Melangkah Kedunia Kewirausahaan : Kisah Inspiratif Dari Mahasiswa
Disusun
Oleh :
Azka Amalina 2252231161
Wafrah Nafiatul Manahil 225231182
Ainahaq Raudhatul Firdausa 225231164
Arzita Ifra Hadziku Asfi 225231179
Sylvia
Intan Trijulianti 225231169
Hisyam Mahendra Pratama 225231187
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta
Di era digital ini begitu banyak perkembangan yang terjadi, baik dalam dunia pendidikan, kesehatan, dan yang paling terasa yaitu bisnis. Marak sekali kita jumpai begitu banyak produk yang ditawarkan atau dipasarkan melalui media sosial, tidak hanya praktis namun produk dapat dipasarkan secara cepat dan universal. Dengan adanya digitalisasi teknologi inilah yang mendorong kita sebagai generasi muda untuk terus berkarya dan berkarir, salah satunya berwirausaha.
Berwirausaha ialah
tindakan seseorang mulai dari menentukan modal, memasarkan produk, proses
produksi hingga penjualan marketing pada suatu bisnis usaha. Melalui mata
kuliah kewirausahaan, kami pun dengan sangat antusias menentukan jenis produk
apa yang paling tepat untuk kita pilih dalam berwirausaha.
Sebelum menentukan
jenis produk, kelompok kami sepakat melakukan riset pasar untuk mengetahui
produk apa saja yang dapat kita pilih dengan baik agar laku dan laris
dipasaran. Selain melakukan riset, kelompok kami juga melakukan tindakan
pendukung yakni melihat perkembangan pada media sosial. Tindakan pendukung ini
sangat penting untuk dapat melihat responsif masyarakat secar luas dan akurat,
melalui media sosial kita dapat mengetahui harga pasaran suatu produk secara
umum serta kita dapat menentukan lokasi manakah yang sesuai untuk penjualan
produk tersebut.
Setelah
mempertimbangkan bibit, bobot, dan bebet, kelompok kami sepakat untuk menjual
produk “Bakso Mercon”. Alasan kami memilih produk tersebut terinspirasi dari
selera tim kami yang sangat menyukai makanan pedas. Melakukan bisnis adalah hal
yang membutuhkan keuletan, oleh karena itu tentukan bisnis maupun usaha yang
anda gemari atau anda kuasai basic dan skill nya, sehingga anda dapat
mengetahui kelebihan dan kekurangan serta dapat melakukan analisis yang terbaik
untuk usaha dan bisnis yang akan anda lakukan.
Bakso mercon yang ingin
kami jual yakni bakso yang lembut, gurih, pedas. Namun kami menemukan beberapa
kendala, bagi yang tidak terlalu menyukai pedas. Sehingga kami menemukan ide
baru yakni Bakso Mercon dengan adanya tingkatan level 1 hingga level 5.
Tujuannya agar bagi pembeli yang tidak begitu menyukai pedas mercon dapat request
dan membeli produk kami dengan level yang rendah.
Setelah menentukan
bisnis usaha, kami menentukan nama produk yakni “Bakso Mercon By. AWAASH” yang
merupakan arti dari Bakso Mercon By. Aina, Wafrah, Arzita, Azka, Sylvia, Hisyam
yakni anggota tim kelompok kami. AWAASH juga dapat diartikan oleh masyarakat
luas bahwasanya bakso tersebut benar-benar pedas, sehingga masyarakat luas
dapat tergiur dan tertarik untuk membeli bakso mercon by. Awaash. Selain itu,
Awaash juga merupakan bentuk dari persatuan dan kesatuan tim kelompok kami
dalam usaha ini. Kita bersama-sama bertekad bahwasanya bisnis ini akan berhasil
jika kita bersatu dan bekerja sama dari awal hingga masa mendatang.
Kemudian kami melakukan
riset pasar terlebih dahulu untuk dapat menghitung Harga Pokok Penjualan,
supaya kami bisa menentukan apakah produk yang dijual ini akan menguntungkan
atau merugikan. Kitapun membagi tim untuk melakukan riset pasar agar dapat
bekerja lebih cepat satu sama lain. Sylvia dan wafrah bertugas untuk riset
pasar terkait bahan baku bakso, aina dan arzita bertugas riset pasar terkait
packaging, Azka bertugas untuk riset pasar terkait harga bumbu, kemudian Hisyam
yang betugas untuk melakukan riset pasar terkait tempat berjualan serta membuat
kerangka poster yang menarik. Pembagian tugas ini dilakukan dihari yang sama,
dan dilaporkan melalui grub WhatsApp sebagai komunikasi apakah harga tersebut
adalah harga yang murah, normal, maupun mahal. Sehingga masing-masing dari kami
dapat mempertimbangkan pilihan mana yang paling baik untuk digunakan dalam
berbisnis.
Setelah melakukan riset
pasar, selanjutnya kami melakukan trial product. Trial product ialah
melakukan uji coba terkait rasa, tekstur, serta mekanisme lain yang dilakukan
sebelum produk diluncurkan atau dijual di lapangan. Kelompok kami berhasil
membuat trial product dengan sukses, rasa yang gurih, pedas dan pas. Sehingga
kami memberanikan diri untuk melakukan Open Pre Order Bakso Mercon kami.
Dalam memasarkan produk
pre order juga memerlukan pengetahuan dan tidak asal. Hal yang harus
ditentukan ialah design poster dan foto produk. Kami mendesain dengan
dominan warna merah dan hitam yang menunjukan betapa eskstra pedasnya bakso
mercon kami. Dalam hal design inilah yang nantinya akan berpengaruh
dalam pemasaran produk, semakin menarik design yang kita ciptakan maka
akan semakin menarik perhatian masyarakat maupun pembeli.
Selanjutnya, yakni
menentukan waktu open pre order, dalam menentukan waktu open pre order
disarankan minimal 5 hari sebelum produk itu dijual. Tujuannya yakni dapat
membuat customer tergiur. Kemudian selama waktu open pre order
tersebut, kami harus rajin dan konsisten dalam meng-upload konten terkait
produk kami, agar customer semakin penasaran dan terbayang-bayang dengan
kepedasan super dari bakso mercon yang menggugah selera terutama ketika hujan.
Poster dan konten open
pre order kami pun sudah diluncurkan dengan sangat antusias. Kami
bersama-sama berusaha dan berdoa agar bisnis pertama kami akan berjalan dengan
baik dan sukses dipasaran. Setelah melakukan riset dan perhitungan HPP, kami
sepakat menjual dengan harga Rp. 6000,- per porsinya. Lima hari telah berlalu,
dan sungguh bersyukurnya kami pesanan open pre order kami menembus 70
porsi untuk pembelian pertama kami. Dengan bersemangat kami segera melakukan
iuran modal untuk awal.
Persiapan demi persiapan kami lakukan dengan sangat berhati-hati dalam menjalankan prosedur produk open pre order kami. Disinilah kami belajar apa itu makna kebersamaan dan kerja sama tim. Kerja sama tim merupakan suatu kemampuan untuk bekerja bersama dalam mewujudkan visi dan misi bersama, termasuk dalam mendorong setiap individu untuk bergerak dan saling membantu satu sama lain agar dapat meraih tujuan bersama-sama.
FLASHBACK
Sebelum kami memutuskan
untuk menjual Bakso Mercon sebenarnya kami mengalami pergantian produk, ketika
melakukan survei pasar kami melihat es manis merupakan menu yang sangat
menyegarkan untuk berbagai kalangan terutama di siang hari. Namun, dugaan kami kurang tepat karna ternyata es
lumut kurang diterima dengan baik bagi warga Solo, berikut kisah awal mula kami
memilih produk es lumut.
Setelah
perkuliahan selesai, kami bertemu dan sepakat untuk menjual minuman manis yang
menyegarkan. Kamipun melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan agar produk
yang dipilih ialah produk yang tepat. Mulai dari scroll tiktok mencari berita trending
hingga mencari pada twitter untuk menilai selera masyarakat secara luas
dalam berbagai kalangan usia. Tidak lupa juga kami survei pasar untuk
menyaksikan apakah produk yang kami pilih akan menjadi produk yang
mengantusiaskan masyarakat atau tidak.
Setelah
berbagai proses ternyata es lumut ialah sang juara, mulai dari rasa yang manis
dan segar dicampur dengan jelly rasa buah yang sangat juicy di lidah.
Sehingga kami berenam berkumpul untuk mendiskusikan jualan di CFD Slamet
Riyadi, mencoba menjual es lumut dan kami menamainya ‘ES LUMUT by AWAASH’.
AWAASH adalah singkatan dari enam anggota kelompok kami yaitu Azka, Wafrah,
Aina, Arzita, Sylvi, dan Hisyam. Es lumut ini terbuat dari jelly yang
telah dimasak lalu diparut atau dihancurkan dengan es batu dan dicampur dengan
serbuk pop ice dan ditambahkan susu evaporasi.
Kemudian,
dikarenakan perkuliahan kami selesai lebih cepat, kami sempatkan untuk
berkumpul membahas tentang es lumut ini, kelompok kami mulai mencatat apa yang
di butuhkan untuk membuat Es lumut ini seperti nutrijell, gula, susu evaporasi,
cup, pop ice, dan lain-lain. Kami bersama-sama belanja di toko dan
berpencar untuk mencari barang yang dibutuhkan sehingga bisa mempersingkat
waktu karena takut kesorean.
Setelah
kami belanja di bagi ada yang membawa barang dan memasak jelly dan
membuat serbuk tadi, dari kelompok kami kebanyakan yang ngekost maka kulkas
minim untuk menyimpan jelly nya apalagi letak rumah dan kost kami jauh, “wajar
kami jadi penjual pemula” ajari dong puh sepuhhh, jadi kami gak perlu takut
walaupun kami masih awal berjualan, membutuhkan banyak tempat untuh menaruh
jelly dan serbuk yang sudah di buat apalagi kami membutuhkan meja dan karpet
untuk berjualan sehingga kita hampir keteteran tapi kita masih bisa berusaha.
Keesokan
harinya tibalah hari minggu pada tanggal 18 Februari 2024 di CFD Slamet Riyadi
pada pukul 05.00 pagi kami harus sudah berkumpul di lokasi untuk berjualan
produk kami yaitu ES LUMUT, tantangan kami harus bangun pagi karana jualan kita
cfd dan harus mencari tempat yang strategis dan ramai pembeli, karna kami
jualan pemula harus bertanya sama penjual lama kalo tempat ini di pakai apa belum?
Si penjual lama menjawab kalo tempat ini udah ada yang booking, kita
dapet tempat tapi di suruh penjual lama di tempat disana agak pojokan emang
tempatnya luas tapi kurang ramai pembeli, karna si penjual lama berjualan es
teh dan penjual lama tau kami Jualan es lumut juga karena sama-sama es jadi
takut kesaing, emang tempat kami minim orang beli sehingga masyarakat sekitar
asing dengan nama produk kami yaitu es lumut.
Kamipun
menawarkan produk ke masyarakat sekitar dan keliling membawa kertas yang bergambar
es lumut biar banyak yang minat dan membuat pamflet yang di upload di story
WhatsApp dan Instagram. sehingga es lumut kami kurang di minati, pertama
berjualan es lumut dengan harga 7000 ribu dan kami turunkan menjadi 5000 ribu
karna cfd jam 09.00 harus tutup dan harus di bersihkan. Pelanggan pertama kami
Adek-adek karna penasaran sama es kami, trs Adek ini beli dia minta rasa
strawberry dan Adek ini mengira es lumut kami gak pake es batu terus adek nya
minta pake es batu padahal es lumut kami pake es batu dan setelah adik-adik ini
beli akhirnya banyak yang membeli produk kami.
CFD
hampir waktunya udah selesai kami membereskan dagangan karna waktunya udah
selesai, karna produk kami masih ada, kami buka jualan di deket rumah azka di
samping masjid, yang biasanya banyak anak-anak disana. Sesampai di rumah azka
kami mencari tempat dan menata ulang produk kami untuk berjualan kembali,
karena TPA nya libur sehingga anak-anak kecil gak ada yang keluar. Pembeli
pertama ada bapak-bapak yang minat sama produk kami dan akhir nya membeli dan
dia mencicipi di depan kami terus saran bapaknya katanya kemanisan padahal
takaran gula kami pas karana mungkin faktor orang berbeda-beda.
Karena
produk kami masih ada, kemudian kami mempunyai ide es lumut ini menjadi es
kucir biar banyak anak-anak yang minat dengan harga 1000 dan es kucir nya di
taruh di rumah azka karna banyak anak kecil yang kurkus dan akhir nya produk
kami habis. Karena jualan itu memang membutuhkan effort bagi pemula apalagi es
yang banyak saingan nya kita voting kembali dan berkumpul sepakat menjual
makanan pedas yang sedang sangat viral yakni BAKSO MERCON.
BACK TO NORMAL
Untuk selanjutnya kami
akan menceritakan sedikit perjalanan tugas kewirausahaan kami. Ternyata setelah
kita mencoba berdagang es lumut itu,
dagangan kami tidak terlalu banyak peminat mungkin karena baru awal jualan dan
kurangnya persiapan yang matang, kami
tidak menyerah mungkin dengan gagalnya bisnisnya kami ini membuat jalan keluar
yang lain, dari sini kami juga belajar banyak dan mencari cara agar mendapatkan
bisnis yang lain dan diminati banyak orang. Mungkin untuk berjualan tahap awal
ini memang sulit tetapi kami tetap mencoba dan terus belajar,intropeksi dari
kesalahan dan membenahi apa yang mungkin dari kami tidak tahu caranya makanya
terjadi beberapa kesalahan teknis seperti dari cara pembuatanyaa atau juga dari
teknik pemasaran kami yang kurang
persiapan.
Dari sini kami terus
mencari ide cemerlang yang sekiranya diminati banyak orang dan tidak tertinggal
zaman now, karena di era sekarang ini banyak sekali orang-orang
ber-kreasi dalam jualan makanan, tentu saja kami merasa tertantang untuk ini ,
kami berusaha keras untuk menciptakan ide-ide yang menarik dan menghasilkan
laba yang memuaskan.
Setelah beberapa hari kami memikirkan ide
berjualan apa yang kemungkinan banyak diminati masyarakat, akhirnya kami
memutuskan untuk mencoba berjualan bakso mercon. Sebenarnya bakso mercon ini
cukup familiar dikalangan anak-anak remaja karena saat ini banyak orang
menyukai makanan pedas termasuk bakso dengan berbagai tingkat level kepedasan.
Kami memulai dari awal kembali seperti mempersiapkan bahan-bahan, design
produk, memanajemen waktu, dan packing
yang menarik. Awal kami memulai berjualan bakso mercon ini tidak langsung ke
CFD, tetapi kami mencoba untuk berjualan secara Pre Order, dimana kami
menawarkan produk yang kami jual kepada teman-teman kampus, tetangga rumah,
tetangga kos, serta dipromosikan melalui sosial media masing-masing anggota.
Kami open pre order sekitar lima harian. Setelah kami rekap pesanan yang masuk, Alhamdulillah banyak yang
tertarik dengan produk kami dan dari pre order yang kami buka, pesanan
yang masuk tembus 70 porsi lebih.
Pada hari berikutnya,
kami mempersiapkan semua bahan-bahan yang dibutuhkan seperti bumbu-bumbu dapur,
alat dan tempat untuk memasak, serta packaging. Kami memutuskan untuk memasak
di kos Wafrah karena lokasi kosnya dekat dari kampus. Kami disini saling
berbagi tugas, ada yang merebus dan menggoreng bakso, menghaluskan bumbu, serta
mempersiapkan packaging yang akan kami gunakan.
Setelah perkuliahan
pagi kami selesai, kami segera menuju ke kos Wafrah untuk mempersiapkan pesanan
bakso mercon yang kami terima. Pertama-tama, Sylvia mulai mempersiapkan bahan
lalu memilih dan memilah bagian yang layak digunakan atau yang harus dibuang
karna kurang layak, kemudian sylvia mencuci bersih seluruh bahan makanan dan
merebus bakso terlebih dahulu. Di lain sisi, Azka juga merebus cabai merah dan
cabai rawit sampai lunak. Tujuan merebus cabai ini untuk mempertahankan warna
bakso mercon kami yang identik dengan warna merah. Kemudian setelah bakso
selesai direbus, bakso tersebut digoreng oleh Wafrah hingga warnanya sedikit
kecoklatan atau biasa disebut dengan golden brown. Di sisi lain, Arzita
membuat bumbu halus dengan menggunakan blender. Bumbu halus tersebut antara
lain, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, dan kemiri.
Sesudah bakso dan bumbu
halus siap, Aina menyalakan kompor untuk menumis bumbu halus tersebut hingga
tercium aroma harum dan tidak langu. Setelah harum, bumbu tersebut diberi
tambahan penyedap rasa, garam, gula, lada, dan kaldu bubuk. Lalu bakso yang
sudah digoreng tadi dimasukkan ke dalam bumbu dan diaduk rata. Oh iya, cara kami menentukan level pedasnya adalah
dengan cara level satu diberi satu sendok bumbu cabai, level dua diberi dua
sendok bumbu cabai, hingga level lima diberi lima sendok bumbu cabai serta
tambahan berupa cabe bubuk agar rasa pedasnya terasa nyata.
Jika bakso mercon
tersebut terasa sudah pas, maka siap untuk dikemas. Kami menggunakan packaging
berupa sterofoam dan tusuk bambu karena menurut kami packaging tersebut
lebih aman serta memudahkan customer kami untuk menyantap bakso mercon
yang kami sajikan. Dikarenakan banyaknya orderan, maka kami menandai sterofoam
tersebut dengan nama dan level yang dipilih oleh customer kami.
Setelah semua selesai,
kami memberi kabar pada Hisyam lewat chat WhatsApp bahwa bakso mercon tersebut
sudah siap untuk diantarkan kepada teman-teman kami yang memesan. Kami melayani
pengantaran ke kampus, ke kos, bahkan ke rumah teman kami yang memesan jika
jaraknya berdekatan.
Setelah open pre
order, kami memikirkan cara agar bakso mercon ini tetap eksis di kalangan
masyarakat umum. Untuk itu, kami memutuskan untuk berjualan di Car Free Day.
Kami memilih untuk berjualan di CFD Slamet Riyadi karena dirasa CFD tersebut
lebih banyak pengunjung yang datang untuk menikmati kuliner paginya. Sehari
sebelumnya, kami mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk berjualan
esok hari.
Hari Minggu pun tiba,
kami bersiap-siap untuk berjualan di CFD. Untuk menghindari kesalahan
sebelumnya saat berjualan es lumut, kami mencari lokasi yang lebih strategis
dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Untungnya, kami menemukan lokasi yang
cocok untuk tempat kami berjualan. Kami segera menata lapak jualan kami,
seperti memasang taplak meja, menata panci dan mangkok bakso, sterofoam
serta tak lupa poster jualan kami yang sudah dicetak. Saat awal berjualan,
lapak kami sepi sehingga kami mencoba menawarkan kepada orang-orang dan
berusaha menarik pelanggan yang lewat di depan lapak kami.
Pelangganpun
berdatangan dan membeli bakso mercon kami. Rasanya senang sekali bakso mercon
kami masuk di selera kalangan masyarakat umum. Tidak hanya remaja, bahkan
anak-anak dan orang tua pun merasa bakso mercon kami cocok di lidah mereka
dengan adanya tingkat kepedasan ini. Tak terasa waktu cepat berlalu, begitu pun
dengan waktu CFD yang hanya terbatas hingga pukul sembilan pagi. Dua puluh
menit sebelum CFD dibubarkan, bakso mercon kami tersisa dua porsi. Namun kami
yakin jika produk jualan kami akan habis terjual sebelum jam sembilan.
Di pagi hari yang
awalnya cerah itu, tiba-tiba mendung mendekat dan rintik gerimis mulai turun.
Kami agak panik, tetapi kemudian ada seorang ibu dan anak datang ke lapak kami
dan bertanya produk apa yang kami jual dan berapa harga perporsinya. Kami
melayani dengan senang hati meskipun diguyur gerimis. Dikarenakan hanya tersisa
dua porsi saja, maka ibu dan anak tersebut ingin membeli semuanya. Kami segera
mengemas bakso mercon tersebut ke sterofoam dan memasukkanya ke dalam plastik.
Sebelum hujan mengguyur kami, kami segera mengemasi barang-barang yang tadi
kami gunakan untuk berjualan dan segera kembali ke rumah Azka.
PENUTUP
Tanpa di sadari dalam
berwirausaha ini kami telah melakukan proses yang panjang dari masalah
kegagalan pemilihan produk, susahnya mencari pelanggan, ada juga kesalahan kita
menentukan tempat berjualan yang strategis, dan dengan lika-liku bermacam-macam
yang mau tidak mau harus kita lakukan demi berlangsungnya usaha jual beli kami.
Banyak hal yang bisa
kami pelajari dari melakukan bisnis wirausaha ini apalagi melakukan wirausaha
ini dengan orang-orang yang notabene nya adalah orang orang yang belum
pernah melakukan bisnis bersama sehingga ada tantangan tersendiri contohnya
adanya perbedaan pendapat dengan partner bisnis tetapi ada juga keuntungan
melakukan bisnis bersama yaitu banyaknya ide-ide yang tertuang baik itu dari
segi produk, ataupun pemasaran dan kita bisa sama-sama membagi pekerjaan agar
lebih cepat selesai dan tenaga yang diperlukan juga tidak sebanyak dengan
melakukan bisnis sendiri karena kita gotong royong bekerja sama dalam melakukan
bisnis usaha ini. seperti kata pepatah "berat sama dijinjing ringan sama
dipikul" dengan kebersamaan membuat hal yang sedikit terasa melimpah, hal
yang sulit menjadi mudah, dan hal yang berat menjadi lebih ringan.
Dalam melakukan bisnis
pasti juga ada resikonya yang mau tidak mau harus kita terima, perlu di ingat
kita harus siap jika ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, contohnya
sepinya pembeli, uang modal yang tidak balik atau tidak untung, cuaca yang
tidak bersahabat, dan hal hal buruk lainnya, kita harus siap akan hal itu
karena itu semua adalah sebagian dari proses dan menguji kemampuan kita untuk
menghadapi masalah-masalah tersebut jika itu bisa kita lewati maka bisnis kita
akan lebih maju.
Tanpa kami sadari sudah
begitu jauh kami melangkah dalam dunia kewirusahaan. Perjalanan yang kami lewati
telah memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi kami, kami merasakan
berbagai kesan yang tak terlupakan. kami belajar bahwa bersama teman dalam
bisnis bukanlah tentang menghindari konflik, tetapi tentang bagaimana cara kami
mengatasinya bersama-sama, dengan setiap tantangan yang kami hadapi, kami
tumbuh lebih kuat dan lebih bijaksana mengambil keputusan dan pada akhirnya
kami menyadari bahwa keberhasilan sejati adalah tentang melangkah bersama-sama,
tidak hanya dalam bisnis, tetapi juga dalam kehidupan karena saat kita
berproses di situlah hal-hal tentang kehidupan terjadi dimana kita harus saling
mengerti saling memahami dan saling mengingatkan jika terjadi kesalahan,
intinya ego kita harus bisa di kendalikan karena ini bukan tentang satu
individu tetapi ini adalah kelompok. Bersusah-susahlah karna ‘sehabis gelap
terbitlah terang’, sebagai mahasiswa kita harus memiliki prinsip bahwasanya
kesuksesan itu dimaknai dari proses (step by step) yang telah kita
lewati dari bawah. Jangan pernah menyamaratakan bahwa apa yang kita
mulai tidak sebanding dengan apa yang diperoleh orang lain, yakinlah bahwa
usaha yang sedang diperjuangkan dengan maksimal dan kesungguhan tidak akan
pernah menghianati hasil.
-LEBIH BAIK LELAH BEKERJA DAN BERUSAHA DARI PADA DIAM DAN TIDAK MELAKUKAN APAPUN- (Kelompok 3, Perbankan Syariah 4E)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar