Petualangan Rasa dengan Kimbab Oishi Chwichan yang Istimewa

Menceritakan Awal Mula Berwirausaha Kimbab Oishi Chwichan

-       -by Reina Zahira Shaffa (225221079) AKS 5B 

Di tengah hiruk-pikuk kota yang padat, ada sebuah usaha kimbab yang bikin lidah bergetar dan hati berdebar. Kimbab Oishi Chwichan, tempat di mana rasa dan kehangatan bertemu dalam gulungan nori yang menggugah selera. Dari resep tradisional yang diaransemen ulang dengan sentuhan modern, setiap gigitannya adalah perpaduan rasa yang mengundang nostalgia dan memikat rasa penasaran. Inilah produk makanan yang dibuat oleh saya sendiri Reina Zahira Shaffa mahasiswi Uin Raden Mas Said Surakarta jurusan Akuntansi Syariah bersama anggota kelompok saya yaitu Rahma, Fahmi dan Difta.

Sebelum memutuskan untuk membuat usaha kimbab ini, Saya, Rahma, Fahmi dan Difta awalnya ragu karena banyak pilihan yang akan kita buat, kita juga harus menyesuaikan selera anak jaman sekarang dan juga persaingan berwirausaha yang begitu ketat menjadikan kita bingung dalam memilih usaha. Kemudian setelah kita searching dan mencari info kita  memilih untuk membuat kimbab, yang kita namai dengan “Kimbab Oishi Chwichan” yang bermakna “Pembeli bakal terpesona engga cuma dengan kimbab yang super enak, tapi juga keramahan ciwi ciwi cantik yang siap melayani dengan penuh senyuman hangat”.

Kita lihat dalam makananya, bukan cuman tentang enaknya saja tetapi sehat tidaknya makanan tersebut dan cocok tidaknya makanan tersebut untuk semua kalangan. Karena produk kita sehat dan bergizi yang pasti cocok untuk semua kalangan dan kita mengganti targetnya tidak hanya anak – anak saja tetapi anak remaja, dewasa hingga orang tua, kita menjualnya di CFD Slamet Riyadi Solo yang pasti padat sekali penjual dan pembeli di sana.

Lalu Saya, Rahma, Fahmi dan Difta mengobrol membahas kelanjutan usaha kita di grup whatsapp kala itu….

Saya    : “Gesss, enaknya kita beli bahannya di shopee atau pasar ya?.”

Fahmi  : “Shopee aja na, nanti tak checkoutin, tak carikne bahan yang berkualitas tapi harga terjangkau haha.”

Rahma : “Haha, siyapp, buat sayuranne nanti tak belinee.”

Difta    : “Okee gess, buat kemasan nanti tak beline.”

Saya    : “Oyii gess, wadah kimbab nanti tak bawain, kita mau iuran berapa ini, 30k dulu aja gimana?

Fahmi  : “Siyapp, kalau kurang tak tambain haha.”

Rahma : “siyapp boss.”

Kurang lebih seperti itu percakapan saya dengan kelompok saya hehee, kita saling bagi tugas agar hasilnya bisa semaksimal mungkin. Beberapa hari kemudian peralatan yang terdiri dari wajan, pisau, sendok, telenan, panci, baskom, piring, spatula, kompor & gas, rice cooker hingga rolling kimbab, lalu untuk bahan penolong seperti kecap asin, wijen, mayonais, saus cabai, minyak wijen, penyedap, kemasan mika, stiker, dan steples, tak lupa juga bahan baku yang terdiri dari beras, ketan, nori, bayam, wortel, telur, sosis dan timun, semua sudah disiapkan di kos Difta.

Akhirnya hari yang dinanti pun tiba, hari Minggu yang seharusnya cerah, angin berbisik lembut sambil mengundang harapan akan keramaian di CFD. Namun, cuaca tiba-tiba mengganti rencana. Hujan deras mengguyur, membuat ratusan impian berbasah-basah dalam genangan air. Tapi, di dapur kecil kos Difta, semangat kita untuk memasak tetap menyala. Bau harum teri nasi kimbab mulai memenuhi udara, mengingatkanku bahwa cuaca buruk tak bisa memadamkan hasrat bisnis. Dengan setiap potongan sayur dan gulungan nori, kita bertekad untuk menyajikan sesuatu yang spesial meski hujan mengguyur di luar, siap membanjiri pelanggan dengan rasa dan kehangatan. Dalam 1x produksi kita dapat menghasilkan lebih dari 70 pcs kimbab dengan harga 2 ribu/pcs. Kita tidak hanya membuka stand di CFD saja tetapi kita membuka open po. Dari open po kita sudah mendapat 8 orang pemesan dengan 40pcs kimbab.

Tepat saat pembuatan kimbab kita sudah selesai, hujan pun reda. Matahari muncul dengan malu-malu, seakan-akan ia enggan menunjukkan sinarnya yang cerah. Cahaya lembutnya menyapu embun di dedaunan, menghidupkan kembali suasana yang lembap. Seperti senyuman yang menghentak, kehangatan itu perlahan menyebar, menghapus dingin yang masih menggigit. Setiap orang yang melihatnya pun terpesona, merasakan bahwa, meski cuaca mendung sempat menguasai, harapan baru selalu datang membawa cahaya.

Saya dengan kelompok saya dengan penuh semangat menawarkan produk jualan kita, kita bersorak - sorak di salah satu stand CFD Slamet Riyadi dengan penuh keramahan untuk menarik pelanggan tetapi yang namanya usaha dengan persaingan ketat, stand kita sepi, banyak orang berlalu lalang tetapi sekedar mampir untuk bertanya kepada kita pun tidak ada, sungguh malangnya kita. Dengan keadaan seperti itu tidak membuat semangat kita berkurang, karena kita percaya penjualan kita akan habis hari itu dan saat itu juga, kita akhirnya membagi kerja sama tim dengan yang 3 keliling dan yang 1 jaga stand, hasil dari keliling kita membuahkan hasil, dan terdapat 2 anak kecil yang menghampiri stand kita dengan membeli 5pcs kimbab, tidak lama kemudian 2 anak kecil itu kembali lagi untuk membeli 10pcs kimbab kita. Berikut dokumentasinya:

Dari hasil penjualan kita di CFD dan open po, kita mendapat uang Rp. 150.000, jadi keuntungan kita Rp. 50.000, yang Rp. 20.000 untuk mengembalikan modal, karena biaya dalam membeli bahan – bahan sebesar Rp 100.000, jadi keuntungan bersih kita Rp. 30.000.

Berwirausaha ini akan menjadi pengalaman yang berkesan bagi saya, karena terdapat nilai - nilai yang dapat diambil dari berjualan seperti, kita menjadi tahu bahwa mencari uang sangat lah susah oleh sebab itu kita harus belajar dengan bersungguh – sungguh memberikan hasil yang terbaik untuk orang tua, bekerja keras dan jangan putus asa karena rejeki sudah Allah SWT yang atur tidak mungkin salah alamat, bertanggung jawab dalam jualan, kita memilih bahan yang halal dan thayyib menunjukkan kepatuhan terhadap syariat, sehingga usahanya tidak hanya mendatangkan keuntungan materi tetapi juga keberkahan, penetapan harga yang adil dan pelayanan terbaik kepada pelanggan juga menjadi cerminan kejujuran dan akhlak mulia seorang wirausahawan Muslim. Berwirausaha sangat lah menyenangkan, apalagi dikaitkan dengan islam, berkah jualannya halal juga rejekinya.

~ Terimakasih untuk anggota kelompok 1 yang sudah bekerja keras, kalian hebat! ~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bisnis Plan

FENOMENA HUJAN: STUDI KASUS AIR MATA PENGANTIN

 FENOMENA HUJAN: STUDI KASUS AIR MATA PENGANTIN Tak terasa tahun 2024 akan segera berakhir. Waktunya melakukan tradisi tahunan, yaitu mengev...