga akan relatif lebih mudah dan menarik konsumen yang akan memesan. Bahan yang kita gunakan pada waktu itu harganya pada mahal. Pada Kelemahan Belum memiliki cukup pengalaman karena kami baru memulai usaha. Modal juga menjadi salah satu kelemahan kami dan pada saat pembuatan lumayan memakan banyak waktu. Masalah pada makanan rice bowl dilihat dari sifat makanannya, karena sifat makanannya yang tidak bisa tahan lama, rice bowl dapat cepat basi jika kita menggunakan bahan yang tidak berkualitas atau cara memasak kita tidak benar. Kita harus menyiapkan bahan yang berkualitas dan memastikan proses produksi sudah tepat. Saat akan melakukan berjualan kita membutuhkan beberapa percobaan untuk menemukan rasa dan kualitas makanan yang baik. Dengan sifat yang tidak tahan lama, kita harus memberikan batas jarak pengambilan pesanan yang di order untuk menghindari risiko penurunan kualitas makanan. Lalu masalah pada saat itu kami belum sempat melakukan berjualan offline seperti CFD di karenakan jarak tempuh rumah kami yang masing-masing jauh dan kebentrok pada saat bulan puasa anggota kami sebagian ada yang mudik. Masalah pada saat menawarkan produk kami ke orang lain, walaupun dilakukan dengan cara sistem PO kita juga melakukan penawaran produk kita kepada saudara-saudara kami untuk membeli produk kami. Masalahnya ada pada bahan baku yang mahal pada waktu itu, seperti ayam dan sayuran. Pada saat berjualan ada tantangan pada saat berjualan rice bowl kami. Tantangan yang pertama itu merasa takut gagal saat memasarkan produk kami, karena jenis makanan rice bowl sudah banyak yang berjualan itu. Tetapi kita selalu yakin bahwa kita bisa dengan resep dan rasa makanan yang kita jual. Tantangan kedua yaitu kita harus bisa menjaga kualitas makanan yang kita jual. Menjaga makanan penting agar konsumen balik lagi dan lagi untuk mencicipi produk kami. Menjaga kualitas makanan harus menjadi prioritas kami. Tantangan ketiga kami menjaga kehigienisan makanan produk kami.

5. Analisis Keuangan
a. PO Minggu Pertama:
Modal Iuran = Rp 300.000
Biaya Produksi = Rp 205.500 Dengan Pesanan Sebesar 16 porsi, Jadi Pendapatan PO Minggu Pertama = Rp 10.000 x 16 = Rp 160.000
Sisa = Modal Iuran – Biaya Produksi = Rp 300.000 – Rp 205.500 = Rp 94.500
Total Keseluruhan       = Pendapatan PO Minggu Pertama + Sisa
                                         = Rp 160.000 + Rp 94.500 = Rp 254.500
Jadi, dapat kita simpulkan penjualan PO Minggu Pertama mengalami kerugian sebesar Rp 45.500.
b. PO Minggu Kedua:
Total Keseluruhan PO Minggu Pertama = Rp 254.500
Biaya Produksi = Rp 102.500 Dengan Pesanan Sebesar 20 porsi,
Jadi Pendapatan PO Minggu Kedua = Rp 10.000 x 20 = Rp 200.000
Sisa = Total Keseluruhan – Biaya Produksi = Rp 254.500 – Rp 102.500 = Rp 152.000
Total Akhir Keseluruhan       = Pendapatan PO Minggu Kedua + Sisa
                                                    = Rp 200.000 + Rp 152.000 = Rp 352.000
Jadi, dapat kita simpulkan dari penjualan PO Minggu Kedua mengalami keuntungan sebesar Rp 52.000.
3.      Laba Bersih
Pendapatan (Total Akhir Keseluruhan) – Modal Iuran
= Rp 352.000 – Rp 300.000
= Rp 52.000
Dari hasil keseluruhan penjualan Rice Bowl kami mendapatkan keuntungan sebesar Rp 52.000.

6. Penutup

    Kelompok kami berhasil mengembangkan dan memasarkan produk Rice Bowl Chicken Katsu dengan strategi pemasaran yang efektif melalui media sosial dan sistem pre- order. Meskipun menghadapi hambatan seperti harga bahan baku yang tinggi dan logistik, kelompok ini tetap optimis dan berhasil menarik banyak konsumen, terutama mahasiswa. Keberhasilan awal ini menunjukkan potensi besar Rice Bowl Chicken Katsu dalam industri kuliner cepat saji. Dengan fokus pada kualitas, rasa, dan inovasi, kelompok kami berencana memperluas jangkauan pasarnya dan optimis produk ini akan sukses di masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bisnis Plan

FENOMENA HUJAN: STUDI KASUS AIR MATA PENGANTIN

 FENOMENA HUJAN: STUDI KASUS AIR MATA PENGANTIN Tak terasa tahun 2024 akan segera berakhir. Waktunya melakukan tradisi tahunan, yaitu mengev...