AWAL MULA BISNIS "COCERIA"
Oleh: Regina Putri Ihsanti (225221036)
PENEMUAN IDE BISNIS
Pada semester lima ini kami mengikuti mata kuliah
Kewirausahaan Islam dengan dosen pengampu Ibu Sri Haryanti, S.E., M.M. beliau
memberikan tugas untuk membuat sebuah planing bisnis yang akan dipraktikan oleh
masing-masing kelompok untuk memasarkan produk dari planing bisnis tersebut.
Kelompok kami beranggotakan empat orang dan kami dari kelompok 4 yaitu Febrian
Deka Anggraeni, Muna Nahda Az-Zahra, Siti Wasitoh dan Regina Putri Ihsanti.
Setelah pembentukan kelompok, kami segera mungkin merancangkan bisnis yang akan
kami jalankan melalui grup WhatsApp. Pada saat berdiskusi dalam grup munculah
sebuah ide yang terinspirasi dari produk “Snacktok By Najla” yaitu cookies yang
diberi lumuran coklat dengan packacing toples oval, yang mungkin sedang rame
pada saat itu sebelum munculnya coklat dubai yang sekarang menjadi produk
terbarunya By Najla. Ketika kelompok kami sudah sepakat dalam penentuan ide
bisnis, setelah itu kita membahas bahan baku apa saja yang dibutuhkan dengan
membuat list di grup WhatsApp.
Alasan kami dalam memilih bisnis COCERIA (Cookies Ceria)
salah satunya adalah mudah dibuat, karena cookies pada produk kami menggunakan
cookies kiloan yang sudah jadi, sehingga pada saat pengolahannya tidak rumit.
Selain itu, produk yang kami jual juga tahan lama karena termasuk makanan
kering. Dan produk ini juga memiliki banyak peminat, tetapi belum banyak
ditemukan produk seperti ini yang dijual disekitar sini.
PERCOBAAN IDE BISNIS
Setelah semua sepakat terkait produk dan bahan baku apa
saja yang dibutuhkan, kami berencana untuk membandingkan harga atau biaya bahan
baku dengan mencari referensi pada
internet yang bersumber dari google dan e-commerce dengan mencari bahan
baku secara langsung ke toko di sekitar
Kartasura. Bahan pertama yang kita cari yaitu glaze chocolate sebagai topping
dari cookies, toples kecil untuk wadah nya, plastik kecil untuk kemasan.
Setelah itu, kita berpindah toko dan bertanya disetiap toko kiloan sekitar
kartasura untuk mencari bahan utama yaitu cookies. Setelah banyaknya toko yang kami
datangi untuk mencari cookies, akhirnya kami sepakat untuk memesan melalui e-commerce
sebanyak 1 kg untuk percobaan awal.
Singkat setelah itu, sekitar empat hari kemudian kami
berkumpul lagi untuk membuat produk pertama karena cookies yang dipesan secara
online baru datang dan produk pertama digunakan untuk foto produk guna pamflet
pemasaran. Pada saat ingin membuat percobaan pertama kita menggunakan toples
bening dengan ukuran 400 ml. Adapun langkah-langkah dalam membuat satu produk
coceria adalah: tata rapi cookies pada toples sebanyak 12 biji, lalu campurkan
glaze chocolate dengan sedikit minyak goreng lalu diaduk hingga chocolate
bertekstur cair, setelah itu campurkan chocolate yang yang cair dan aduk hingga
merata pada cookies, setelah cookies sudah terlumuri dengan coklat, cookies
bisa dirapikan kembali kedalam toples dan tutup toples nya, langkah akhir
tempelkan stiker coceria pada tutup produk dan tidak lupa untuk memasukkan pada
plastik kemasan.
PEMASARAN IDE BISNIS
Setelah dibuatnya satu produk coceria, kami melakukan
foto produk dan membuat pamflet penjualan menggunakan aplikasi Canva. Selain
itu, kami juga mulai membuat akun media sosial berupa instagram @coceria.id yang
kami promosikan pada grup teman-teman kami agar dapat membantu memberikan info
terkait pemasaran produk. Setelah pamflet yang dibuat sudah jadi, kami
mempromosikan dengan cara menyebarkan pamflet melalui status WhatsApp dan
Instagram. Setelah pamflet disebarkan pada PO pertama, kami mendapatkan 13 pelanggan,
pada PO kedua kami mendapatkan 10 pelanggan, dan pada PO ketiga kita mendapat 8
pelanggan. Setelah banyak konsumen yang membeli dan mencoba produk kami,
alhamdulillah nya kami mendapat testimoni yang baik dan ada beberapa juga yang
memberikan masukan terkait produk kami.
EVALUASI DAN TANTANGAN BISNIS
Disetiap usaha yang dijalankan atau bisnis yang sedang
berjalan pasti selalu ada masalah atau tantangan yang datang. Pada produk kami
ada beberapa tantangan yang ada. Tantangan yang pertama terkait dengan biaya
produksi yang terbilang tinggi untuk kalangan mahasiswa, awal produk yang kami
jual mendapatkan biaya produksi sebesar Rp 10.000/pcs, namun kami mendapat
masukan dari konsumen untuk menunrunkan harga jual kami. Setelah itu, kami
memikirkan kembali cara untuk menggantikan biaya produk dengan cara mengganti
ukuran toples yang kami gunakan dan mendapat kan biaya produksi Rp 5.000/pcs.
Tantangan selanjutnya adalah pada jumlah konsumen yang
semakin berkurang, karena mungkin kurang banyak nya peminat dari mahasiswa atas
produk yang kami tawarkan dan juga kurang luas nya kami dalam pemasaran. Selain
itu, kesalahan dalam membeli stiker produk. Harusnya stiker yang kami gunakan
memiliki warna baground putih, tetapi kami membeli yang transparan. Sehingga,
tidak terlihat pada toples produk kami. Ada pula tantangan yang kami hadapi
selaku penjual dari produk ini adalah masih sulitnya menemukan toko penjual
cookies kiloan di sekitar Kartasura.
Dari sekian banyaknya tantangan yang kami hadapi, kami
hanya berharap untuk dapat membuat bisnis kedepannya menjadi lebih baik.
Harapan kami untuk tetap manjalakan bisnis ini kembali untuk menambah ilmu
kewirausahaan kami dan untuk membangun mentalitas sebagai mahasiswa
wirausahawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar