AWAL PENENTUAN IDE BISNIS
Pada awal perkuliahan menginjak semester 4, mahasiswa PBS 4A ditugaskan untuk
membuat sebuah business plan dan memilih sebuah produk, entah itu makanan atau yang
lainnya. Masing-masing dibagi kelompok agar bisa bekerja sama dan lebih mudah untuk
mengerjakan tugasnya. Kelompok kami akhirnya memutuskan untuk membuat sebuah produk
yang berupa makanan, yang dimana makanan tersebut harus banyak diminati orang-orang
terutama dikalangan mahasiswa dan mudah dijangkau. Setelah beberapa kali mengadakan
pertemuan kelompok secara offline, akhirnya kami memutuskan membuat business plan
berupa produk makanan yaitu berupa risol mayo, yang mana tidak hanya pada tahap
perancangan, tetapi juga praktik dari business plan tersebut. Tugas itu merupakan tugas
kelompok, lalu kami pun membagi kelompok berisikan 5-6 orang bagian dari kelompok 4 yg
beranggotakan Jihad.H.Ziraky, Rico, Alifiya atau Oja, Kharisma, dan Melisah.
Sebelum menentukan kami menentukan akan berjuaklan risol, setelah pembetukan
kelompok kami langsung berdiskusi terkait tugas itu dikemudian hari di diskusi atau pertemuan
pertama kita membahas tentang ide bisnis atau core inti dari Business plan tersebut, "Guys kira²
kita pengen jualan apa nih" ucap Oja.. lalu aky menjawab, "btw perlu diingat ya gaes, business
plan itu bukan hanya jualan barang khususnya makanan, jasa pun termasuk di dalam nya".. lalu
kami pun berdiskusi selama kurang lebih 40 menit, yang pada akhirnya mendapatkan hasil
yaitu kita akan berkecimpung di bidang Barang, yakni F&B.. pertemuan pertama berakhir
disitu.. dengan catatan kami sepakat selama jeda ke pertemuan selanjutnya, kita memikirkan
"produk" yang akan dijual. Lalu selang pertemuan berikutnya di adakan pada hari kamis sekitar
jam 14.30, disitu kami mendiskusikan tentang Struktur Organisasi "Business" dan "produk apa
yang akan kita jual".
Singkat cerita, dari diskusi tersebut kita mendapatkan hasil : (Stuktur organisasi
perusahaan)
1. Ketua kelompok / Pemimpin - Jihad.H.Ziraky
2. Media digital - Rico Wibowo
3. Bendahara - Kharisma Nurdiana
4. Marketing - Alifiya Azzahra
5. Perlengkapan – Melisah
Setelah pembentukan struktur organisasi business plan tersebut, kami memutuskan
untuk berjualan risol mayo, yang dimana awalnya diberi nama “risol smile” atas usulan Rico, karena nama tersebut terinspirasi dari ide awal untuk memilih bisnis pukis smile. Kemudian
Oja mengusulkan ide lain untuk nama bisnis tersebut, yaitu “Risolicious” yang gabungan dari
“Risol” dan “Delicious” yangn berarti risol lezat.
Alasan kami memilih bisnis risol mayo untuk dijual di daerah kampus, diantaranya:
1. Pasar yang potensial:
a. Populasi mahasiswa yang besar, dan selalu ada pergantian mahasiswa baru
setiap tahunnya.
b. Kebutuhan akan makanan praktis, mahasiswa sering mencari makanan yang
praktis dan cepat saji, sehingga risol mayo bisa menjadi pilihan yang populer.
2. Biaya Awal yang relatif rendah:
a. Modal kecil, emulai bisnis risol mayo tidak memerlukan modal besar. Bahan-
bahannya cukup terjangkau dan proses produksinya sederhana.
b. Peralatan minimalis, bisnis ini tidak memerlukan peralatan yang mahal atau
canggih, cukup peralatan dapur standar.
3. Permintaan yang Stabil:
a. Makanan ringan yang populer, risol mayo merupakan jenis makanan ringan
yang disukai banyak orang dan cocok untuk berbagai kesempatan, dari camilan
hingga makanan pendamping.
b. Konsistensi pembelian, mahasiswa cenderung membeli makanan ringan secara
rutin, sehingga bisa memberikan pendapatan yang stabil.
4. Fleksibilitas Lokasi:
Dekat Kampus atau online, kita bisa memilih untuk menitipkan di warung
makan, kantin kampus, di sekitar kampus atau memanfaatkan platform online untuk
pemesanan dan pengantaran, menyesuaikan dengan trend konsumsi mahasiswa yang
serba cepat.
5. Potensi Inovasi dan Kreasi:
a. Variasi menu, bisa berinovasi dengan berbagai isi dan saus untuk risol mayo,
sehingga selalu ada hal baru yang menarik minat konsumen.
b. Peluang untuk berbeda, dengan kreativitas, kita bisa membuat risol mayo yang
unik dan berbeda dari kompetitor.
6. Promosi yang Efektif:
a. Media sosial, mahasiswa adalah pengguna aktif media sosial, sehingga promosi
melalui platform ini bisa sangat efektif.
b. Word of Mout, mahasiswa sering berbagi rekomendasi dengan teman-
temannya, jadi jika produk yang disukai, kabar akan cepat menyebar.
7. Jadwal yang Fleksibel:
a. Waktu operasional yang fleksibel, bisa menyesuaikan waktu operasional
dengan jam sibuk kampus, seperti jam makan siang atau setelah kelas selesai.
b. Kemungkinan buka saat event, kampus sering mengadakan berbagai event dan
kegiatan, di mana bisa ikut serta untuk menjual produk.
8. Komunitas yang Solid:
a. Kerjasama dengan organisasi mahasiswa, ada banyak organisasi dan komunitas
di kampus yang bisa diajak kerjasama untuk promosi dan penjualan.
b. Dukungan dari kampus, beberapa kampus mendukung usaha kecil dengan
menyediakan tempat berjualan atau mengadakan bazar.
PERCOBAAN PERTAMA DAN PENDISTRIBUSIAN
Setelah kami memutuskan untuk berjualan risol mayo, akhirnya kami mencoba
membuatnya untuk pertama kalinya di dapur kost Rico. Dalam pembuatan awal kulit risol
beserta isinya, kami mencari resep serta tutorial membuatnya di google dan youtube sampai
akhirnya kami melakukan percobaan dan beberapa kali gagal dalam pembuatan adonan kulit
risol, yang dimana kulitnya ada beberapa yang sobek, terlalu tebal. Akhirnya kami mencoba
berbagai cara diantaranya menambahkan air dan minyak sampai akhirnya menjadi adonan yang
pas untuk kulit risolnya, sehingga kulitnya tersebut tidak sobek ataupun terlalu tebal.
Setelah beberapa kali melakukan percobaan dan sampai akhirnya berhasil, kami mulai
merencanakan strategi penjualan dan promosi. Awalnya kami mulai mencari info yang pertama
bertanya terkait kerjasama penjualan risol di kantin kampus atau Jujugan Cafe, dan kantin
sekolah, serta dim warung makan. Setelah beberapa kali kita melakukan penitipan penjualan
risol mayo tersebut, kami mendapat beberapa kesimpulan dari percobaan dan
pendistribusiannya, diantaranya:
1. Proses Eksperimen dan Pembelajaran
Proses awal pembuatan risol mayo melibatkan banyak eksperimen dan
pembelajaran dari berbagai sumber seperti Google dan YouTube. Beberapa kali terjadi
kegagalan dalam membuat adonan kulit risol yang sesuai, namun kegagalan ini
memberikan pelajaran untuk penyempurnaan produk.
2. Penyesuaian Resep
Melalui percobaan yang berulang, dilakukan berbagai penyesuaian seperti
menambahkan air dan minyak hingga ditemukan adonan yang tepat untuk kulit risol.
3. Ketahanan dan Tekad
Ketekunan dalam mencoba berbagai metode menunjukkan komitmen yang kuat
untuk mengatasi tantangan awal dalam pembuatan produk.
4. Strategi Pemasaran
Setelah berhasil membuat risol mayo yang sempurna, langkah selanjutnya
adalah merencanakan strategi penjualan dan promosi. Upaya awal untuk pemasaran
melibatkan pencarian informasi dan bertanya mengenai kemungkinan kerjasama
penjualan di berbagai tempat seperti kantin kampus, jujugan cafe, kantin sekolah, dan
warung makan.
PROSES PENJUALAN
Selama masa penjualan, kami menitipkan di beberapa tempat sesuai dengan rencana
kami diawal. Sesuai kesepakatan diawal kami memberi harga risol 2.500 per pcs dengan
menitipkan sebanyak 20 pcs, dan setiap melakukan penitipan dengan berbda tempat, yaitu yang
kita telah sebutkan. Selama kami menitipkan risol jualan kami di tempat-tempat tersebut kami
pernah mengalami untung dan rugi. Terkadang jualan risol yang kami titipkan ada yang tidak
laku atau tersisa satu sampai lima biji, dan akhirnya sisa risol tersebut kami makan bersama.
Selama proses berjualan, kami sulit atau belum bisa konsisten berjualan dikarenakan kami
masih kesulitan untuk membagi waktu untuk berjualan risol, karena kesibukan dari masing-
masing anggota diluar jam kuliah yang menyebabkan kurangnya efektivitas penjualan.
Selain masalah diatas, kami juga memiliki kendala, kami baru berjualan dan memulai
bisnis tersebut sekitar dua minggu sebelum memasuki bulan ramadhan. Dan ketika bulan
ramadhan tiba kami sempat berhenti untuk berjualan karena belum menemukan tempat atau
warun yang pas untuk menitipkan penjualan. Dan akhirnya selama bulan ramadhan full sampai
habis lebaran kami berhenti berjualan. Sampai akhirnya kami sempat mengalami kendala
komunikasi antar anggota yang menyebabkan kurangnya efektif penjualan tersebut.
Jadi, kesimpulan yang bisa diambil dari proses penjualan kami diantaranya yaitu:
1. Penjualan dan Distribusi
Penjualan risol dilakukan dengan menitipkan produk di beberapa tempat
sesuai rencana awal. Terdapat variabilitas dalam penjualan dengan beberapa
risol kadang tidak laku, yang akhirnya dimakan bersama oleh anggota tim.
2. Tantangan Waktu dan Konsistensi
Kesulitan membagi waktu antara berjualan dan kegiatan kuliah
menyebabkan kurangnya konsistensi dan efektivitas dalam penjualan.
3. Pengaruh Waktu dan Musiman
Memulai bisnis mendekati bulan Ramadhan menimbulkan tantangan,
seperti berhenti berjualan selama bulan puasa karena tidak menemukan
tempat yang pas untuk menitipkan produk.
4. Masalah Komunikasi
Memulai bisnis mendekati bulan Ramadhan menimbulkan tantangan,
seperti berhenti berjualan selama bulan puasa karena tidak menemukan
tempat yang pas untuk menitipkan produk. Pada kesimpulan diatas, menunjukkan bahwa meskipun ada upaya dan rencana awal
yang baik, berbagai faktor seperti manajemen waktu, musim, dan komunikasi mempengaruhi
konsistensi dan efektivitas penjualan.
EVALUASI PERJALANAN BISNIS RISOLICIOUS
Pada awal pembentukan kelompok dan ide bisnis ini kelompok kami memilih untuk
menjual risol mayo, dengan alasan makanan ini banyak diminati oleh kalangan mahasiswa dan
mudah dijangkau. Proses ini menunjukkan pentingnya kolaborasi dalam kelompok, dimana
setiap anggota berkontribusi dalam pengambilan keputusan. Pemilihan risol mayo sebagai
produk utama karena pasar potensial, biaya awal yang rendah, dan permintaan yang stabil
merupakan langkah strategis yang berdasarkan analisis pasar.
Setelah itu kelompok kami membentuk struktur organisasi dengan pembagian tugas
yang jelas: Jihad sebagai pemimpin, Rico sebagai pengelola media digital, Kharisma sebagai
bendahara, Alifiya di bagian marketing, dan Melisah menangani perlengkapan. Pembagian ini
mencerminkan pendekatan yang terstruktur untuk memastikan setiap aspek bisnis terkelola
dengan baik. Pemilihan nama “Risolicious” menunjukkan kreativitas dan upaya branding yang
tepat untuk menarik minat konsumen.
Proses awal pembuatan risol mayo di dapur kost Rico menjadi tahap eksperimen
penting. Meskipun mengalami beberapa kegagalan seperti kulit risol yang sobek atau terlalu
tebal, kelompok ini menunjukkan ketekunan dengan terus melakukan penyesuaian pada resep.
Menambahkan air dan minyak hingga menemukan adonan yang pas mencerminkan ketekunan
dan komitmen untuk menghasilkan produk berkualitas. Pembelajaran dari percobaan ini sangat
penting untuk penyempurnaan produk sebelum diluncurkan ke pasar.
Selama masa penjualan, produk risol mayo dititipkan di berbagai tempat seperti kantin
kampus, cafe, dan warung makan. Meski sempat mengalami keuntungan dan kerugian,
tantangan terbesar yang dihadapi adalah ketidakmampuan untuk konsisten dalam berjualan.
Kesulitan membagi waktu antara kuliah dan bisnis menyebabkan kurangnya efektivitas
penjualan. Ini menunjukkan bahwa manajemen waktu adalah kunci penting dalam
menjalankan usaha sampingan, terutama bagi mahasiswa yang memiliki jadwal padat.
Memulai bisnis mendekati bulan Ramadhan menambah tantangan karena kelompok
harus berhenti berjualan selama bulan puasa akibat tidak menemukan tempat yang pas untuk
menitipkan produk. Ini menunjukkan bahwa faktor musiman harus dipertimbangkan dalam
perencanaan bisnis. Selain itu, kendala komunikasi antar anggota juga menyebabkan
kurangnya koordinasi yang mempengaruhi penjualan. Komunikasi yang efektif adalah elemen
vital dalam tim, terutama dalam mengelola bisnis bersama.
KESIMPULAN
Secara keseluruhan, pengalaman kelompok PBS 4A dalam membangun dan
menjalankan bisnis risol mayo memberikan banyak pelajaran berharga. Mulai dari
pembentukan ide bisnis, eksperimen produk, hingga tantangan penjualan, setiap tahap
memerlukan kerjasama, ketekunan, dan kemampuan manajemen yang baik. Evaluasi ini
menunjukkan bahwa meskipun rencana awal telah disusun dengan baik, faktor eksternal seperti
waktu, musim, dan komunikasi dapat mempengaruhi konsistensi dan efektivitas penjualan.
Oleh karena itu, ke depannya, perbaikan dalam manajemen waktu, komunikasi yang lebih baik,
serta adaptasi terhadap perubahan musiman menjadi kunci untuk meningkatkan
kesuksesan bisnis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar