Perjalanan Sukses Pudot: Dari Ide Inovatif Sampai Keberhasilan Komprehensif

-by Adelia Handayani  

  Di tengah kesibukan semester 5 yang penuh dengan tugas dan tanggung jawa akademis, Saya, Dea, dan Azizatul dihadapkan pada tantangan baru yang diberikan oleh dosen mata kuliah Kewirausahaan Islam, Ibu Sri Haryanti, S.E., M.M. Tugas tersebut adalah untuk membuat proposal bisnis dan mendirikan usaha kecil. Pada awalnya, kami merasa bingung dan ragu akan kemampuan kami untuk menjalankan tugas ini, terutama karena kami belum pernah memiliki pengalaman berwirausaha sebelumnya. 

   Pikiran kami dipenuhi dengan keraguan, bagaimana mungkin kami yang masih berstatus mahasiswa dapat memulai usaha dan menghadapi berbagai tantangan dalam dunia bisnis? Namun, setelah melakukan diskusi mendalam di antara kami, semangat kami mulai bangkit. Kami menyadari bahwa setiap perjalanan dimulai dengan langkah pertama, dan kami termotivasi untuk mencoba meskipun dengan segala keterbatasan yang ada. Keinginan untuk belajar dan berinovasi mendorong kami untuk melangkah maju dan menjadikan ide-ide kami menjadi kenyataan. 

   Kunci dalam membangun sebuah bisnis ialah berbicara tentang bagaimana merespon ide-ide dan mengimplementasikannya. Karena banyak dari kita yang banyak memiliki ide dan inovasi yang sebetulnya memiliki nilai jual tinggi, namun karena tidak bisa mengimplementasikannya, ide tersebut hanya angan-angan belaka yang terlintas di dalam kepala. Ide-ide tersebut dapat bernilai jika dituangkan ke dalam sebuah kerangka bisnis plan agar dapat berjalan lebih terstruktur dan mencapai tujuan dari sebuah bisnis bahkan hingga memilki pandang kedepan bisnis tersebut.

 Pertemuan demi pertemuan kami habiskan untuk bertukar ide dan gagasan. Setelah berdiskusi, akhirnya kami menemukan ide untuk membuat bisnis usaha dalam bidang kuliner yaitu puding sedot atau biasa di singkat pudot. Pertama kali kami mendengar tentang puding sedot, kami langsung tertarik dengan gagasan ini. Puding sedot adalah inovasi kuliner yang menyajikan puding dalam bentuk praktis dan menarik, dikemas dalam botol dengan sedotan untuk memudahkan konsumsinya. Menurut kami puding sedot cukup mudah dibuat karena menggunakan bahan utama puding instan yang mudah didapatkan di pasar maupun supermarket sehingga tidak akan menyita banyak waktu saat proses produksi. 

   Puding sedot memiliki peluang pasar yang besar, mengingat popularitas puding sebagai makanan penutup (dessert) yang digemari oleh semua kalangan. Kemasannya yang praktis dan mudah dibawa menjadikan puding sedot pilihan yang tepat untuk berbagai kesempatan. Cara pembuatan yang relatif sederhana namun tetap bernilai gizi menjadi motivasi kami untuk mengembangkan produk ini. Dalam memulai usaha ini tentunya diperlukan macam-macam tahapan. Tahapan yang telah kami lalui untuk membuat produk ini adalah sebagai berikut: 

PERSIAPAN

   Diawali dengan penentuan produk yang akan dijual, kami mempertimbangkan dengan seksama target sasaran dari produk tersebut. Setelah melalui diskusi dan analisis, kami akhirnya sepakat untuk mengembangkan produk kuliner, karena kami menyadari bahwa sektor ini memiliki pasar yang luas dan terus berkembang, didasari oleh meningkatnya minat masyarakat dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Pada tahap awal, kami mencari beberapa pilihan makanan yang mudah dan praktis untuk dijual. Kami melakukan riset di berbagai platform media sosial seperti Instagram, YouTube, dan TikTok untuk menemukan inspirasi produk yang menarik. 

  Setelah mempertimbangkan beberapa ide, kami akhirnya menemukan inspirasi dari media sosial, yaitu puding sedot yang dikenal dengan nama “Pudot.” Produk ini hanya terdiri atas padatan puding dan cairan susu di atasnya. Pudot sangat menarik perhatian kami karena proses pembuatannya yang sederhana, bahan-bahan yang mudah didapat, serta harganya yang terjangkau. Selain itu, puding sedot dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, menjadikannya pilihan yang tepat untuk pasar yang lebih luas. Dengan semua pertimbangan ini, kami yakin bahwa Pudot akan menjadi produk yang diminati dan mampu memenuhi kebutuhan konsumen akan makanan penutup yang praktis dan lezat. 

  Setelah menentukan produk yang akan dijual, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan modal serta menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk proses produksi. Kami memahami bahwa penentuan target pasar merupakan kunci sukses dalam pemasaran. Oleh karena itu, kami menetapkan kriteria pembeli tertentu agar pendekatan pemasaran kami dapat lebih efektif. Mengenali konsumen dengan baik akan membantu kami merancang strategi pemasaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan serta preferensi mereka. Dengan pemahaman yang mendalam tentang target pasar, kami yakin dapat meningkatkan daya tarik produk dan mencapai hasil penjualan yang optimal. 

   Kami juga mulai memikirkan nama untuk produk puding sedot kami. Setelah melakukan riset untuk memastikan bahwa nama tersebut belum digunakan secara komersial, kami mengajukan beberapa opsi. Salah satu nama yang muncul adalah “Pudot Jolly,” yang mencerminkan kesenangan dan keceriaan saat menikmati puding sedot. Nama Pudot Jolly sendiri merupakan singkatan dari Puding Sedot, Jajanan On-the-go, Lembut, Lezat, dan Yummy. Makna dari singkatan tersebut menekankan bahwa produk kami mudah dibawa ke mana-mana, memiliki tekstur yang lembut, serta menjamin kelezatan yang tiada tara. Kami berharap nama ini dapat menarik minat konsumen dan menciptakan kesan positif terhadap produk kami, sehingga dapat meningkatkan daya tarik dan penjualan puding sedot di pasar. 

  Selanjutnya, kami perlu mempersiapkan logo untuk merepresentasikan merek Pudot Jolly. Logo ini akan berfungsi sebagai identitas visual produk kami dan harus dirancang agar menarik serta mudah diingat oleh konsumen. Kami berencana untuk menggunakan desain yang cerah dan menggugah selera, sehingga dapat menciptakan daya tarik visual yang kuat dan mencerminkan karakteristik produk kami. Dengan logo yang tepat, kami berharap dapat meningkatkan pengenalan merek dan memperkuat posisi Pudot Jolly di pasar kuliner. Desain logo yang menarik juga diharapkan dapat menarik perhatian calon konsumen dan memberikan kesan positif terhadap produk yang kami tawarkan. Berikut adalah logo dari produk kami. 

   Gambar di tengah logo menggambarkan sebuah cup yang terisi setengah dan dilengkapi dengan sedotan, yang merupakan simbol dari produk puding sedot yang kami tawarkan. Tulisan “Pudot Jolly” di bagian atas logo merupakan merek kami yang mencerminkan kesenangan saat menikmati puding. Di tepi logo terdapat tulisan "puding sedot lezat dan yummy" untuk memberikan informasi yang jelas kepada konsumen tentang produk yang kami jual. Selain itu, warna pink yang digunakan dalam logo melambangkan kelembutan, sejalan dengan tekstur lembut produk kami. Kami juga menyertakan nomor kontak pada logo, sehingga konsumen dapat dengan mudah menghubungi kami jika mereka berminat untuk membeli produk kami lagi. 

   Dengan semua persiapan ini, kami berharap Pudot Jolly dapat menjadi produk unggulan di pasar kuliner. Melalui inovasi dan pendekatan yang tepat, kami yakin bahwa puding sedot ini akan diterima dengan baik oleh konsumen dan mampu bersaing dengan produk sejenis lainnya. Kami berkomitmen untuk menjaga kualitas dan keamanan produk serta memberikan pengalaman kuliner yang menyenangkan bagi semua kalangan. Kami percaya bahwa dengan dedikasi yang tinggi dan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan konsumen, Pudot Jolly akan mampu memenuhi ekspektasi pasar dan menjadi pilihan utama dalam kategori makanan penutup. 

PERCOBAAN DAN PRODUKSI 

   Kami melakukan percobaan produk jauh sebelum proses realisasi bisnis dimulai, agar bisa mendapatkan cita rasa yang pas dan enak. Selain itu, kami juga melakukan survei terhadap bahan baku yang akan digunakan. Setelah mencapai keputusan mengenai cita rasa dan bahan, kami mulai mencoba membuat produk serta menyiapkan foto display untuk media promosi produk kami. Dengan langkah-langkah ini, kami berharap dapat memastikan bahwa puding sedot yang kami tawarkan tidak hanya lezat tetapi juga menarik secara visual, sehingga dapat meningkatkan daya tarik di kalangan konsumen. 

  Pada awalnya, kami berencana untuk membuat puding menggunakan metode yang kami anggap paling mudah, yaitu dengan cara tradisional. Kami telah melihat beberapa tutorial yang menunjukkan cara membuat puding sedot dengan cepat dan sederhana. Namun, saat kami mencoba membuatnya, kami mengalami beberapa kendala. Di awal percobaan, kami berharap puding sedot yang kami buat akan berhasil dengan baik, tetapi kenyataannya tidak sesuai dengan ekspektasi kami. Mungkin karena teknik pembuatan yang kurang tepat dan kesulitan dalam mengembangkan resep, tekstur puding yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang kami inginkan. 

   Setelah percobaan pertama, kami kembali mencari solusi dan lebih memperhatikan setiap langkah dalam proses pembuatan. Kami berkomitmen untuk memperbaiki takaran bahan dan teknik pengolahan agar puding sedot yang kami buat menjadi lebih lembut dan bentuknya lebih seragam. Kami juga melakukan riset untuk memastikan bahwa resep yang kami gunakan sesuai dengan prinsip yang kami miliki. Dengan pendekatan baru ini, kami optimis bahwa puding sedot yang dihasilkan akan lebih sesuai dengan harapan konsumen dan dapat bersaing di pasar kuliner. Kami berkomitmen untuk menjaga kualitas dan keamanan produk serta memberikan pengalaman kuliner yang menyenangkan bagi semua kalangan. 

 Pada pembuatan terakhir menjelang penjualan, kami menyiapkan semua alat dan bahan dengan matang agar tidak ada lagi kesalahan atau kekurangan saat proses produksi. Dengan persiapan yang lebih baik dan perhatian terhadap detail, hasil dari pembuatan terakhir cukup memuaskan. Meskipun masih ada beberapa puding yang bentuknya belum sepenuhnya rata, kami berusaha semaksimal mungkin agar penyajiannya tetap menarik dan menggugah selera. 

 Dengan pengalaman dari percobaan-percobaan sebelumnya, kami semakin yakin bahwa puding sedot yang kami tawarkan akan diterima baik oleh konsumen. Kami bertekad untuk terus meningkatkan kualitas produk dan memberikan pengalaman kuliner yang menyenangkan bagi semua kalangan. Kami percaya bahwa dengan dedikasi dan inovasi, Pudot akan menjadi pilihan utama di pasar makanan penutup. 

  Kami melakukan proses produksi dan pengemasan di Jl. Brotoseno II, RT 02/RW 05 (Kost Putri Srikandi), Pucangan, Kartasura. Dengan lokasi ini, bisnis kami dapat melayani sistem COD (Cash on Delivery) atau pendistribusian langsung ke tangan pelanggan di area Kartasura dan sekitarnya. Untuk meningkatkan visibilitas dan penjualan produk, kami melakukan promosi melalui media online dan offline. 

  Dalam pemesanan produk, kami menggunakan sistem pre-order. Kami membagikan sebuah poster pre-order seminary mungkin agar banyak peminat untuk membeli produk kami. Dengan sistem pre-order ini kami bisa membuat produk sesuai dengan jumlah pesanan yang di dapat, jadi dengan adanya sistem pre-order ini kami bisa menakar berapa botol pudot yang harus kami buat. Produksi yang dilakukan secara masif telah dilaksanakan sejak awal pre-order pertama. Dapat dikatakan proses produksi cukup berhasil karena pembelian melebihi target yang kami tentukan menggunakan sistem promosi yang kami gunakan. 

PEMASARAN PRODUK 

  Strategi pemasaran produk merupakan salah satu hal yang sangat penting. Berbagai macam bentuk dan juga kemasan dipercantik supaya bisa menarik konsumen untuk membeli produk makanan kami. Pertama kami menggunakan kemasan produk yang menarik, kemasan atau packaging di dalam strategi pemasaran produk itu sangat berperan penting untuk menarik konsumen membeli produk yang kita tawarkan, kami mencari beberapa referensi packaging di beberapa e-commerce banyak pilihan yang membuat kami bingung untuk memilihnya dan akhirnya kami mendapatkan referensi packaging yang menarik. Untuk kemasan Puding Sedot ini, kami menggunakan botol yang berbentuk seperti kap bola lampu dimana terdapat logo di bagian badan botol kemasan untuk menambah daya tarik dan sebagai branding produk, sehingga praktis dibawa kemana saja untuk diminum habis sekali duduk atau dapat di bungkus kembali. 

   Kami berjualan di CFD (Car Free Day) Slamet Riyadi Surakarta, yang merupakan salah satu strategi kami untuk memperkenalkan produk puding sedot kepada masyarakat secara langsung. Selanjutnya, kami menggunakan media promosi berupa poster yang dirancang semenarik mungkin agar menarik perhatian banyak peminat untuk membeli produk kami. Kami menambahkan tagline dan caption yang menarik untuk meningkatkan daya tarik visual poster tersebut. Produk ini kami sebarkan melalui sosial media masing-masing anggota, sehingga informasi mengenai puding sedot dapat menjangkau lebih banyak orang. Penerimaan pesanan dilakukan mulai dari hari Senin sampai Jumat setiap minggunya, dan pesanan akan diproduksi pada hari Sabtu untuk didistribusikan pada hari Minggu. 

   Dengan cara ini, kami dapat memastikan bahwa setiap produk yang kami tawarkan segar dan siap untuk dinikmati oleh konsumen pada hari penjualan. Kami berharap kombinasi dari penjualan di CFD dan promosi yang efektif dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap puding sedot yang kami tawarkan. Berikut adalah poster dari produk kami. 

 Untuk menetapkan harga jual, kami menggunakan metode penetapan harga mark up. Dalam metode ini, harga jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya ditambah jumlah tertentu untuk menghitung laba yang dikehendaki pada unit tersebut (margin). Kami menetapkan marginnya dengan presentase keuntungan yang diinginkan berdasarkan jumlah total biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan Puding Sedot. 

  Untuk menetapkan harga jual ini, kami melakukan perhitungan biaya produksi terlebih dahulu dan dihasilkan harga produksi satu botol yaitu Rp5.420. Dari harga produksi per botol kami mengambil laba 28% atau sebesar Rp1.518. Sehingga harga jual satu botol Rp5.420 ditambah Rp1.518 hasilnya Rp6.938. Jika dibulatkan harga jual satu botol yaitu Rp7.000. Jadi, untuk satu botol puding sedot dengan berbagai varian rasa kami patok dengan harga Rp7.000 dan kami juga menawarkan paket hemat dengan beli 2 botol dengan harga Rp12.000 saja. 

EVALUASI DAN TANTANGAN 

   Dalam menjalankan usaha bisnis kami menghadapi berbagai tantangan, seperti modal yang terbatas, persaingan yang ketat dan waktu yang terbatas karena kesibukan perkuliahan. Namun, kami tidak menyerah selalu berfikir positif, belajar dari kesalahan yang kemarin dan terus berusaha mencari solusi. Hal ini menjadi langkah krusial dalam perjalanan wirausaha, sehingga kami melakukan evaluasi dan mengidentifikasi kekurangan untuk menentukan langkah perbaikan agar mencapai hasil yang lebih baik kedepannya. 

  Bisnis kami masih dalam tahap awal, sehingga kami belum menghasilkan keuntungan yang signifikan. Namun, kami telah berhasil menutupi biaya operasional kami. Kami telah menetapkan harga yang kompetitif untuk produk kami dan mengelola biaya produksi dengan cermat. Modal awal yang kami kumpulkan yaitu sebesar Rp 150.000. Dari modal tersebut kami gunakan untuk membeli bahan sebesar Rp 135.000, dan juga untuk sewa meja saat CFD sebesar Rp 10.000. 

   Dalam penjualan pertama, kami berhasil menjual produk di CFD (Car Free Day) Slamet Riyadi dengan total pendapatan sebesar Rp 133.000 dari penjualan 19 botol puding sedot dengan harga Rp 7.000 per botol. Selain itu, kami juga melakukan penjualan pre-order yang menghasilkan tambahan pendapatan sebesar Rp 62.000. 

   Dengan total pendapatan dari penjualan CFD dan pre-order, kami mencapai total pendapatan sebesar Rp 200.000. Meskipun bisnis ini masih dalam tahap pengembangan, kami optimis bahwa dengan strategi pemasaran yang tepat dan pengelolaan biaya yang baik, kami dapat terus tumbuh dan meningkatkan profitabilitas di masa mendatang. 

  Tantangan yang kami hadapi saat berjualan puding sedot di CFD (Car Free Day) Slamet Riyadi cukup signifikan. Pada hari itu, cuaca tidak mendukung karena gerimis di pagi hari, sehingga banyak pengunjung yang enggan keluar rumah. Kami menyadari bahwa jika kami hanya berdiam diri di tempat jualan, kemungkinan besar tidak akan ada konsumen yang datang untuk membeli produk kami. Namun, kami tidak menyerah. Untuk mengatasi tantangan tersebut, kami memutuskan untuk berjualan keliling. 

   Dengan cara tersebut, kami dapat menjangkau lebih banyak orang yang mungkin tidak melihat stan kami atau yang sedang berjalan-jalan di area CFD. Kami membawa produk puding sedot kami dan menawarkan kepada orang-orang yang kami temui di sepanjang jalan. Strategi ini terbukti efektif, meskipun cuaca kurang bersahabat, kami berhasil menarik perhatian konsumen dengan pendekatan langsung dan interaksi personal. Dengan berjualan keliling, kami dapat menjelaskan keunggulan puding sedot dan menawarkan sampel kecil kepada orang-orang yang lewat, sehingga mereka tertarik untuk membeli. 

   Melalui usaha ini, kami belajar bahwa fleksibilitas dalam strategi penjualan sangat penting, terutama dalam menghadapi kondisi yang tidak terduga. Meskipun tantangan cuaca menghalangi penjualan awal kami, dengan inisiatif dan kreativitas, kami mampu mengatasi situasi tersebut dan tetap mencapai target penjualan yang telah ditetapkan. 

   Pengalaman memulai bisnis usaha ini memberikan banyak pelajaran berharga bagi kami. Kami belajar tentang pentingnya kerjasama, ketekunan, dan kreativitas dalam berbisnis. Kami juga belajar tentang bagaimana mengambil keputusan yang tepat. Dengan bewirausaha ini kami jadi tahu bahwa tidak semudah itu untuk mejadi pengusaha dengan berbagai macam tantangan yang dihadapi dan bagaimana caranya untuk bisa memecahkan masalah atau tantangan tersebut. 

DOKUMENTASI


Nama: Adelia Handayani
NIM: 225221042
Kelas: AKS 5B
Matkul: Kewirausahaan Islam

BTW, jangan lupa ditonton video serunya hasil jualan Puding Sedot kita di CFD Slamet Riyadi Solo! Ada cerita asik & vibe rame-rame yang bikin penasaran.  Klik link berikut ~ 📹🔥 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bisnis Plan

FENOMENA HUJAN: STUDI KASUS AIR MATA PENGANTIN

 FENOMENA HUJAN: STUDI KASUS AIR MATA PENGANTIN Tak terasa tahun 2024 akan segera berakhir. Waktunya melakukan tradisi tahunan, yaitu mengev...