PERJALANAN KEWIRAUSAHAAN
“COOKIELAB.ID”
Di tengah kesibukan semester 4,
Iqbal, Maulana, Fitri, Hilda dan Ana mendapatkan tugas dari dosen mata kuliah
Kewirausahaan Islam untuk membuat proposal bisnis dan mendirikan usaha kecil.
Awalnya, kami merasa bingung dan ragu karena belum pernah memiliki pengalaman
berwirausaha. Bagaimana mungkin kami yang masih mahasiswa bisa memulai usaha?
Namun, setelah berdiskusi kami termotivasi untuk mencoba.
Pertemuan demi pertemuan kami
habiskan untuk bertukar ide dan gagasan. Setelah berdiskusi, kelompok kami
menemukan ide untuk membuat bisnis usaha dalam bidang pangan berupa mini
cookies yang diberi nama Cookielab.id. Ide membuat mini cookies sebagai produk
bisnis usaha tidak sengaja tebersit saat kami melakukan brainstorming.
Menurut kami mini cookies cukup mudah dibuat karena menggunakan bahan utama
tepung terigu yang mudah didapatkan di pasar maupun supermarket sehingga tidak
akan menyita banyak waktu saat proses produksi.
Dalam memulai usaha ini tentunya
diperlukan macam-macam tahapan. Tahapan yang telah kami lalui untuk membuat
produk ini adalah sebagai berikut:
PERSIAPAN
Di awali
dengan penentuan produk yang akan dijual dengan mempertimbangkan target sasaran
dari produk. Pada akhirnya kami sepakat dan mengambil keputusan untuk
mengembangkan produk makanan karena memiliki pasar yang luas, didasari naiknya
minat baik dari muda sampai tua. Di awal kami mencari beberapa makanan yang
mudah dan praktis untuk kami jual, kami mencari beberapa produk di sosial media
seperti Instagram, Youtube dan Tiktok. Setelah mecari beberapa produk kami
awalnya ingin menjual keripik dari kulit pangsit atau makanan ringan karena
dengan menjual produk itu kami mendapatkan cukup banyak keuntungan karena bahan
yang digunakan dalam pembuatan hanya sedikit dan modal yang kita berikan tidak
terlalu banyak tetapi kami masih mempertimbagkan lagi karena dalam menjualkan
produk ini hanya beberapa orang yang tertarik karena makanan ini sudah banyak
diperjualkan.
Kami
mencari lagi beberapa produk makanan lainnya agar mendapat produk dengan
inovasi yang baru, selain itu kami juga sudah menenmukan beberapa ide untuk
makanan yang kami buat seperti jelly ball dan pisang coklat tetapi sudah ada
beberapa dari kelompok lain yang membuat produk tersebut. Setelah mencari
beberapa produk lagi kami menemukan beberapa makanan yang layak dijual dengan
inovasi terbaru kami menumakan produk makanan dari Instagram yaitu cookies
dengan lumeran coklat, setelah melihat video tersebut kami langsung setuju
untuk membuat produk tersebut karena pembuatan yang cukup mudah, bahan-bahan
pembuatan yang mudah dicari dengan harga yang terjangkau dan makanan yang bisa
dinikmati oleh beberapa kalangan. Setelah itu kami mengumpulkan atau menyiapkan
modal, bahan, dan alat yang dibutuhkan untuk persiapan produk kami. Dalam
penentuan target pasar kami menargetkan pada kriteria pembeli tertentu, hal ini
kami lakukan karena target pasar yang berbeda akan menuntut upaya pendekatan
yang juga cukup berbeda, mengenali target konsumen usaha adalah kunci sukses
pemasaran. Selanjutnya kami memikirkan nama produk yang akan kami pakai, kami
juga harus memastikan bahwa belum ada orang yang telah memakai nama yang akan
digunakan secara komersial. Setelah mencari nama-nama produk untuk cookies kami
ada 2 pilihan opsi nama, yang pertama ada Cookielicius di mana dinamakan
Cookielicius karena memiliki arti cookies yang enak, sehingga kami
berharap cookies yang kami jual dapat menarik daya minat banyak konsumen. Selanjutnya,
nama yang kedua ada CookieLab.id makna nama tersebut diambil dari
kata Lab yaitu Laboratoruim yang artinya percobaan. Kami berharap dengan
percobaan-percobaan ini dapat menemukan banyak varian cookies. Dari 2 pilihan
nama ini, kami sepakat memilih nama CookieLab.id untuk produk kami. Persiapan
lain yang perlu dipersiapkan setelah pembuatan nama merk produk yaitu logo
produk. Berikut adalah contoh logo dari produk kami.
Logo tersebut mengalami beberapa perubahan setelah kami mendiskusikan dengan beberapa anggota kelompok banyak sekali perdebatan-perdebatan bentuk pada logo dan akhirnya kami mendapatkan logo yang diinginkan dengan bentuk dan kertas yang menarik.
PERCOBAAN DAN PRODUKSI
Percobaan
produk, kami melakukan percobaan atau survei jauh sebelum proses realisasi
bisnis diselenggarakan, agar bisa mendapatkan cita rasa yang pas dan enak.
Selain itu, kami juga melakukan survei pada bahan baku, setelah mendapatkan
keputusan, kami mulai mencoba membuat produk sekaligus membuat foto display
untuk produk kami sebagai media promosi.
Pada
awalnya, kami berencana membuat mini cookies menggunakan pan, karna kami
melihat di beberapa video tutorial mudah sekali membuat melted cookies di pan,
tetapi tidak untuk kami karena pada saat pembuatan kami mengalami kendala dalam
mengolah, di awal kami sudah berekspektasi tinggi cookies yang kami buat di pan
itu akan berhasil ternyata di awal percobaan cookies yang kami buat tidak
sesuai ekspektasi kami, mungkin karna api yang kami gunakan terlalu besar dan kami
kesulitan mengembangkan resep sehingga tekstur cookies yang dihasilkan tidak
sesuai dengan yang kami inginkan, dari percobaan pertama kami langsung
merencanakan lagi bagaimana solusi agar cookies ini dibuat selain dengan
memakai pan karna di awal dalam pembuatan menggunakan pan terlalu memakan waktu
yang banyak dan hasil cookies yang tidak
terlalu sempurna Oleh karena itu,
dilakukan orientasi terhadap metode pengolahan dan menggantinya menggunakan
oven untuk menghasilkan resep yang sesuai prinsip yang kami miliki.
Di
hari berikutnya kami menggunakan oven untuk pembuatan yang kedua, pada
pembuatan menggunakan oven ini kami menambahkan beberapa bahan yang digunakan
dari sebelumnya, ternyata menggunakan oven juga tidak langsung mendapatkan
hasil yang kami inginkan, mungkin dalam proses pembuatan bahan kue masih ada
beberapa takaran yang belum sesuai, jadi stelah di oven beberapa cookies masih
ada yang terlalu keras dan bentuk cookies yang masi belum sama rata. Dari
percobaan kedua kami mencari solusi lagi dan lebih memperhatikan lagi step-step
yang digunakan dalam pembuatan bahannya agar dipercobaan selanjutnya cookies
lebih lembut dan bentuknya bisa sama rata.
Di
pembuatan terakhir untuk penjualan kami menyiapkan dengan matang alat dan bahan-bahan
agar tidak ada lagi kesalahan atau kekurangan pada saat pembuatan, dan akhirnya
dipembuatan terakhir hasilnya lumayan memuaskan walaupun bentuk cookies masih
ada yang belum sama rata tetapi kami berusaha semaksimal mungkin agar penyajiannya
tetap sama.
Dalam pemesanan produk, kami menggunakan sistem pre-order. Kami membagikan sebuah poster pre-order seminary mungkin agar banyak peminat untuk membeli produk kami. Dengan sistem pre-order ini kami bisa membuat produk sesuai dengan jumlah pesanan yang didapat, jadi dengan adanya sistem pre-order ini kami bisa menakar berapa cookies yang harus kami buat. Produksi yang dilakukan secara masif telah dilaksanakan sejak awal pre-order pertama. Dapat dikatakan proses produksi cukup berhasil karena pembelian melebihi target yang kami tentukan menggunakan sistem promosi yang kami gunakan.
PEMASARAN PRODUK
Strategi pemasaran produk merupakan
salah satu hal yang sangat penting. Berbagai macam bentuk dan juga kemasan
dipercantik supaya bisa menarik konsumen untuk membeli produk makanan kami. Pertama
kami menggunakan kemasan produk yang menarik, kemasan atau packaging di
dalam strategi pemasaran produk itu sangat berperan penting untuk menarik
konsumen membeli produk yang kita tawarkan, kami mencari beberapa referensi packaging
di beberapa e-commerce banyak pilihan yang membuat kami bingung untuk
memilihnya dan akhirnya kami mendapatkan referensi packaging yang menarik. Kami
membuat 2 packaging yang besar dan yang kecil, kenapa sih harus 2 packaging?
tentu saja kami membuat 2 tempat karena kami menggunakan saus krim atau glaze untuk
cookies tersebut agar lebih baik dan menarik. Kami memisahkan saus krim
tersebut karna setiap orang memiliki selera tersendiri, ada beberapa orang yang
ingin memakan cookies dengan saus krim secara terpisah dan ada juga yang ingin
dimakan secara langsung atau dicampur ke cookies. Maka dari itu kami membuat
dua packaging.
Lalu yang kedua kami membuat foto
produk yang unik dan menarik. Dengan adanya visual yang menarik, orang-orang
tentu akan terdorong untuk membelinya. Dengan beberapa kali take foto, akhirnya
kami mendapatkan foto yang bagus dan menarik, di akhir kami juga membuat video dengan
trend yang ada di sosial media dengan video tersebut juga sangat menarik
konsumen untuk membelinya.
Kami juga menggunakan media promosi
berupa poster, kami membuat poster dengan semenarik mungkin agar menarik
perhatian banyak peminat untuk membeli produk kami, dengan menambahkan tagline
dan caption yang menarik juga.
Produk ini kami sebarkan melalui sosial
media masing-masing anggota. Penerimaan pesanan dilakukan mulai dari hari Senin
sampai Jumat per minggunya dan pesanan akan diproduksi pada hari Sabtu untuk
didistribusikan pada hari Minggu.
Karena target penjualan kami kebanyakan remaja, maka kami membuat tampilan produk kami semenarik mungkin. Selain menarik perhatian pembeli dengan membuat tampilan produk yang menarik, kami juga membuat promo launching dengan ketentuan untuk 10 pembeli pertama akan mendapatkan harga sebesar Rp 8.000 dengan harga awal sebesar Rp 10.000. Hal ini membuat banyak orang yang mulai melirik produk dari usaha kami.
EVALUASI DAN TANTANGAN
Dalam
menjalankan usaha bisnis kami menghadapi berbagai tantangan, seperti modal yang
terbatas, persaingan yang ketat dan waktu yang terbatas karena kesibukan
perkuliahan. Namun, kami tidak menyerah selalu berfikir positif, belajar dari
kesalahan yang kemarin dan terus berusaha mencari solusi. Hal ini menjadi
langkah krusial dalam perjalanan wirausaha, sehingga kami melakukan evaluasi
dan mengidentifikasi kekurangan untuk menentukan langkah perbaikan agar
mencapai hasil yang lebih baik kedepannya.
Pada
penjualan pertama, beberapa kekurangan teridentifikasi dan perlu diubah untuk
penjualan berikutnya. Salah satunya adalah penggunaan glaze atau lumeran coklat
yang terlalu encer. Hal ini menyebabkan cookies tidak menyatu sempurna dengan
glaze. Sehingga, kami perlu mencari formula glaze yang lebih pas, dengan
kekentalan yang tepat untuk melekat sempurna pada cookies. Kekurangan kedua
adalah ukuran cookies yang belum sama rata. Hal ini bisa disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti proses pencetakan, atau bahkan suhu oven. Kami perlu
melakukan eksperimen lebih lanjut untuk menemukan solusi terbaik, demi
menghasilkan cookies dengan ukuran yang seragam dan estetis.
Bisnis
kami masih dalam tahap awal, sehingga kami belum menghasilkan keuntungan yang
signifikan. Namun, kami telah berhasil menutupi biaya operasional kami. Kami
telah menetapkan harga yang kompetitif untuk produk kami dan kami telah
mengelola biaya produksi kami dengan cermat. Total modal yang kami
habiskan selama operasional sebesar Rp 241.000. Saat penjualan pertama, kami
menjual produk dengan harga Rp 10.000 dan Rp 8.000 untuk 10 pembeli pertama. Selama
penjualan, kami berhasil menjual 26 cookies dengan total pendapatan Rp 244.000.
Hal
yang menyebabkan modal kami lebih banyak terletak pada harga salah satu glaze
yang lebih mahal dibandingkan dengan harga glaze yang lain. Dikarenakan pada
awalnya kami hanya membeli dua glaze untuk percobaan dan menghitung modal yang
dihabiskan dan perkiraan laba yang akan kami dapatkan. Namun, pada saat kami
membeli lagi untuk produksi dan penjualan ternyata glaze varian matcha harganya
jauh lebih mahal dari varian lainnya, dan kami tidak memperkirakan hal itu. Hal
ini, membuat laba yang kami dapatkan sangat sedikit. Namun, kami masih
mempunyai beberapa persediaan bahan produksi untuk penjualan kedua. Sehingga
pada saat penjualaan yang kedua kami berencana untuk menaikkan harga jual
menjadi Rp 12.000 agar kami bisa mendapatkan laba yang sesuai.
Pengalaman memulai bisnis usaha ini
memberikan banyak pelajaran berharga bagi kami. Kami belajar tentang pentingnya
kerjasama, ketekunan, dan kreativitas dalam berbisnis. Kami juga belajar
tentang bagaimana mengambil keputusan yang tepat. Dengan bewirausaha ini kami
jadi tau tidak semudah itu untuk mejadi pengusaha dengan berbagai macam
tantangan yang dihadapi dan bagaimana caranya untuk bisa memecahkan masalah
atau tantangan tersebut.
DOKUMENTASI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar