PERJALANAN PROJEK BISNIS EMPAT SEKAWAN

PERJALANAN PROJEK BISNIS EMPAT SEKAWAN

Oleh: Muna Nahda Az-zahra (225221029)

Perjalanan projek bisnis empat sekawan bermula ketika kami dipertemukan dalam satu kelompok pada tugas mata kuliah kewirausahaan Islami. Kami merupakan mahasiswi akuntansi syariah di Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta yang sedang menempuh pendidikan dan duduk di bangku semester lima. Pada mata kuliah kewirausahaan Islam tersebut kami diberikan tugas untuk membuat bisnis plan dan merealisasikannya. Ketika kami mendapatkan tugas tersebut, hal pertama yang kami lakukan dengan bersepakat untuk mengadakan rapat kecil dengan keseluruhan anggota. Saya Muna Nahda Az-zahra beserta rekan-rekan saya yaitu Regina Putri Ihsanti, Febrian Deka Anggraeni dan Siti Wasitoh memutuskan untuk berdiskusi via chat grub pada aplikasi WhatsApp.

Pada rapat kecil tersebut tentu kami tidak akan luput dari lika-liku, banyak pertimbangan serta perbedaan pendapat yang kami hadapi. Dari rapat tersebut kami mendapatkan titik cerah untuk membuat camilan yaitu cookies yang dilumeri dengan saus coklat yang kami beri nama COCERIA (Cookies Ceria). Pilihan kami jatuh kepada cookies dengan banyak faktor yang mendukungnya. Alasan kami untuk memilih berbisnis cookies karena kami terinspirasi dari SnackTok milik Bittersweet by Najla yang sangat viral di social media, kami memanfaatkan peluang tersebut untuk menjual produk serupa dengan versi ramah kantong untuk mahasiswa. Dengan menjual cookies tersebut kami yakin akan menghasilkan keuntungan dikarenakan cookies merupakan camilan yang cukup digemari oleh anak muda dan target pasar kami pun para mahasiswa sekitar kampus. Sehingga kami merasa bahwa keputusan memanfaatkan peluang yang ada ini tepat.

Setelah menetapkan produk apa yang akan kami produksi, dengan cepat kami melanjutkan untuk membuat rancangan bisnis yang kami tuangkan dalam bentuk proposal bisnis plan dan proposal tersebut juga merupakan tugas UTS (Ujian Tengah Semester) mata kuliah kewirausahaan Islami. Pada rancangan bisnis tersebut terdapat visi dan misi usaha, RAB (Rancangan Anggaran Biaya), pembagian tugas, rancangan logo, penentuan bahan dan alat apa saja yang akan digunakan, proses pembuatan, dan dugaan tantangan yang dihadapi serta evaluasi apa yang akan kami lakukan. Setelah membuat rancangan bisnis dilanjutkan dengan proses eksekusi.

Proses eksekusi kami lakukan dengan membeli bahan melalui offline dan online store. Setelah seluruh bahan dan alat kami dapatkan, kemudian kami membuat produk bersama-sama. Pada proses pembuatan produk kami mencoba beberapa kali terkait seberapa cair saus yang kami perlukan dan bagaimana proses pengemasan yang dapat menarik minat konsumen. Langkah selanjutnya kami melakukan foto produk kemudian membuat pamflet dengan aplikasi canva sebagai media promosi yang akan kami sebarkan melalui media sosial. Pada salah satu pertemuan terdapat materi yang membahas mengenai bisnis digital dan bentuk promosi yang dapat dilakukan serta apa saja langkah yang dapat memaksimalkan untuk proses promosi. Kelompok kami menerapkan materi yang kami dapatkan tersebut pada bisnis COCERIA. Setelah pamflet jadi kami menyebarkannya di media sosial yang kami miliki seperti pada status dan grub WhatsApp, kemudian kami juga membuat akun instagram yaitu @coceria.id dan kami memanfaatkan fitur yang telah disediakan instagram dengan memposting gambar pada akun kami dan membuat story instagram dengan harapan pemasaran kami akan semakin meluas. Kami juga menggunakan kata-kata dengan sistem CTA (Call to Action)  untuk caption pada seluruh postingan kami di media sosial harapannya dapat menarik minat konsumen.

Sistem penjualan yang kami gunakan yaitu dengan sistem Pre-Order dengan pertimbangan untuk mengurangi risiko terjadi mubazir pada produk yang kami jual. Proses penjualan pertama, kami memperoleh cukup banyak konsumen yang membeli COCERIA. Namun pada penjualan kedua kami mengalami penurunan pada penjualan. Dari penurunan tersebut kami melakukan evaluasi guna memperbaiki kekurangan pada produk kami. Hasil evaluasi mendorong kami untuk membuat produk dengan ukuran yang lebih kecil. Kami merasa bahwa untuk skala mahasiswa membeli camilan dengan harga Rp 10.000 masih tergolong mahal. Akhirnya kami membuat versi mini COCERIA dengan harga Rp 5.000 dengan wadah yang lebih kecil. Dari penjualan pertama dan kedua kami juga meminta testimoni oleh para konsumen kami, hasilnya mereka merasa bahwa coklat yang kami berikan kurang melimpah dan tidak lumer di keseluruhan cookies kemudian cookies yang kami jual terlalu kering. Dari penjualan tersebut kami melakukan perbaikan. Hasil dari perbaikan yang kami lakukan dengan mengolah kembali saus coklat kami untuk sedikit lebih cair agar dapat menyelimuti seluruh cookies kami serta mencari cookies yang tidak kering.

Pada penjualan ketiga, kami melakukan inovasi produk yakni dengan menambah varian produk. Selain menjual cookies kami juga menjual camilan yaitu chococruncy yang kami sajikan seperti varian cookies. Dari inovasi serta evaluasi yang kami lakukan terdapat sedikit peningkatan pada penjualan kami. Bisnis ini kami jalankan hingga penjualan ke empat.

Perjalanan yang kami lalui penuh dengan pembelajaran. Dengan adanya proyek bisnis plan ini kami merasa bahwa ini merupakan kesempatan yang sangat bagus untuk menjadi media pembelajaran kami. Kesempatan ini memberikan kami pengetahuan terkait bagaimana cara berwirausaha, memberikan kami peluang untuk belajar berjualan, bagiamana prosesnya, cara berkomunikasi dengan konsumen, cara berdiskusi dengan rekan kerja, realisasi dari materi pembelajaran juga kami dapatkan dari praktek bisnis plan ini. Harapannya kami dapat membawa ilmu yang bermanfaat ini sebagai bagian dari proses perjalanan dan pembelajaran yang dapat memberi manfaat untuk kami di masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bisnis Plan

FENOMENA HUJAN: STUDI KASUS AIR MATA PENGANTIN

 FENOMENA HUJAN: STUDI KASUS AIR MATA PENGANTIN Tak terasa tahun 2024 akan segera berakhir. Waktunya melakukan tradisi tahunan, yaitu mengev...