NAVIGASI PELUANG
DALAM DUNIA BERMAIN PERAN
Tahun 2020. Pandemi
COVID-19 bikin gue bosen setengah mati. Hari-hari cuma diisi rebahan, kelas online,
ngescroll sosmed, makan, nonton TV, tidur, and repeat! Dunia
rasanya berhenti berputar, mengurung diri di rumah dalam keseharian, membuat
hari-hari terasa begitu membosankan. Gue yang biasanya aktif di berbagai
kegiatan esktrakurikuler, tiba-tiba merasa hampa. Kehidupan monoton. Hanya
diisi dengan perasaan jenuh yang menggelayut tak berujung.
Suatu hari, Fani, sahabat
karib gue di SMA, mengajak gue untuk bergabung dalam dunia roleplayer di
Instagram. Gue Ragu. Ya, awalnya rasa itu yang datang. Gue nggak ngerti apa itu
roleplayer, dan gue rasa itu bukan hal yang menarik buat dilakuin. Tapi,
rasa penasaran gue lebih besar nyatanya, ajakan Fani yang begitu semangat
setiap harinya menghipnotis gue seketika. Akhirnya gue mencoba. Dan ternyata...
Gue ketagihan!
Dunia roleplayer
ternyata jauh lebih menarik dari yang gue bayangkan, apalagi buat seorang
introvert kayak gue ha...ha...ha...Serius! Gue bisa menciptakan karakter fiksi,
berinteraksi dengan pemain lain, dan ngerasain sensasi bermain peran yang seru
dengan kreativitas masing-masing. Gue menjelajahi berbagai komunitas roleplayer,
bertemu dengan banyak orang baru tanpa harus ngerasa malu. Paling asyiknya, gue
bisa menemukan teman-teman dengan minat dan hobi yang sama.
Namun, di tengah keseruan
bermain peran, ada suatu hal yang menarik gue lihat. Beberapa akun roleplayer
ternyata memiliki Business Account (BA), mereka bermain peran, tapi
mereka berjualan. Otak gue seketika mikir, karakter kita di roleplayer
fiksi, tapi duit yang kita dapetin dari jualan itu gak fiksi cuy! Awalnya, gue
merasa aneh.
“Kok bisa ya jualan
beginian, emang ada yang beli?” gumam gue dalam hati.
Tapi, lama-lama, gue mulai
menyadari potensi bisnis yang tersembunyi di balik dunia roleplayer ini.
Gue melihat banyak business
account yang sukses menjual berbagai kebutuhan roleplayer, mulai
dari jasa pembuatan avatar, video karakter, hingga kostum digital. Paling bikin
gue heran, jasa pembuatan cerita karakter dan skenario buat roleplayer
ada juga, Bro! Selain itu, ada yang menjual berbagai macam kebutuhan sosial
media, seperti jasa editing foto dan video, jasa pembuatan konten,
bahkan jasa jual beli akun sosial media dan game. Gue tercengang. Ternyata,
dunia roleplayer ini menyimpan peluang bisnis yang sangat besar bagi kaum
rebahan ha...ha...ha...
Bosan hanya bermain peran
tanpa menghasilkan sesuatu yang berharga, gue pun memutuskan untuk nyoba peruntungan
di dunia bisnis. Bersama Fani, gue membuat business account pada
akhirnya. Fani, yang memiliki keahlian dalam hal manajemen dan pemasaran, dia
menangani bagian promosi. Sementara gue, lebih piawai dalam editing,
bertanggung jawab atas pembuatan konten visual.
Awalnya gue cuma sama
Fani, hanya kita berdua. Saling membagi tugas, membantu, dan saling mendukung.
Tapi, seiring berjalannya waktu, bisnis ini cukup berkembang. Pesanan terus
berdatangan, hingga gue sama Fani merasa butuh bantuan tambahan. Akhirnya, kita
merekrut beberapa teman di roleplayer untuk dijadikan admin dalam
membantu pengelolaan pesanan. Dalam waktu singkat, tim ini berkembang hingga
berjumlah belasan orang.
Keuntungan yang kita raih
pun semakin meningkat. Setiap bulan, gue bisa mendapatkan keuntungan bersih
hingga Rp 700.000,00. Hanya untuk gue seorang. Bayangin, gimana senengnya gue
dapet duit segitu, lumayan bisa buat beli buku dan skincare sendiri
tanpa minta ke orang tua, batinku. Menurut gue, itu uang yang cukup besar bagi
seorang pelajar yang baru nyoba jualan dengan bermodalkan HP dan tekad.
Menikmati hasil kerja keras gue sendiri ternyata semenyenangkan itu. Dan juga
membanggakan.
Seiring dengan kesibukan
gue yang mulai jadi mahasiswa baru, merasakan bangku perkuliahan untuk pertama
kalinya, gue pun mulai merasa kesulitan mengatur waktu untuk mengelola bisnis online
tersebut. Seperti pepatah yang mengatakan, “Tak ada gading yang tak retak”. Gue
seringkali lalai dalam mengawasi operasional bisnis. Dan...Boom! Akun Instagram
jualan gue dihack. Nangis banget nggak tuh. Usaha pertama gue. Hal yang
gue bangun perlahan, hilang dalam sekejap mata. Parahnya lagi, gue mengalami
kerugian Rp 500.000,00 karena kena tipu. Pasrah. Cuma satu kata itu yang menggambarkan
bagaimana keadaan gue.
Pengalaman pahit ini
mengajarkan gue banyak hal. Gue belajar tentang pentingnya manajemen waktu,
keamanan data online, dan pentingnya berhati-hati dalam melakukan
bisnis. Meskipun pada akhirnya gue vakum, pengalaman ini tetap menjadi
pelajaran berharga yang tak terlupakan.
Hingga kini, gue masih
menjalankan bisnis kecil-kecilan di bidang jasa sosial media, seperti penjualan
aplikasi pro dan jual beli akun sosial media. Keuntungannya emang nggak sebesar
dulu, tapi pengalaman berharga yang gue raih selama menjalankan prosesnya itu
lah yang paling penting. Mengajarkan gue gimana artinya kerja keras, gimana
susahnya cari uang. Serta, pentingnya memanfaatkan peluang yang ada di sekitar
kita. Meskipun peluang itu tersembunyi di balik dunia yang nggak terpikirkan
sama sekali.
Sekarang gue kuliah, tapi
sambil kerja. Berat, itu yang gue rasakan selama kerja jadi editor dan content
creator di salah satu cafe deket kampus. Meskipun sekarang gue cari duit
bukan dari usaha yang gue bangun sendiri, tapi gue punya bukti yang
membanggakan, kalau gue pernah berani mengambil risiko dalam mengeksplorasi
peluang. Kadang, kesuksesan itu dimulai dari hal-hal kecil yang kita anggap
sepele. Awalnya nggak ada yang tahu kan, peluang usaha tersembunyi di tempat
yang nggak terduga, dunia roleplayer misalnya! Jangan pernah underestimate
potensi yang ada di sekitar kita. Baik itu sukses atau gagal, pasti akan
memberikan pelajaran berharga dari setiap prosesnya.
(Zaimatul Mahzumah
Arifin_051_AKS 5B)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar