Sebagai anak kos tentu saja kuliah jam 7 pagi adalah yang yang
paling menyebalkan, bagaimana tidak, malam tadi saja sibuk drakoran sampai pagi
dan kini malah kuliah pagi. Dengan sangat malas akhirnya aku bersiap siap
sebenernya dosennya baik sih cuma disiplin aja jadi ga berani dateng terlambat.
Sampai di kelas ternyata sudah banyak mahasiswa yang sudah datang, selang
beberapa menit dosennya pun sudah datang, aku yang mengantuk pun berusaha
menahan untuk mendengarkan beliau mengajar.
“Selamat pagi anak-anak, karena matkul kita tentang kewirausahaan
jadi tugas dari saya adalah kalian membuat bussines plan, sebelum itu ada yang
tau apa itu bussines plan?” ucap Ibu dosen
Seperti biasa tidak ada yang mau menjawab, aku pun juga tidak
karena tidak bisa menjawab selain itu juga sangat mengantuk.
“Nggak ada yang mau jawab?” Tanya ibu dosen memastikan.
“Rancangan bisnis yang
berisi rangkuman operasional bisnis secara keseluruhan” jawab salah satu teman
kelasku.
“Iya betul, ada yang mau jawab lagi, mungkin dengan kalimat yang
lebih ringkas?” Tanya ibu sambil berjalan berkeliling kelas.
Sedang asiknya melamun ternyata ibu dosen sudah ada di sampingku,
aku yang sedang melamun pun kaget saat di tanyai.
“Menurut kamu bussines plat itu apasih?” Aku yang ditanyai pun
merasa gugup karena jujur sedari awal tidak terlalu memperhatikan.
“Bussines plan adalah sebuah perencanaan sebelum membuat sebuah
usaha/bisnis.” Jawab aku seadanya, karena jujur aku tidak mengerti.
“Iya jadi bussines plan adalah rencana bisnis, jadi sebelum kita
melakukan bisnis kita harus membuat rancangan perencanaan terlebih dahulu,
tujuannya apa? Agar bisnis kita bisa tau bayangan bisnis kita kedepannya.”
Jelas ibu dosen. Aku pun merasa lega karena jawaban ngawurku benar.
Karena hal seperti tadi tidak terjadi, mau ga mau aku harus
mendengarkan ibu dosen menjelaskan materi tentang bussines plan.
“Tugas untuk kalian adalah silahkan membuat bussines plan,
dilakukan secara kelompok, minggu depan di presentasikan dan setelah membuat
bussines plan kalian bisa berjualan dengan produk kalian masing masing. Baik
sekian kelas dari saya hari ini terima kasih.” Ibu dosen mengakhiri
pembelajarannya.
Wasalam tugas lagi, huft rasanya kepala mau meledak saat mendapat
tugas lagi karena selama seminggu ini semua matkul juga ada tugasnya dan di
kumpulkan migggu depan juga.
****
Akhirnya waktunya istirahat, kini aku dan teman temanku sedang
berapa di kantin kampus untuk istirahat sekaligus makan siang.
“Eh tugas dari ibu dosen tadi gimana? kita sekelompok aja yuk biar
gampang, takutnya kalo sama yang lain ribet apalagi ini tugasnya rada susah.”
Ucap salah satu temanku.
“Boleh boleh, ayok kita sekelompok aja, yang lain gimana? Mau ga?.”
Jawab temanku yang lain.
“Boleh aja sii aku juga gamau ribet, kalo sama yang lain juga takut
pada ribet”
Semuanya mengangguk setuju, kita makan siang sambil ngobrol ngobrol
dan mengomentari setiap orang yang
lewat.
“Eh tapi enaknya kita buat apa ya? Tanya temanku
“Eleh santuy masih lama juga” jawabku dengan santai
“Jangan nyepelein tugas, waktunya kita cuma seminggu, tugas yang
lain juga masih banyak”
“Jual es teh aja wkwk” jawabku sambil becanda
“Jangan udah banyak yang jual” sinis salah satu temannya
Aku pun mengedikkan pundakku, rasanya lapar tapi malah di tambah
berfikir jadi tambah lapar deh.
“Kita cari ide dulu aja nanti kalo udah ketemu di diskusiin malah
yang bagus.”
Kita mengangguk tanda setuju lalu menlanjutkan makan siang kita.
Saat sedang asiknya makan tiba tiba salah satu temanku
memperlihatkan salah satu video dari tiktok yang berisi tentang semua bisnis.
“Eh guys gimana kalo kita jualan piscok aja, itu mudah ga ribet”
usul salah satu temenku.
“Boleh tapi keknya kurang menarik nggak sih tampilannya? Jawab
salah satu temnku
“Oh kita jualan banana roll ajaaa,
hampir mirip piscok tapi itu loh yang di atasnya kek ada selai atau apa
itu yang rasa coklat dll, itu enak banget dehh.”
“Bolehhh ayo kita jualan itu aja”
Setelah diskusi akhirnya kita fiks jualan banana roll. Selain bahan
yang mudah di cari, indonesia juga terkenal sebagai penghasil tersebar pisang
jadi tentu saja kita tidak kesulitan mencari pisang.
Keesokan harinya.
Sesuai kesepakatan kemarin selesai kuliah kita sekelompok akan
mencoba membuat banana roll, kita mulai mencari bahan bahannya seperti pisang
di pasar, kulit lumpia, membeli macam-macam glaze, toping, kardus dan masih
banyak lagi.
Karena siang ini begitu terik akhirnya kita membagi tugas agar
cepat selesai membeli bahan bahannya. Dan aku kebagian membeli pisang di pasar,
hadeh malas sekali rasanya kepasar siang siang selain itu kadang penjual pasar
sangat tidak ramah sekali.
Dan benar saja baru sampai pasar aku dan temanku sudah di marahi
oleh salah satu penjualnya hanya karena berdiri di samping penjual sayuran tapi
tidak membeli dagangannya. Huft sangat menyebalkan.
Dengan mood yang sudah jelek gara gara penjual sayuran mau tidak
mau harus mencari pisangnya. Ternyata setelah berkeliling mencari pisangnya aku
dan temenku juga di marahin penjualnya karena sudah menyentuh pisang tapi tidak
membeli pisangnya. Ya gimana ya, pas di pegang aja kualitasnya jelek banget,
pisangnya udah hampir busuk mana harganya mahal lagi ya nggak di beli kan.
Akhirnya aku dan temen berkeliling lagi untung saja penjual yang ini sedikit
ramah ya walaupun rada julid. Ternyata sesusah itu ya berbelanja ke pasar
langsung, harus menyiapkan kesabaran yang sangat banyak. Setelah membeli pisang
tenyata teman yang lain sudah sampai di kosku akhirnya kita langsung menuju kost.
Sampai di kost tentu saja aku cerita dengan sangat kesal kepada
teman teman ternyata bukan aku saja tetapi yang lain pun juga mengalami yang
yang menyebalkan seperti berkeliling mencari kulit lumpia tapi nggak ketemu
ketemu, beli glaze, tooping, kardus malah mendapat penjual yang genit.
Setelah meluapkan kekesalan
kita masing masing, kita mulai menghitung pengeluaran hari ini sehingga nanti
kita bisa menentukan harga jual yang pas. Beberapa orang ada yang mulai membuat
banana rollnya, seperti memisahkan kulit lumpianya satu satu, memotong pisang
dll. Setelah semuanya terbentuk langsung di goreng agar tidak memakan banyak
waktu.
Aku lah yang akhirnya mendapat tugas menggoreng selain itu kosku
juga aku sebagai manajemen produksi jadi mau tidak mau aku yang harus
menggorengnya. Dari melihat video dari youtube saat menggoreng banana roll
harus sangat sabar karena menggunakan api yang kecil tujuannya agar matang
sampai dalam dan tetap krispi.
“Lama banget si gorengnyaaa, gerah banget di dapur tuh” keluhku
“Ya mau gimana lagi, kan harus pake api kecil biar krispi”
“Tapikan ini lama mana balikinnya susah lagi”
“Sabar ini baru coba buat loh”
Setelah hampir satu jam menggoreng akhirnya selesai juga, sungguhh
di dapur itu sangat menyebalkan karena panas banget.
“Asikkk udah jadi, dari tampilannya keknya enak banget gak sih”
“Sabar di plating dulu habis itu langsung di makan bareng bareng”
“Iya iya”
Setelah di foto dan video sebagai dokumentasi inilah waktu yang aku
tunggu tunggu yaitu makan.
“Asikkkk waktunya makan,” ucapku dengan senang karena akhirnya
lelah seharian di bayar oleh enak dan manisnya banana roll yang kita buat.
“Enak bangettt, fiks kita jual ini ajaa”
Henins banroll itulah nama dari produk kelompok kami. Nama tersebut
di ambil dari nama depan masing masing dan banroll singkatan banana roll,
selain itu setelah di hitung agar mendapatkan keuntungan henins banroll di jual
dengan harga sepuluh ribu dengan isi sembilan pcs. Sangat murah bukan.
Kita juga sepakat membuka pre order setiap hari selasa dan sabtu.
Walaupun kuliah kita padat tapi kita sebisa mungkin meluangkan waktu untuk
berjualan. Sebenarnya kita semua sempat ragu apakah ada yang membeli atau
tidak, karena sedikitnya relasi kita dan masih malu untuk berjualan.
Tapi tak di sangka, open Pre-order yang pertama mendapatkan pesanan
15 porsi, kita di situ rada shock tapi seneng akhirnya usaha tidak menghianati
hasil. Karena yang pertama kita sudah keteteran karena banyaknya orderan,
orderan yang lain kita alihkan ke hari sabtu dan di hari sabtu pun banyak yakni
15 porsi.
Saat pre order ke 3 kita sempat ragu ingin buka apa tidak karena
harga pisang yang melonjak jauh dari harga 8.000-10.000 menjadi 20.000-25.000,
jika ingin mengurangi jumlah takutnya pembeli yang sebelumnya kecawa akhirnya
dengan tekat tetap membuka pre order ke 3 dengan jumlah dan harga yang sama tak
di sangka ada pesanan sebanyak 16 porsi.
Karena kita sudah kelelahan, harga bahan yang tinggi dan juga sudah
mendekati bulan puasa akhirnya kita close order dan akan open order setelah
selesai lebaran nanti dengan berjualan offline.
****
Setelah hampir 2 bulan lebih akhirnya kembali masuk kuliah. Karena
dari awal kita sudah berencana offline tetapi belum menemukan tempat yang cocok
untuk berjualan selain itu banyaknya anggota yang tidak ngekost sehingga
kesulitan mencari waktu yang pas akhirnya kita menunda terlebih daluhu sampai
menemukan tempat dan waktu yang pas.
Karena mepetnya deadline dan kebetulan dekat kampus ada pasar malam
akhirnya kita memutuskan untuk berjualan disana. Sebelum berjualan kita juga
meminta izin kepada pihak pasar malem
dan itu sangat menguras tenaga, ya gimana tidak kita nunggu dari siang ternyata
yang bertanggungjawab baru datang jam 5 sore untung saja di perolehkan untuk
berjualan.
Seuai kesepatakan kami berjualan besok harinya dengan harga sewa
tempat Rp. 20.000 dan Rp.5.000 untuk kebersihan.
Karena yang ngekost Cuma 1 dan yang lainnya rumahnya jauh kita
kekurangan barang-barang untuk berjualan secara offline. Dengan terpaksa kami
membawa barang barang yang belum punya seperti wajan, kompor, dan lain lain.
Keeesokan harinya selesai kuliah kita mulai mempersiapkan bahan
bahan untuk berjualan karena offline kita menurnkan tidak seperti semula karena
faktor tempat dan pembeli.
Sekitar jam 5 sore kita membuka stand di pasar malem, ternyata kita
mendapatkan tempat strategis dan minim pencahayaan sehingga tidak menarik
pembeli.
Kami menyediakan 14 porsi untuk di jual tapi sampai malam hanya
terjual sebanyak 8 porsi yang artinya kita rugi 6 porsi. Sebenarnya kita kecewa
karena tidak laku semua tapi banyak pengalaman yang kita dapatkan dari
berjualan offline dari susahnya minta izin terbih dahulu sampai pembeli pembeli
yang di pasti.
Karena masih tersisa dan takut mubazir akhirnya kami kasih ke
penjual sebelah dan pengurus pasar. Setelah itu kita persiapan tutup karena
sudah malam.
Dari pengalaman kami, bahwa produk kami lebih di minati secara
online dibandingkan offline karena jika
online jangkauan lebih luas dan bisa melayani cod. Jika offline seperti kemarin
jangkauan lebih sempit karena di satu tempat dan dari offline tersebut kita
mengalami kerugian yang besar, sehingga untuk menutupi kerugian offline
tersebut kami berencana untuk membuka pre-order lagi selain itu karena bahan
bahan yang masih tersisa banyak.
Jangan pernah takut untuk memulai sesuatu yang baru karena dari
pengalaman kita bisa belajar dan kegagalan adalah awal dari keberhasilan.
TAMAT
Disusun oleh Kelompok 1 PBS 4D :
1. Syifa Nurrohmah (225231130)
2. Eka Istijabah Sholikhah (225231137)
3. Is Sumami (225231141)
4. Hasna Miftakhul Janah (225231143)
5. Nia Agustin (225231153)
6. Novita Aulia Safitri (225231154)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar