Kelompok 1 PBS 4B:
Zulfaa Alfisyar (225231043)
Aulia Maya Arifin (225231047)
Rizqika Hazar Sayidina (225231053)
Vina Tri Nurhana (225231056)
Rika Nofitasari (225231780)
PENDAHULUAN
Halo halo halo!!!. Perkenalkan kami dari kelompok 1, yang beranggotakan 5 orang terdiri
dari Alfi sebagai leader, Aulia sebagai marketing, Ika sebagai bendahara, Rika sebagai sekretaris,
dan yang terakhir ada Vina sebagai cook helper. Disini kami ingin berbagi cerita mengenai
pengalaman yang kita dapat selama mengikuti mata kuliah Kewirausahaan Islam. Pada mata kuliah
ini kami diberi kesempatan untung berkembang, berinovasi dengan cara membuka usaha. Pastinya
hal itu tidak mudah bagi kami, banyak sekali tantangannya dan susah senang yang harus kami
lewati. Tetapi berhubung kelompok 1 ini beranggotakan orang-orang yang suka tantangan, jadi
kami sangat menikmati setiap proses yang dilewati. Sebelum membuka usaha ini, kami
membutuhkan business plan untuk membantu kami dalam penentuan ide jualan, bahan-bahan yang
diperlukan, modal awal, dan hambatan yang mungkin terjadi dalam penjualan. Dengan banyakna
perbedaan pendapat dan perubahan ide, pada akhirnya kelompok kami memutuskan untuk menjual
produk dessert pudding. Ada hal yang melatar belakangi kami untuk memilih dessert pudding
sebagai produk yang kami jual. Dari segi peminat, pudding adalah makanan yang diminati oleh
banyak kalangan dari anak-anak hingga dewasa. Tekstur pudding yang lebih lembut dari jelly dan
agar-agar serta berbagai rasa yang dimiliki pudding sehingga orang-orang lebih tertarik dengan
pudding. Produk pudding biasanya disajikan dengan fla dan buah-buahan. Tetapi produk milik
kami ini berinovasi dengan menambahkan remahan biscuit regal, whip cream, topping oreo dan
buah strawberry. Dengan banyaknya pertimbangan dan keuntungan yang kami lihat akhirnya kami
memutuskan untuk berjualan dessert pudding.
Banyak sekali hal yang kami lalui dalam menjalankan tugas ini, mulai dari perbedaan pendapat, hambatan, tantangan, bahkan ada hal-hal baru yang kami pelajari yang terjadi dalam pembuatan business plan dan penjualan produk. Pada awalnya kami pasrah jika keuntungan ang didapat hanya sedikit, namun pada akhir penjualan keuntungan yang didapat dilua ekspektasi kami. Semua itu akan kami ceritakan dalam bentuk paper dan video. Pada awalnya kelompok kami memutuskan untuk berbagi cerita melalui video yang akan di upload di Youtube. Namun setelah didiskusikan video kami tidak cukup untuk mencakup semua hal yang kami lalui. Maka dari itu, kami memutuskan untuk berbagi cerita secara lengkap melalui paper dan cerita secara singkat melalui video. Dalam paper ini kami akan menceritakan awal mula pembentukan ide dan apa saja tantangannya. Awal mula belanja bahan, dan toko mana saja yang harus kami datangi untuk 2 mencari bahan dengan harga termurah, dan masih banyak lagi yang akan kami ceritakan. Berikut adalah cerita perjalanan kami dalam menjalankan tugas kewirausahaan Islam, banyak tantangan yang kami lalui tetapi kami selalu menikmati setiap proses tersebut.
Selamat membaca….
Chapter 1: Finding The Idea
Pada minggu pertama perkuliahan, tepatnya pada kelas kedua hari senin kami belajar
mengenai Kewirausahaan Islam. Selain itu, kami mendapatkan tugas business plan dan tugas untuk
membuka usaha. Setelah kelas selesai, langsung dibentuk kelompok dengan cara di spin. Dan
akhirnya terbentuk kelompok kami, tidak terpikirkan sama sekali jika Alfi, Vina, Aulia, Ika, dan
Rika menjadi satu kelompok. Kebetulan sekali, kami orang- orang yang suka tantangan dan suka
hal-hal baru dijadikan menjadi satu. Saat itu juga kami langsung membuat group chat untuk
memudahkan berkomunikasi satu sama lain. Kami langsung mencari referensi produk melalui
social media dan kami juga menentukan hari untuk mengerjakan business plan.
Pada minggu pertama ini, entah mengapa semua tugas mata kuliah bebarengan. Jadi kami
harus pintar memanajemen waktu. Kelompok kami mengerjakan business plan sambil
mengerjakan tugas mata kuliah lain. Ide pertama muncul dari Alfi, dia berpendapat bagaimana jika
kami berjualan donat mini. Ide bagus sih, tapi kalau dipikir-pikir lagi donat mini sudah banyak
yang menjual. Jadi diputuskan kami mencari ide lagi, setelah didiskusikan ada dua pilihan produk.
Pertama adalah mango sticky rice dan yang kedua adalah dessert box, akhirnya setelah melalui
diskusi panjang kami memilih untuk berjualan mango sticky rice. Memang kedua pilihan produk
ini sama-sama ribet dalam proses pembuatan, tapi kami memilih mango sticky rice karena produk
ini tidak membutuhkan oven. Kami mulai mencicil mengerjakan business plan, mulai dari list
bahan-bahan sampai memperkirakan berapa modal yang kami butuhkan. Kami juga sudah
terpikirkan untuk membuat varian keju. Wah pasti enak banget.
Awalnya semua berjalan lancar, tetapi mendekati hari presentasi kami mempunyai
hambatan. Bulan februari ini, bukanlah bulan musim manga, kami mulai kepikiran dimana kami
bias mendapatkan mangga arum manis. Di pasar dan toko buah pun kami jarang menemui ada
yang menjual mangga arum manis. Ika mencoba untuk menanyakan kepada temannya dimana dia
membeli mangga, karena kebetulan sekali teman Ika berjualan sago mango. Kami juga mencaricari dimana toko buah yang menjual buah mangga arum manis dan ternyata susah sekali. Mulai
dari sini muncul kekhwatiran dari Rika, bagaimana jika kami tidak menemukan mangga arum
manis dan pastinya kalua ada harganya akan sangat mahal. Sambil mencari buah mangga, kami
mulai berdiskusi kembali, mengenai produk pengganti jika buah mangga benar-benar tidak ada.
Mulai dari sini muncul drama, produk apa yang harus kami jual, ada beberapa pilihan yang
pertama ada salad buah, kedua banoffee, ketiga salad jelly, dan yang keempat adalah dessert
pudding. akhirnya setelah perdebatan yang panjang, kami menjadikan dessert pudding sebagai
plan b. Ada beberapa alasan mengapa kami tidak memilih ketiga produk tersebut. Pertama, salad
buah, dikarenakan salad buah memerlukan banyak buah-buahan seperti semangka, melon, apel,
pir, buah naga, dan masih banyak lagi, jadi kami akan membutuhkan modal yang cukup besar.
Kedua, banoffee, memang banoffee jarang ada yang menjualnya, tetapi untuk proses
pembuatannya susah dan harga bahannya terbilang cukup mahal. Ketiga, salad jelly, salad jelly
sudah banyak yang menjualnya dan terbilang cukup pasaran. Karena kami membutuhkan produk
yang berinovasi, maka kami memilih dessert pudding sebagai plan b, selain jarang ada yang
menjual dessert pudding, proses pembuatan sangat mudah, dan bahan yang diperlukan memiliki
harga terjangkau.
Di hari ke esokannya, tepatnya pada hari sabtu, Alfi, Rika, dan Ika memutuskan untuk
pergi ke pasar kartasura untuk mencari buah mangga. Namun, setelah memutari pasar, tidak ada
satu pun toko buah yang menjual buah mangga. Zonkk…. Akhirnya, kami memutuskan
menggunakan plan b, memang keputusan kami terbilang nekat, karena hari itu sudah h-2 untuk
presentasi dan business plan juga sudah 80% jadi. Mau bagaimana lagi, jika kami tidak mengganti
dengan plan b, maka kami akan keteteran pada saat pembuatan produk. Selanjutnya kami memutari
daerah kartasura untuk mencari swalayan yang menjual bahan dessert pudding dengan harga
murah. Kami memutuskan untuk pergi ke laris, selain untuk mengecek harga kami juga bermaksud
untuk membeli dan akan digunakan untuk membuat tester. Setelah itu, kami pergi ke kampus untuk
mengerjakan business plan dari awal.
Chapter 2: Making Product Testers & Presentation Story Business Plan
Di hari berikutnya pada hari minggu kami ke rumah Aulia untuk membuat teaster, tetapisebelum ke rumah Aulia, kami mampir ke toko buah untuk membeli buah strawberry dan membeli
cup, sendok di toko plastik selanjutnya kami langsung menuju lokasi yaitu ke rumah Aulia. Ketika
kami menuju rumah Aulia kita mendapat banyak halangan karena ada perbaikan jalan sehingga
kami mengalami kesasar dan memakan banyak waktu dijalan. Setelah sampai ke rumah Aulia kami
mengobrol dengan neneknya yang sangat amat humble sekali dan juga berkenan rumahnya kami
tempati untuk membuat teaster.
Kami membuat teaster bersama sama tanpa ada kendala disitu kami membuat dessert
puding dengan 2 rasa yaitu coklat dan strawberry , kami hanya membuat 4 untuk Ibu Sri Haryanti
selaku dosen kewirausahaan islam dan 2 untuk dibagaikan ke teman teman buat mencicipi produk
kami agar kami tahu rasa apa yang kurang dan kami akan memperbaiki jika ada kekurangan, tapi
kami juga menyisihkan sedikit untuk kami cicipi sendiri dan ternyata rasanya enak apalagi roti
regal dicampur sama margarin dijamin tambah enak dan nikmat karena dari perpaduan roti regal
sama margarin itu memiliki ciri khas bau yang sedap mantep.
Setelah kami selesai membuat teaster tersebut lalu kami berdiskusi untuk memikirkan
business plan untuk persiapan presentasi pada keesokan harinya, tak lupa kami juga memikirkan
nama produk yang tepat harus dikasih nama apa yang cocok, kami sempat bingung mau dikasih
nama apa gataunya namanya simple banget yaitu pudding +62 unik bukan hehe tentu lah unik
karena nama produk itu diambil dari nomer telepon negara Indonesia itu loh kan berawalan dari
+62 sedangkan pudding itu masakan yang kami buat. Setelah itu kami membuat poster untuk kami
promosikan ke social media awalnya juga malu banget karena takut juga nggak ada yang komen
atau pesen gitu huhu tapi kami serentakan untuk memosting di story whatsaap dan kami menunggu
orang yang komen untuk memesan produk kami.
Pada hari senin tepatnya jam 1 siang kami maju sebagai kelompok pertama untuk
mempresentasikan hasil diskusi kami, disitu kami terlihat nervous tetapi kami menyelesaikan
presentasi dengan cukup amat baik. Kami mempresentasikan yang meliputi komposisi produk
seperti bahan pudding (biscuit regal, margarin, bubuk pudding, buah stoberi, daun pandan), bahan
whip cream (bubuk whip chream, air dingin). Berikutnya meliputi aspek pasar meliputi : gambaran
6
umum pasar dan sasaran jenis produk yang dipasarkan, target pasar, pesaing dan yang terakhir
yaitu analisis keuangan, aspek organisasi manajemen.
Setelah presentasi kami mendapatkan kritik dan saran yaitu seperti regalnya keasinan
mungkin itu karena kami mengaduknya belum terlalu rata selebihnya kritik sarannya cukup
memuaskan karena dessert pudding kami memiliki rasa yang pas membuat kami semakin pede
untuk berjualan. Kami sudah memikirkan akan berjualan pertama kali dengan system PO yang
nantinya dari kami akan COD dengan pesanan masing masing.
Chapter 3: First Sale
Pada hari kamis tepatnya habis pulang matkul kami menyempatkan untuk belanja ke Laris
Kartasura yang katanya tempat keperluan belanja anak kos alias anak UIN yang nge kos katanya
di Laris itu harganya cukup terjangkau untuk keperluan mahasiswa dan ternyata benar memang
harganya cukup standar, Cuma di Laris itu antrianya cukup panjang dan panas sekali apalagi kami
belanja habis pulang dari kuliah huh sungguh capek tapi seru karena kami punya pengalaman dan
cerita untuk diceritakan ke teman atau bahkan ke anak kami kelak hehe. Kami membeli untuk
keperluan berjualan pertama kalinya dengan system PO (Pre Order) yang nantinya akan kita cod
kan alias cash on delivery yang merupakan bentuk transaksi keuangan dimana pembayaran
dilakukan setelah barang diantar dan diterima oleh konsumen selain itu kita juga promosi melalui
story whatsapp, Instagram, dan mouth to mouth (mulu ke mulut).
Dengan system PO ini kami cuma buka sekitar 3-4 harinya setelah itu kami tutup dengan
close order yang nantinya akan kita beritauhkan melalui story whatsapp, Instagram. Setelah close
order kami berdiskusi untuk kapan kami akan membuat dessert pudding tersebut dan dimana kami
akan membuat dessert pudding tersebut dan ternyata kita membuatnya dirumah Aulia lagi karena
kami memilih lokasi yang tengah tengah soalnya Alfi, Rika berlokasi di Kartasura tetapi Rika kos
sehingga laki laki tidak boleh masuk ke dalam sedangkan Alfi dapurnya kurang muat kalua kita
tempati bareng bareng maka dari itu kami memilih rumah Aulia yang berada ditengah tengah tidak
jauh dan juga tidak dekat sebenere hehe
Pada hari sabtu pagi bertepatan dengan kami libur dan tidak ada jadwal kuliah yang masuk
disitulah kami membuat pesanan dessert pudding. Kami berempat yaitu Alfi, Rika, Ikaa, Vina
menuju rumah Aulia sekitar jam 7 pagi agar kami bisa selesai lebih awal / cepat sebelum duhur
dikarenakan Aulia mempunyai kesibukan lain yaitu bekerja, sangat capek bukan kuliah sambal
kerja tetapi juga seru karena sudah mempunyai penghasilan sendiri itung itungan buat jajan atau
ditabung untuk membeli sesuatu yang kita inginkan.
Setelah selesai membuat dessert pudding tersebut kami siap siap packing buat dianter ke
orang yang memesan alias kami cod ditengah tengah lokasi agar tidak kejauhan, masing masing
dari kita membawa bagian pesanan sendiri sendiri karena kami cod juga sendiri sendiri ada yang
langsung cod dan ada juga yang cod dikeesokan harinya alias hari minggu dan senin.
Namun ternyata pada awal penjualan kali ini kami belum memenuhi target tetapi sudah
mampu menutup modal awal walapun tidak memenuhi target yang kami inginkan, dikarena juga
pertama kali memulai berjualan jadi kami memaklumi hasil yang kami dapat tapi kami tidak
berhenti disitu, kami terus berfikir bagaimana supaya penjualan ini mencapai target dan mendapat
keuntungan.
Setelah kami berdiskusi panjang kali lebar dan memutar otak akhirnya kami menemukan
jalan keluar dari ini semua yaitu kami berinisiatif untuk berjualan di CFD Selamet Riyadi, saksikan
cerita kami berikutnya di chapter ke 4.
Chapter 4: Selling At Car Free Day
Pada minggu kedua ini, kami mencoba untuk menjual produk kita secara offline di cfd
Slamet Riyadi. Kami berjualan di cfd tepat pada minggu sebelum Ramadhan. Sebelumnya kami
pun sudah membayar tempat cfd kepada pihak panitia penyelenggara. Sama seperti minggu
kemarin kami masih menggunakan bahan-bahan yang sama dari grosir yang sama juga. Kami pun
membuat pudding +62 secukupnya dirumah Aulia. Pudding dibuat sebagus mungkin dan
semenarik mungkin supaya bisa menarik pembeli. Setelah semua pudding jadi, lalu dimasukkan
semua pudding ke kulkas untuk di jual besok pagi pada saat cfd.
Pada penjualan minggu ini, pudding +62 masih belum menggunakan topping oreo
diatasnya, tetapi kami menggunakan potongan daun pandan sebagai topping untuk pudding coklat,
sedangkan untuk pudding strawberry tetap menggunakan potongan buah strawberry sebagai
topping.
Penjualan minggu kedua ini ternyata lebih berat dan juga lebih menantang, karena kami
harus berangkat pagi subuh sekitar jam setengah lima. Ika bertugas untuk berangkat lebih pagi dan
pergi ke cfd terlebih dahulu untuk keep tempat berjualan. Vina berangkat jam setengah 5 dari dan
menuju rumah Aulia untuk mengambil pudding. Sedangkan Alfi dan Rika berangkat dari
Kartasura ke rumah Aulia untuk membantu mengambil pudding. Disini Alfi dan Rika sangat riweh
karena harus membawa termos, membawa meja. Begitu juga Aulia dan Vina juga membawa
pudding dagangan beserta meja.
Setelah semuanya sampai ke cfd, kami langsung prepare di tempat yang sudah dipesan.
Prepare dimulai dari menyusun 3 meja lipat lalu ditumpuk jadi satu dan ditutupi kain. Kami
terpaksa menggunakan meja kreatif itu dikarenakan kurang adanya biaya untuk sewa meja terlebih
lagi bingung juga gimana cara bawa meja nya dengan aman sampai ke tempat cfd, yang pasti ribet
juga. Kemudian kami pun mulai mendisplay pudding +62 ini. Setelah dagangan kami siap, kami
memulai berjualan, namun setelah beberapa menit kami belum menemukan customer atau pembeli
yang mampir di stand kami dikarenakan kurang adanya banner iklan sehingga customer tidak tahu
tentang produk yang kami jual, kami pun juga sudah melakukan promosi untuk menarik pelanggan
di cfd. Tetapi ada kejadian yang mengejutkan, tiba-tiba meja jualan jatuh dikarenakan kurang
seimbang, sehingga kami hanya menggunakan 2 meja tumpuk.
Kemudian kami melakukan trobosan baru dengan cara menjemput pembeli, kita pun
membagi tugas secara bergantian yaitu 2 orang menjaga stand dan 3 orang berkeliling area cfd
untuk menawarkan produk kami, rasanya sangat berat karena hanya ada beberapa orang saja yang
tertarik dengan pudding +62 ini. Dikarenakan juga kami masih malu-malu untuk berjualan secara
face to face dengan customer dan juga promosi kita kurang selama berkekliling cfd. Kami tidak
hanya berjualan di cfd saja, tetapi juga melakukan cod dari pemesanan pada minggu sebelumnya.
Setelah dagangan habis, kami semua pun otw pulang ke rumah Aulia.
Namun, ditengah perjalanan pulang tiba-tiba meja yang dibawa Aulia malah jatuh ke jalan
gegara ulah si ibu-ibu yang tidak senonoh naik motor. Sampai diliat beberapa pengendara motor,
akhirnya si Vina langsung mengambil meja yang terjatuh hahaha sungguh kejadian yang sangat
memalukan. Karena si Aulia sudah terbawa emosi dengan ibu-ibu tersebut akhirnya aulia mulai
mengklakson ibu-ibu itu terus hingga sampai dirumah aulia. Setelah semua anggota kelompok
sampai di rumah Aulia, kami pun beristirahat sebentar karena lelah harus berjualan keliling cfd
dibawah teriknya panas matahari yang menyengat, tetapi Vina langsung pulang dikarenakan ada
acara keluarga. Selang beberapa menit, akhirnya Ika, Alfi, dan Rika juga pulang ke rumah masing masing.
Dari penjualan tersebut kami dapat mendapatkan hasil yang cukup memuaskan dengan
terjualnya beberapa produk kami, dari hasil penjualan minggu ke-2 ini kami mendapatkan
keuntungan yang melebihi minggu pertama ya walaupun dibantu dengan ada acara cod tapi sudah
cukup kok namun dengan kosekuensi lebih beratnya mengorbankan tenaga dan waktu yang cukup
berat. Walaupun sangat berat rasanya berjualan di cfd tetapi hal itu bisa menjadi pengalaman yang
terbaik untuk kita selama berjualan secara offline. Berjualan di cfd ini sebenarnya sangat berkesan
bagi kami, dan akan kami jadikan pengalaman untuk berjualan di aktu berikutnya, ada hikmah
yang didapat juga yaitu harus sabar dan berani mengorbankan waktu, tenaga, dan uang selama
berjualan. Pada chapter selanjutnya, kami memutuskan untuk berjualan dengan sistem PO lagi.
Jangan bosen buat baca chapter selanjutnya yaaa…. Hihihi.
Chapter 5: Skyrocketing Sales Profits
Sesuai dengan judulnya ya profit penjualan pudding +62 mulai meroket pada minggu
ketiga ini yang bertepatan dengan bulan Ramadhan. Kami mulai berjualan lagi dengan sistem PO
(pre-order) dikarenakan lebih efisien selain itu juga menghemat waktu, tempat, dan biaya. Semua
anggota kelompok kita mulai memposting iklan di story wa dan Instagram. Kita memberi trobosan
baru dan berinovasi dengan membuat versi mini dengan size 200ml. Hal ini dikarenakan kita
mendapat masukan dari customer untuk membuat versi yang lebih kecil, dikarenakan cup yang
lebih besar merasa terlalu banyak porsinya. Selain itu lebih variatif dan ekonomis, dengan harga
Rp5000/cup 200ml. Jadi kalo customer punya budget Rp10.000 bisa beli yang varian 200ml karna
nanti dapat 2 dan bisa milih varian rasanya. Kalo beli yang 400ml kan cuma dapat 1 doang, rugi
donggg.
Kami juga berinovasi lagi unuk membuat varian rasa baru dengan topping oreo diatasnya.
Prinsipnya selagi masih muda harus berani berinovasi terus. Jika dilihat dari penjualan pada
minggu kedua dengan sistem PO (pre-order) ternyata rasa coklat lebih banyak diminati daripada
strawberry. Alhamdulillah ada rezeki datang di usaha jualan kami, ada salah satu customer
memborong pudding +62 untuk bersedekah bagi-bagi takjil, semoga berkah selalu ya, Aminnn.
Hal itu tentunya menjadi rezeki usaha kita selama ini. Selain itu juga kami menerima beberapa
reseller untuk menjual kembali pudding +62.
Pada minggu ketiga ini orderan pudding +62 tembus 50 cup lebih. Kami merasa keteteran
karena baru pertama kali ini mendapat banyak orderan, tetapi akhirnya semua berjalan dengan
lancar selama proses pembuatan dan pengemasannya. Lalu kami pun mulai berbelanja beberapa
bahan yang habis menggunakan uang sisa keuntungan dari penjualan minggu kedua, kami pun
membeli lebih banyak bahan pudding coklat dibandingkan strawberry dikarenakan pemesan rasa
coklat lebih banyak dibandingkan rasa strawberry dan juga kami pun membeli beberapa oreo. Lalu
kami pun mulai membuat pudding +62 di rumah Aulia.
Di tengah-tengah proses pembuatan pudding ternyata stok strawberry dipasar juga habis,
sehingga memaksa kami untuk mencari di pasar lain dan keliling mencari di toko lain. Aulia dan
Ika yang bertugas untuk mencari strawberry, akhirnya dapat strawberry di pasar. Ternyata eh
ternyata buah strawberry itu malah busuk, ada saja tantangannya selama berjualan. Lalu
12
selanjutnya Alfi dan Ika yang berkeliling 7 galaksi untuk mencari buah strawberry. Akhirnya kami
pun mendapat buah strawberry setelah keliling 7 galaksi di beberapa toko lain, yaitu di daerah
Kartasura. Kami pun melanjutkan memberi topping di atas pudding dan dimasukkan di kulkas
sebelum proses packing untuk cod.
Setelah semua orderan selesai dibuat kami melanjutkan packing dengan menggunakan 2
kardus, dan ada juga yang dipacking di tas totebag. Selain itu, ada beberapa yang langsung cod
dan sisanya cod pada hari selanjutnya. Pada penjualan minggu ketiga ini ternyata sangat
membuahkan hasil setelah kami berjuang berjualan di cfd pada minggu sebelumnya. Kami
mendapatkan keuntungan yang lumayan pada minggu ini, lalu keuntungan tersebut dibagi pada
setiap anggota kelompok kami.
Yang dirasakan oleh kelompok kami selama berjualan pada minggu ketiga ini tentunya
sangat senang karena mendapat rezeki di bulan Ramadhan dengan adanya orderan yang tembus
50 cup lebih, tetapi kami pun juga memiliki hambatan dengan habisnya stok strawberry serta
packing cod yang menggunakan kardus sehingga agak kesusahan saat membawa menggunakan
motor. Ternyata berjualan dengan sistem PO ini lebih mudah dibandingkan dengan berjualan di
cfd karena lebih hemat dari segi tenaga dan juga meminimalisir kerugian yang didapat.
Terimakasih ya buat gak bosen membaca cerita pengalaman kelompok kami berjualan pudding
+62. Jangan kemana-mana yaaa, masih ada kelanjutan cerita selanjutnya saat presentasi tentang
pudding +62 di kelas.
A little story about presentation time
Pengalaman waktu presentasi bisa sangat bermanfaat, baik sebagai bahan refleksi pribadi
maupun sebagai cerita inspiratif untuk orang lain.
Segalanya dimulai beberapa hari sebelum tiba presentasi. Kami harus mempersiapkan
presentasi yang lebih baik dari presentasi yang pertama. Pada waktu itu hari senin setelah selesai
mata kuliah, kami berkelompok untuk membahas mengenai bagaimana konsep dari presentasi
yang akan kami tampilkan. Setelah berpikir panjang akhirnya kami menemukan bagaimana konsep
isi dari powerpoint kita. Yang pertama kami akan membahas mengenai penjualan pada minggu
pertama. Kemudian slide kedua kami membahas penjualan pada minggu kedua. Lalu slide ketiga
kami akan membahas bagaimana penjualan pada minggu ketiga. Kemudian slide yang keempat
kami membahas mengenai evaluasi selama penjualan pudding. Dan slide terakhir berisi kan HPP
(harga pokok penjualan). Semua ini harus kami pikirkan matang-matang karena ini merupakan
kesempatan besar bagi kami untuk memperbaiki apa saja yang kurang dari presentasi sebelumnya.
Tibalah hari yang dinanti. Saat mulai berbicara, kami merasa gugup. Tetapi seiring
berjalannya waktu kami perlahan mulai merasa lebih tenang dan nyaman. Seperti berbicara
layaknya kepada teman biasanya. Kami fokus pada informasi yang kami sampaikan. Dimulai dari
Rika menjelaskan tentang bagaimana penjualan di minggu pertama yang berisi kan bagaimana
awal mula kami berbelanja bahan untuk membuat pudding, kemudian bagaimana cara
membuatnya, lalu marketing untuk mempromosikan produk secara online serta menjelaskan
keuntungan diminggu pertama yang ternyata masih belum memenuhi target tetapi sudah mampu
menutup modal awal. Kemudian slide kedua dijelaskan oleh Vina, pada slide ini berisi kan
mengenai penjualan kami diminggu kedua, yaitu bagaimana kami berjualan secara offline di CFD
Slamet Riyadi, kemudian menceritakan bagaimana ribet nya serta keteteran kami dalam membawa
barang serta dagangan kami ke lokasi. Dan ternyata sampai dilokasi masih belum ada customer
yang mampir di stand kita dan akhirnya memutuskan untuk berinisiatif berjualan secara berkeliling
dan ternyata keuntungan nya malah lebih sedikit daripada di minggu pertama. Kemudian pada
slide ketiga dijelaskan oleh Aulia, dimana isi dari slide ketiga adalah bagaimana penjualan di
minggu ketiga ini kami mendapatkan keuntungan yang melibihi dari minggu pertama dan kedua.
Pada slide ini Aulia menjelaskan bahwa penjualan minggu ketiga ini berpapasan dengan bulan
Ramadhan. Ada seseorang yang memborong untuk dibagikan takjil. Sehingga mendapatkan
14
orderan yang melibihi target. Selain itu juga pada minggu ketiga ini kami melakukan inovasi baru
pada rasa dan ukuran cup. Kemudian di slide keempat dijelaskan oleh Ika, pada slide ini dijelaskan
berapa modal awalnya kemudian berapa keuntungan nya. Dan setelah dihitung keuntungan
penjualan pudding diminggu pertama sampai minggu ketiga sekitar tiga ratus ribuan. Lalu di slide
terakhir dijelaskan oleh Alfi tentang bagaimana evaluasi selama penjualan.
Setelah presentasi selesai, sesi tanya jawab dimulai. Ini merupakan bagian yang paling
menantang, karena kami harus siap menjawab pertanyaan yang tak terduga. Untungnya, kami
sudah mempersiapkan kemungkinan pertanyaan dan jawabannya. Alhamdulillah presentasi
berakhir dengan baik.
Pengalaman ini tidak hanya memperkuat kemampuan presentasi didepan orang tetapi juga
meningkatkan kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan profesional di masa depan.
FINANCE
Kalau di lihat-lihat, penjualan kami selama berjualan ternyata menghasilkan keuntungan
yang banyak. Walaupun minggu kedua kami hanya dapat keuntungan yang ga beda jauh dari
keuntungan minggu pertama. Mau bagaimana lagi, namanya juga usaha baru pasti banyak banget
rintangannya. Rezeki sudah ada yang mengatur, kita sebagai manusia bisanya cuma berdoa dan
berusaha. Saat minggu ketiga, kami udah hopeless sama hasil penjualan COD, kami overthingking
banget, gimana ya kalau jualan dessert ini ga banyak yang beli. Karena kita open pre-order hanya
dalam waktu tidak ada seminggu. Eh ternyata, kalau sudah rezeki tak kan kemana, minggu ketiga
ini kami kebanjiran orderan. Nah kalau di rinci lagi, keuntungan kami banyak banget, bahkan
setiap anak bias dapat lima puluh ribu rupiah lebih. Berikut keuntungan yang kami dapat.
Minggu pertama
Modal : Rp. 130.000
Pendapatan : Rp. 200.000
Keuntungan : Rp. 70.000
Minggu kedua
Modal : Rp. 171.200
Pendapatan : Rp. 210.000
Keuntungan : Rp. 38.800
Minggu ketiga
Modal : Rp. 181.000
Pendapatan : Rp. 375.500
Keuntungan : Rp. 194.000
Pada minggu pertama ini, kami berhasil menjual 20 cups dessert pudding dengan ukuran
400 ml. sedangkan pada minggu kedua ini, walaupun kami mengalami kenaikan pendapatan, kami
juga mengalami penurunan keuntungan. Karena pada minggu kedua ini, uang pendapatan kami
juga terpotong untuk membayar sewa tempat di CFD, selain itu juga kami juga membeli bahanbahan yang sudah habis. Pada minggu ketiga ini, penjualan kami naik pesat, karena bertepatan
dengan bulan Ramadhan ada pesanan untuk bersedekah, dan ada juga yang membeli desser
pudding untuk dijual kembali.
CLOSING
A. Tantangan dan Hambatan
Mengelola bisnis dessert pudding memang menarik, tetapi juga penuh hambatan dan
juga tantangan. Berikut adalah beberapa tantangan yang telah kami hadapi selama menjalankan
bisnis ini:
1. Kualitas Bahan Baku: Mendapatkan bahan baku berkualitas dengan harga yang terjangkau
bisa menjadi tantangan. Bahan berkualitas yang buruk dapat mempengaruhi rasa dan
tekstur pudding, sehingga menurunkan kepuasan pelanggan.
2. Pengelolaan Stok: Dessert pudding biasanya memiliki umur simpan yang terbatas.
Pengelolaan stok yang kurang tepat bisa mengakibatkan kerugian karena produk yang
kadaluarsa. Jadi kami menyarankan untuk menyimpan nya di dalam kulkas dengan masa
simpan selama 7 hari.
3. Inovasi Produk: Pasar makanan manis sangat dinamis. Bisnis harus terus berinovasi dengan
memperkenalkan rasa baru, variasi, dan penyajian yang menarik untuk menjaga minat
konsumen. Pada inovasi ini kami menambahkan varian rasa coklat dimana sebelumnya
hanya rasa strawberry saja. Selain itu kami juga menambahkan ukuran cup yang lebih kecil
dari sebelumnya. Jadi konsumen yang makan kebanyakan pada ukuran cup sebelumnya
bisa membeli ukuran cup yang lebih kecil.
4. Promosi dan Pemasaran: Menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang lama
memerlukan strategi pemasaran yang efektif. Mengandalkan pemasaran dari mulut ke
mulut saja mungkin tidak cukup. Dengan memanfaatkan media sosial dan platform online
bisa sangat membantu.
Mengatasi tantangan serta hambatan ini memerlukan perencanaan yang matang,
inovasi yang berkelanjutan, dan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan pasar.
B. Evaluasi
Melakukan evaluasi bisnis dessert pudding sangat penting untuk memastikan
keberhasilan jangka panjang dan kemampuan untuk bersaing di pasar. Kami harus bisa
mendapatkan bahan baku berkualitas dengan harga yang terjangkau, agar konsumen kami
17
dapat menikmati rasa dan tekstur pudding dengan puas sesuai dengan budget. Kemudian jika
dilihat dari perbandingan penjualan minggu pertama dan minggu kedua, kami melakukan
evaluasi ternyata penjualan secara sistem PO (Pre Order) jauh lebih menguntungkan daripada
penjualan langsung di CFD (Car Free Day), apabila dilihat dari segi keuntungan, tenaga, dan
waktu. Kemudian pada minggu ketiga kami menerima kritik dan saran mengenai variasi
ukuran cup dan rasa, setelah dipertimbangkan saran dari customer ternyata bisa lebih
menguntungkan dari penjualan sebelumnya.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar