Tantangan dan Perjalanan Pembuatan Pisang Nugget (ARDANO BANANA'S)

 





Perjalanan bisnis pemula Pisang Nugget

Untuk pembukaan cerita kami, kami akan perkenalan terlebih dahulu karena ada seorang pepatah mengatakan “kalau tak kenal maka tak sayang”. Jadi kami satu kelompok beranggotakan 6 orang, 5 perempuan dan 1 laki-laki. Kami terbentuk karena suatu tugas yang di berikan oleh dosen pengampu mata kuliah Kewira Usahaan. Tujuan di bentuknya kelompok ini untuk menyelesaikan tugas Ujian Akhir Semester.

Pada awal terbentuknya kelompok ini kami bingung apa tugas yang akan di berikan oleh dosen?. Ternyata kami di beri tugas berwirausaha dengan mengambil sesuatu yang baru, berinofasi, dan berkreasi. Sebuah tantangan yang sangat menguras otak kami, dimana dari masing-masing individu kelompok kami tidak memiliki basic dalam berwirausaha. Namun dari sinilah kami dapat mengutarakan ide-ide yang di miliki untuk mendapatkan final apayang akan kami jual.

Setelah beberapa hari pembentukan kelompok kami segera mencari beberapa ide jualan yang bisa kami jual dengan modal yang tidak terlampau besar, bahan yang mudah di dapat, dan juga memiliki peluang dalam pemasarannya. Banyak ide yang kami dapatkan dan mudah dalam mendapatkan bahan baku. Kesepakatan final yang kami dapatkan dan telah di sepakati bersama kami akan menjual pisang nugget dengan toping lumer beraneka rasa. 

Dalam penentuan ide tersebut kami membutuhkan hampir 2-3 hari dan akhirnya mendapatkan keputusan. Di hari selanjutnya kami memutuskan untuk segera mendata semua bahan yang akan kami butuhkan dengan di sertai perkiraan harga dari barang tersebut. Agar kami bisa mengira-ira modal berapa yang akan kami butuhkan untuk membeli semua bahan baku.

Pada awal perhitungan kami modal yang akan kami butuhkan sekitar Rp 150,000 kemudian per-individu akan mengeluarkan iuran sejumlah Rp 25,000. Setelah semua terkumpul maka kami memutuskan untuk segera membeli bahan baku setelah jam perkuliahan usai.  

Sampainya kami di toko bahan kue,  ada kendala yang kami dapatkan ternyata beberapa bahan yang akan kami beli memili harga yang cukup mahal di toko tersebut, dan juga tidak bisa membeli dengan jumlah yang sedikit, toko hanya menjual dalam bentuk 1kg keatas, tidak bisa membeli dalam jumlah setengahan kilo. Jadilah kami hanya membeli tepung serba guna dan tepung panir saja.

Untuk melengkapi bahan baku yang belum terbeli, kami memutuskan untuk merundingkan terlebih dahulu untuk mendapatkan jalan keluarnya. Akhirnya dengan rundingan tersebut kami memutuskan untuk membagi dalam membeli kekurangan bahan, dengan membandingkan toko bahan kue masing-masing dari individu, mana yang lebih murah maka kami akan membeli bahan tersebut di sana.

Hari selanjutnya kami setim melakukan diskusi kecil membahas terkait tempat awal di realisnya jualan kami, dan membahas nama brend yang cocok untuk di sematkan pada menu jualan kami. Tercetuslah nama ARDANO dengan berbagai pertimbangan dan beberapa kali perubahan nama.

Dalam melakukan beberapa diskusi yang telah kami lakukan tidak hanya melakukan secara bertatapmuka namun juga kami lakukan secara daring melewati whatsapp grup yang kami buat setelah pembagian kelompok sudah di tetapkan.

Mengapa kami melakukanya? Karena ada beberapa faktor yang di miliki yaitu keterbatasan waktu yang dimiliki untuk tatap muka, di sebabkan dari masing masing individu yang memiliki kepentingan seperti membantu orang tua berjualan di rumah, dan ada yang bekerja part time di tenan es teh dan di suatu caffe. Maka dari itu kami memutuskan untuk berdiskusi secara daring.

Beberapa masukan yang di berikan untuk opening tenan kami namun ada satu tempat yang menurut kami semua sangat strategis untuk dijadikan tempat mencari pasaran penjualan agar dikenal terlebih dahulu oleh masyarakat. Yaitu salah satu tempat Car Free Day yang dekat dari rumah salah satu tim kami.

Alasan kami mengambil tempat tersebut karena rute Car Free Day yang sangat panjang, dan juga banyak sekali pengunjung yang datang untuk berburu kuliner disana. Selain itu  juga penyelenggaraan Car Free Day hanya di lakukan di satu titik saja dalam kota tersebut. Jadi pengunjung tidak hanya dari daerah dekat CFD namun juga dari seluruh penjuru di kota yang ingin datang.

Setelah semua bahan yang di butuhkan sudah siap dan tempat untuk berjualan sudah di tetapkan, kemudian kami memulai membuat pisang nugget. Namun ada sedikit rasa takut di benak kami masing-masing, takut jika hasil buatan kami kurang menarik dan kurang enak. Walaupun menu yang kami pilih adalah menu sederhana. Kami tidak ingin mengecewakan pelanggan dengan rasa yang kurang memuaskan.

Untuk itu kami memutuskan untuk melihat beberapa tutorial di YouTube dan ide-ide mempleating makanan agar terlihat lebih menarik pembeli. Setelah dirasa sudah memahami kami memulai dengan mengiris pisang menjadi 2 bagian dengan memanjang. Pisang yang kami gunakan berjenis pisang kepok atau kalau di Kalimantan lebih di kenal dengan pisang manurun. 

Kami menggunakan pisang kepok karena pisang tersebut jika di goreng akan menghasilkan rasa manis, beda dengan jenis pisang lain yang jika di goreng akan menghasilkan rasa manis bercampur dengan rasa asam dan sepah.

Setelah semua pisang telah di selesai di potong, step selanjutnya kami melumuri pisang menggunakan tepung serbaguna yang telah di beri beberapa bumbu tambahan dan di beri air agar lebih encer untuk mempermudah membalut pisang, langkah selanjutnya melumuri pisang menggunakan tepung panir di keseluruhan permukaan pisang. Agar tidak rusak/ pecah saat di goreng kami masukkan pisang nugget tersebut kedalam kulkas satu malam.

Di hari dimana kita berjualan di CFD, kami membagi tugas dalam persiapan, ada satu anggota yang berdomisili dekat dengan lokasi CFD berangkat pagi untuk mencari tempat di sana, ada yang membawa meja untuk alas kita berjualan dan untuk produk jualan kami memutuskan untuk menggoreng dari rumah agar mengefisienkan barang bawaan. Dan tidak membebani satu sama lain, dikarenakan jarak yang lumayan jauh dari kampus dan domisili anggota lain. 

Saat pencarian tempat lapak berjualan ada sedikit kendala yang di hadapi, ternyata tempat untuk berjualan di sana memiliki sistim hak milik dan booking, jika pedagang baru yang ingin berdagang di sana harus mencari tempat dimana penjual yang telah berjualan sebelumnya sedang berhalangan berjualan. Maka tempat itu bisa di tempati, namun jika pemilik dari tempat itu berjualan maka harus secara ikhlas memberikan lapaknya. Karena penjual lama lah yang berhak menempati.

Pada awal saat mengetahui fakta tersebut teman kami kaget dan bingung harus bagaimana, beruntung disana ada salah satu petugas dari DISHUB yang sedang ber patroli, jadilah teman kami bertanya dan meminta solusi oleh beliau. Dan Alhamdulillah respon dari pihak DISHUB sangan baik dan responsif memberikan solusi dan mencarikan lapak.

Setelah mendapatkan lapak untuk berjualan kami segera mempersiapkan barang peralatan untuk berjualan dan juga mempromosikan kepada setiap pengunjung yang lalu lalang.

Kegiatan berjualan kami usai sekitar jam 8:30. Kami mendapatkan sebuah ilmu baru dan pelajaran kehidupan. Bahwa terjun kedunia bisnis secara langsung menggunakan lapak sangat tidak mudah, banyak menyita tenaga dan waktu. Dengan hasil keuntungan yang bisa di bilang cukup tipis dan pembeli yang kurang antusias dalam menerima produk.

Kami mencari jalan keluar dengan membuka pesanan pree order dan menawarkan produk jualan kami di seluruh sosial media yang kami miliki. Ternyata dengan sistim pree order atau PO ini malah sangat efektif dan pesanan yang kami dapatkan sangat banyak.

Adanya pesanan dari PO tersebut kami harus membeli pisang sebanyak 6 sisir dan banyak meluangkan waktu untuk membuat kembali pisang nugget dan menggorengnya. Kami bangun pagi sekali sekitar jam 3 subuh untuk menggoreng karena setelahnya harus bersiap siap untuk berangkat kuliah.

Kemudian kami menyiapkan pesanan pada saat break mata kuliah, walaupun break mata kuliah tidak lama sebisa mungkin kami menyelesaikan semua pesanan pada saat itu juga agar setelahnya kita bisa melakukan cod pada pemesan diluar dari kampus.

Hasil kami berjualan tersebut dari berjualan di CFD dan PO kami mendapatkan untung yang lumayan bisa kami bagi perindividu walau jumlahnya tidak banyak kami mensyukurinya.

Dari informasi di atas kami sekelompok kompak memberikan nama produk kami dengan nama “ARDANO” yang berarti singkatan dari nama depan kami, kami memberikan nama tersebut agar suatu saat nanti bisnis kami jika berkembang dan berjalan terus kami ingat bahwa pengalaman bisnis di masa kuliah sangat berkesan dan memberikan dampak postif. Nama ardano mudah di ingat, unik, dan masuk dalam pikiran hati konsumen yang membeli. Kami sekelompok akan menjaga kualitas dan rasa makanan yang kami buat agar peminat tidak kecewa.

Melangkah kedunia usaha bagi mahasiswa bukan hanya mencari keuntungan tetapi juga mencari pengalaman, pengembangan diri, bekerjasama dengan tim, mempraktikkan ilmu yang sudah dipelajari, dan berkontribusi dengan Masyarakat. Maka dari itu kami sekelompok memulai perjalanan di dunia usaha menerapkan beberapa Langkah – Langkah seperti:

Pertama mengindentifikasi passion dan kompetensi, kami menjual pisang nugget lumer karena generasi gen Z suka dengan pisang dan toping yang lumer diatasnya. Dan pisang nugget menjadi pilihan kami untuk dijual karena pisang mudah untuk diperoleh dan juga cara pembuatannya sangat gampang

Kedua melakukan riset pasar, kami melakukan riset pasar dan ternyata banyak generasi gen z suka dengan yang manis manis, bukan hanya gen z para orang tua pun juga suka dengan pisang yang dibaluri berbagai macam toping.

Ketiga mulai dengan proyek kecil, kami melakukan dengan cara menjual pisang nugget kami di CFD , kenapa di CFD , karena disana banyak pengunjungnya dan letaknya yang strategis

Keempat memanfaatkan teknologi, kami sekelompok menyebarluasakan pamphlet kami di stori watsap dan Instagram masing masing, dengan menyebarluaskan hal tersebut bermaksud agar banyak orang yang melihat usaha kami dan akan membelinya

Ke enam belajar dari kegagalan, setiap usaha pasti mengalami berbagai tantangan, seperti waktu di cfd hanya beberapa pengunjung yang membeli produk kami, tetapi kami giat untuk menawarkan produk kami agar banyak dibeli. Namun walaupun agak sedikit yang beli waktu di cfd, kami langsung membuat pre-order untuk produk kami dan waktu pre-order pesanan produk yang kami buat langsung banyak yang beli

Ke tujuh bekerja sama dengan tim, bekerjasama dengan tim sangat berpengaruh dalam penjualan produk kami karena kita membutuhkan orang yang mampu bekerja keras dan memanajemen waktu. Sebelumnya kita agak acuh dengan namnya bekerjasama namun di mata kuliah ini kita mampu bekerjasama dengan baik dan serius

Melangkah kedunia usaha apalagi bagi mahasiswa bukanlah hal yang mudah, kita harus bisa membagi waktu antara belajar dan usaha. Tetapi kalau kita niat pasti akan ada kemudahan. Membuat usaha waktu menjadi mahasiswa adalah suatu pengalaman yang tidak bisa kita lupakan.

 

Kelompok 2 PBS 4E

Nama anggota:

1. Arifah Hilyatul Jannah (225231160)

2. Rinda Sherliana (225231163)

3. Retno Ningsih (225231167)

4. Dwi Dina Cahya Anni'mah ( 225231178)

5. Annida Nadhifah (225231189)

6. Oky Pandu Ramandani ( 225231191)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bisnis Plan

FENOMENA HUJAN: STUDI KASUS AIR MATA PENGANTIN

 FENOMENA HUJAN: STUDI KASUS AIR MATA PENGANTIN Tak terasa tahun 2024 akan segera berakhir. Waktunya melakukan tradisi tahunan, yaitu mengev...