Oleh : Aghniyaud Dzikri 225221045
Dilelapnya
tidur malam itu terdengar suara adzan sayup-sayup antara ada dan tiada “ Assholatu
khoirumm minannnaum”, badan dan pikiran terasa enteng setelah mengarungi
lautan mimpi yang mungkin lebih indah dari kenyataanya. Kucoba membangunkan
seseorang yang telah menimani malamku “kak...kak.. tangi wis subuh” .
dengan langkah yang mesih terbawa mimpi, kami bersegera menunaikan kewajiban
kami.
*****
kondisi cerah
pagi itu sangat berdamai dengan harapan dan semangat untuk melanjutkan misi
selanjutnya diruang kelas. Dengan sedikit rasa hangat yang meresap dibadan,
pakaian yang tadinya kusut kini berubah menjadi rapi dan siap kugunakan untuk
menambah ketampananku. sesuai jadwal hari ini, mata kuliah kewirausahaan islam menjadi
salah satu mata kuliah yang menyenangkan bagi saya.
“mempunyai
skill inovatif dan kreatif memberikan aspek penting dalam berwirausaha di era
industri 4.0”. ujar presentator bagai bapak menuturkan petuah kepada anaknya.
Kondisi kelas
yang aktif bagai kicauan burung
memberikan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan. Dalam materi
tersebut memberikan amunisi semangat bagi saya dalam mengambil langkah penting
dalam berwirausaha di era industri 4.0. Diakhir kelas Ibu Sri sebagai dosen
pengampu mata kuliah Kewirausahaan menyampaikan tugas kepada kami, untuk
mengimplementasikan semua yang didapat dikelas dengan berjualan di care free
day. Bagi saya tugas tersebut merupakan sinergitas antara teori dan pratek,
yang nantinya akan mendapatkan output yang baik dalam dalam perkuliahan
ini.
*****
Risol Zaud:
Petualangan Baru disetiap Gigitan
Di syahdunya
suasana sore itu, langit berwarna oranye keemasan, seolah mengucapkan selamat
tinggal kepada matahari yang perlahan-lahan tenggelam di ufuk barat,
menciptakan panorama yang menakjubkan nan tenang. Terdiam dan termenung saya,
Ayu dan Wildan diiringi dengan berselancarnya ide ide kreatif , membuat banyak
melontarkan usulan untuk projek kwu pagi tadi. Setelah banyak pertimbangan kami
memilih Risol Mayo Zaud sebagai produk kami untuk kami jualkan di care free day
minggu depan.
Projek risol
mayo zaud, memerlukan banyak persiapan seperti menyiapkan produk, tempat dan
alat-alat jualan kami. Dangan itu layaknya seorang wirausaha profesional, kami
segera membagi tugas. Saya bertugas mengurusi
peminjaman alat jualan, ayu bertugas membuat sarana promosi, dan wildan
bertugas berkomunikasi dengan pihak pengelola care free day solo, sedangkan
proses produksi menjadi tanggung jawab bersama.
Pagi itu,
langit tampak kelabu, awan berat seolah menunggu saat yang tepat untuk
menumpahkan isi. Banar saja tak lama dari kami membersiapkan tempat di care
free day solo, rintikan air mengiasi jalanan solo. Namun dengan niat dan
harapan kami, risol mayo zaud kami susun dengan rapi layaknya shof shalat,
berharap banyak hasil baik yang menyertai perjuangan kami.
Dengan rasa
optimis dan semangat, kami menawarkan kepada bapak, ibu, adek-adek, yang
melewati stand jualan kami.
“ pak, buk,
monggo risol mayo kualitas premium, tiga ribuan saja...”
Tiga puluh menit pertama tak banyak yang mampir stand kami, dengan kondisi lapangan yang tidak sesuai pandangan awal, kami segera memutar otak agar produk kami laris manis. Terbesit dipikiran kami untuk berkeliling sepanjang wilayak care free day tersebut. Dengan mental layaknya tim marketing perusahaan besar, kami coba tawarkan kebanyak orang yang kami temui. Dengan metode tersebut kami banyak memperoleh banyak hasil bagus untuk produk kami, yaa walaupun masih ada juga produk kami yang tersisa hingga care free day tersebut tutup.
Tak masalah bagi kami karna produk kami masih tersisa, di kondisi seperti itulah muncullah jiwa-jiwa sosial kami. Kami bagikan produk kami kepada teman-teman kelompok lain yang memang berjualan bareng pada saat itu. Bagi kami keuntungan dunia kami dapat dan keberkahan akhirat juga dapat.
*****
Dari panjanganya proses perkuliahan kaeiwausahaan, memberikan saya refleksi diri khususnya dalam kontek berwirausaha. Misalnya, sinergi antara teori dan praktek memberikan saya pengalaman baru untuk berjualan, berinovasi dan kreatif, memahami situasi lapangan, mengidentifikasi mitigasi resiko. Harapanya model perkuliahan seperti ini bisa terus berkembang agar setiap orang yang bisa meningkatkan mutu dan keterampilan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar