Roti, Saus, dan Perjuangan : Cerita dan
Kisah Perjalanan Royal Sandwich
-
By.
Alvina Anggitia
Hallo, namaku Alvina Anggitia, mahasiswa semester 5 UIN
Raden Mas Said Surakarta prodi Akuntansi Syariah. Saya sangat bersyukur karena
bisa berjalan sejauh ini, dengan penuh harapan dan semangat yang tiada henti
dari diri sendiri.
Dimulai dari mata kuliah kewirausahaan,
saya dengan dua rekan saya bernama
apriliya dan faristya mendapatkan sebuah tugas dan tantangan berupa usaha
dagang. Awal mula sebelum memutuskan untuk berjualan sandwich kami berfikir
untuk menjual sebuah makanan yaitu banana roll, karena berbagai alasan kami
bertiga memutuskan untuk berjualan sandwich. Sandwich adalah makanan cepat
saji, yang menyehatkan dan memiliki berbagai nutrisi, sehingga banyak di minati
oleh kalangan remaja.
Dengan sebuah diskusi dan keputusan yang
panjang, kami memberikan sebuah nama pada produk kami adalah Royal Sandwich.
Dengan berbagai filosofi yang unik bahwa kata “royal” bermakna yaitu memiliki
kualitas premium dan layak dinikmati oleh pembeli. Setelah itu kami mulai
menyiapkan untuk produksinya dengan membeli semua bahan-bahan yang dibutuhkan.
Karena bahan lumayan banyak, kami bertiga membagi tugas, faristya dengan
membeli sayur-sayuran untuk isi, april membeli roti dan frozenfood, sedangkan
saya membeli bahan untuk pengemasan produknya.
Setelah kami
bertiga mempersiapkan semua bahan untuk produk sandwich tersebut, di waktu
ba’da isya kami mencoba untuk trial
atau membuat produk yang akan kami jual keesokan pagi harinya. Dengan
percobaan yang kami buat akhirnya kami memutuskan untuk menjual produk ini
dengan harga 15.000/pcs. Dari bahan dan packing yang kami berikan sangat nyaman
dan berkualitas, sehingga kami berani memutuskan harga tersebut.
Gambar
Logo Produk
Keesokan paginya bertepatan pada hari
Minggu, 10 November 2024. Dimulai dari jam 06.00 pagi kami menyiapkan produk
yang akan kami jual di CFD Solo. Setelah produk sudah siap kami mulai berangkat
dengan penuh harapan dan diiringi rintiknya hujan. kami membawa 20pcs produk
dengan dua motor kesayangan. Tibanya disana kami terlambat bahwa jam sudah
menunjukkan pukul 07.30 wib. Disana kami berjualan tidak hanya sendiri tetapi
dengan teman-teman aks 5b lainnya.
Kami bertiga langsung menyiapkan tempat
yang sudah disediakan dan menata produk yang sudah kami bawa diatas meja
coklat. Tetapi setelah beberapa menit kemudian kami berfikir untuk menjualnya
dengan mengelilingi CFD. Kloter pertama kami membawa satu nampan berisi 7 pcs
sandwich ini dan 15 kipas plastik yang kami sediakan untuk gift. Langsung saja
kami menyusuri jalan slamet riyadi dengan teriknya matahari yang sangat
menyengat tubuh. Hal pertama yang terfikir di kepala saya adalah menawarkan
produk ini kepada anak sekolah dan mahasiswa.
Saat berjalan kearah kanan depan, saya
melihat remaja bergerombolan dengan duduk santai sambil mengobrol, kami bertiga
langsung menghampirinya dan menawarkan sandwich ini dengan iming-iming gift
kipas yang diberikan. Dan ternyata mereka tertarik oleh gift ini sehingga
mereka membeli produk yang kami jual.
Setelah target kepada anak sekolah, kami
berpindah kepada mahasiswa yang sebaya dengan kami. Terdapat mahasiswa uns yang
sedang melaksanakan tugas praktek kampusnya. Disini kami melakukan kolaborasi,
yang pertama kami di harapkan untuk ikut serta dalam karya cap tangan, yang
kedua kami ikut serta dalam pengisian kuisioner hari ayah. Dari kedua
kolaborasi tersebut kami dapat menjual produk sandwich kepada mereka.
Kemudian dengan melanjutkan perjalanan,
produk yang kami bawa diatas nampan sedang ini terjual habis. Kami bertiga
memutuskan untuk mengambil kembali sandwich tersebut, kami memulai berjalan di
pinggir trotoar jalan kecil, disana kami mendapati mahasiswa yang sedang
berjualan es teh, niat kami hanya membeli es the tersebut tenyata nihil. Kami
dengan percaya dirinya menawarkan produk ini kepada mereka dengan cara barter.
Walaupun ini sedikit curang tetapi ini adalah trik yang kami lakukan.
Lalu berjalan ditengah keramaian warga
solo, kami masih terus berusaha menawarkan produk tersebut. Dengan tidak
sengaja kami masih melanjutkan misi ini kepada mahasiswa UNS yang sedang
berjualan bucket bunga. Kami mengajak berkolaborasi dengan cara membeli 2
bucket bunga seharga 5.000/pcs dan kami berhasil menjual 2 produk kami kepada
mereka. Dengan keadaan tersebut kami lebih banyak mendapatkan keuntungan yang
didapat.
Sehingga 2 bucket bunga yang sudah kami
beli, kami jual kembali dengan target remaja yang sedang bersama pasangannya.
Kami tawarkan dengan harga 20.000 tetapi sudah mendapatkan bucket bunga
tersebut. Setelah itu kloter kedua ini sudah kami lakukan dengan penjualan yang
cepat. Kami kembali untuk ketiga kalinya mengambil produk ke tempat semula.
Pada saat ini, sudah menunjukkan pukul
09.00 wib dengan keadaan CFD Solo akan segera selesai. Kami memanfaatkan waktu
dengan sebaik-baiknya, kami menyusuri tiap jalan dan sudutnya. Setelah sampai
kami rasa perjalanan ketiga ini semakin jauh dan melalahkan, kami dapat menjual
produk ini sebanyak 14pcs. Karena CFD sudah selesai, kami kembali dengan rasa
bersyukur karena sudah terjual cukup banyak, hanya saja sisa 6 pcs. Dengan sisa
yang ada kami bertiga memutuskan untuk menawarkannya di WhatsApp. Kesalahan yang
kami lakukan yaitu tidak menyediakan pamflate untuk penjualan sandwich ini,
sehingga kami sedikit kebingungan untuk menawarkannya.
Akhirnya kami bertiga membagi untuk setiap
masing-masing membawa 2 pcs. Faristya dan april berhasil menjual habis kepada
saudaranya, dan saya berhasil menjual kepada tetangga rumah sekitar.
Inilah kisah dan perjalanan Royal
Sandwich, banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan dalam berjualan, seperti
membangun komunikasi yang baik, menambah inovasi dan kreativitas, kejujuran,
kerjasama tim, dan eratnya hubungan pertemanan. Semoga kisah ini dapat
memotivasi teman-teman untuk menjadi pembisnis muda yang kreatif.
Dokumentasi
Nama : Alvina
Anggitia
NIM : 225221067
Kelas : AKS 5B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar