Melangkah Kedunia Kewirausahaan : Kisah Inspiratif Dari Mahasiswa Membangun Usaha Bakso Mercon

Melangkah Kedunia Kewirausahaan : Kisah Inspiratif Dari Mahasiswa

Bakso Mercon By. AWAASH 


Disusun Oleh :

Azka Amalina 2252231161

Wafrah Nafiatul Manahil 225231182

Ainahaq Raudhatul Firdausa 225231164

Arzita Ifra Hadziku Asfi 225231179

Sylvia Intan Trijulianti 225231169

Hisyam Mahendra Pratama 225231187


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

 

         Di era digital ini begitu banyak perkembangan yang terjadi, baik dalam dunia pendidikan, kesehatan, dan yang paling terasa yaitu bisnis. Marak sekali kita jumpai begitu banyak produk yang ditawarkan atau dipasarkan melalui media sosial, tidak hanya praktis namun produk dapat dipasarkan secara cepat dan universal. Dengan adanya digitalisasi teknologi inilah yang mendorong kita sebagai generasi muda untuk terus berkarya dan berkarir, salah satunya berwirausaha.

Berwirausaha ialah tindakan seseorang mulai dari menentukan modal, memasarkan produk, proses produksi hingga penjualan marketing pada suatu bisnis usaha. Melalui mata kuliah kewirausahaan, kami pun dengan sangat antusias menentukan jenis produk apa yang paling tepat untuk kita pilih dalam berwirausaha.

Sebelum menentukan jenis produk, kelompok kami sepakat melakukan riset pasar untuk mengetahui produk apa saja yang dapat kita pilih dengan baik agar laku dan laris dipasaran. Selain melakukan riset, kelompok kami juga melakukan tindakan pendukung yakni melihat perkembangan pada media sosial. Tindakan pendukung ini sangat penting untuk dapat melihat responsif masyarakat secar luas dan akurat, melalui media sosial kita dapat mengetahui harga pasaran suatu produk secara umum serta kita dapat menentukan lokasi manakah yang sesuai untuk penjualan produk tersebut.

Setelah mempertimbangkan bibit, bobot, dan bebet, kelompok kami sepakat untuk menjual produk “Bakso Mercon”. Alasan kami memilih produk tersebut terinspirasi dari selera tim kami yang sangat menyukai makanan pedas. Melakukan bisnis adalah hal yang membutuhkan keuletan, oleh karena itu tentukan bisnis maupun usaha yang anda gemari atau anda kuasai basic dan skill nya, sehingga anda dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan serta dapat melakukan analisis yang terbaik untuk usaha dan bisnis yang akan anda lakukan.

Bakso mercon yang ingin kami jual yakni bakso yang lembut, gurih, pedas. Namun kami menemukan beberapa kendala, bagi yang tidak terlalu menyukai pedas. Sehingga kami menemukan ide baru yakni Bakso Mercon dengan adanya tingkatan level 1 hingga level 5. Tujuannya agar bagi pembeli yang tidak begitu menyukai pedas mercon dapat request dan membeli produk kami dengan level yang rendah.

Setelah menentukan bisnis usaha, kami menentukan nama produk yakni “Bakso Mercon By. AWAASH” yang merupakan arti dari Bakso Mercon By. Aina, Wafrah, Arzita, Azka, Sylvia, Hisyam yakni anggota tim kelompok kami. AWAASH juga dapat diartikan oleh masyarakat luas bahwasanya bakso tersebut benar-benar pedas, sehingga masyarakat luas dapat tergiur dan tertarik untuk membeli bakso mercon by. Awaash. Selain itu, Awaash juga merupakan bentuk dari persatuan dan kesatuan tim kelompok kami dalam usaha ini. Kita bersama-sama bertekad bahwasanya bisnis ini akan berhasil jika kita bersatu dan bekerja sama dari awal hingga masa mendatang.

Kemudian kami melakukan riset pasar terlebih dahulu untuk dapat menghitung Harga Pokok Penjualan, supaya kami bisa menentukan apakah produk yang dijual ini akan menguntungkan atau merugikan. Kitapun membagi tim untuk melakukan riset pasar agar dapat bekerja lebih cepat satu sama lain. Sylvia dan wafrah bertugas untuk riset pasar terkait bahan baku bakso, aina dan arzita bertugas riset pasar terkait packaging, Azka bertugas untuk riset pasar terkait harga bumbu, kemudian Hisyam yang betugas untuk melakukan riset pasar terkait tempat berjualan serta membuat kerangka poster yang menarik. Pembagian tugas ini dilakukan dihari yang sama, dan dilaporkan melalui grub WhatsApp sebagai komunikasi apakah harga tersebut adalah harga yang murah, normal, maupun mahal. Sehingga masing-masing dari kami dapat mempertimbangkan pilihan mana yang paling baik untuk digunakan dalam berbisnis.

Setelah melakukan riset pasar, selanjutnya kami melakukan trial product. Trial product ialah melakukan uji coba terkait rasa, tekstur, serta mekanisme lain yang dilakukan sebelum produk diluncurkan atau dijual di lapangan. Kelompok kami berhasil membuat trial product dengan sukses, rasa yang gurih, pedas dan pas. Sehingga kami memberanikan diri untuk melakukan Open Pre Order Bakso Mercon kami.

Dalam memasarkan produk pre order juga memerlukan pengetahuan dan tidak asal. Hal yang harus ditentukan ialah design poster dan foto produk. Kami mendesain dengan dominan warna merah dan hitam yang menunjukan betapa eskstra pedasnya bakso mercon kami. Dalam hal design inilah yang nantinya akan berpengaruh dalam pemasaran produk, semakin menarik design yang kita ciptakan maka akan semakin menarik perhatian masyarakat maupun pembeli.

Selanjutnya, yakni menentukan waktu open pre order, dalam menentukan waktu open pre order disarankan minimal 5 hari sebelum produk itu dijual. Tujuannya yakni dapat membuat customer tergiur. Kemudian selama waktu open pre order tersebut, kami harus rajin dan konsisten dalam meng-upload konten terkait produk kami, agar customer semakin penasaran dan terbayang-bayang dengan kepedasan super dari bakso mercon yang menggugah selera terutama ketika hujan.

Poster dan konten open pre order kami pun sudah diluncurkan dengan sangat antusias. Kami bersama-sama berusaha dan berdoa agar bisnis pertama kami akan berjalan dengan baik dan sukses dipasaran. Setelah melakukan riset dan perhitungan HPP, kami sepakat menjual dengan harga Rp. 6000,- per porsinya. Lima hari telah berlalu, dan sungguh bersyukurnya kami pesanan open pre order kami menembus 70 porsi untuk pembelian pertama kami. Dengan bersemangat kami segera melakukan iuran modal untuk awal.

Persiapan demi persiapan kami lakukan dengan sangat berhati-hati dalam menjalankan prosedur produk open pre order kami. Disinilah kami belajar apa itu makna kebersamaan dan kerja sama tim. Kerja sama tim merupakan suatu kemampuan untuk bekerja bersama dalam mewujudkan visi dan misi bersama, termasuk dalam mendorong setiap individu untuk bergerak dan saling membantu satu sama lain agar dapat meraih tujuan bersama-sama.

FLASHBACK

Sebelum kami memutuskan untuk menjual Bakso Mercon sebenarnya kami mengalami pergantian produk, ketika melakukan survei pasar kami melihat es manis merupakan menu yang sangat menyegarkan untuk berbagai kalangan terutama di siang hari. Namun, dugaan kami kurang tepat karna ternyata es lumut kurang diterima dengan baik bagi warga Solo, berikut kisah awal mula kami memilih produk es lumut.

Setelah perkuliahan selesai, kami bertemu dan sepakat untuk menjual minuman manis yang menyegarkan. Kamipun melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan agar produk yang dipilih ialah produk yang tepat. Mulai dari scroll tiktok mencari berita trending hingga mencari pada twitter untuk menilai selera masyarakat secara luas dalam berbagai kalangan usia. Tidak lupa juga kami survei pasar untuk menyaksikan apakah produk yang kami pilih akan menjadi produk yang mengantusiaskan masyarakat atau tidak.

Setelah berbagai proses ternyata es lumut ialah sang juara, mulai dari rasa yang manis dan segar dicampur dengan jelly rasa buah yang sangat juicy di lidah. Sehingga kami berenam berkumpul untuk mendiskusikan jualan di CFD Slamet Riyadi, mencoba menjual es lumut dan kami menamainya ‘ES LUMUT by AWAASH’. AWAASH adalah singkatan dari enam anggota kelompok kami yaitu Azka, Wafrah, Aina, Arzita, Sylvi, dan Hisyam. Es lumut ini terbuat dari jelly yang telah dimasak lalu diparut atau dihancurkan dengan es batu dan dicampur dengan serbuk pop ice dan ditambahkan susu evaporasi.

Kemudian, dikarenakan perkuliahan kami selesai lebih cepat, kami sempatkan untuk berkumpul membahas tentang es lumut ini, kelompok kami mulai mencatat apa yang di butuhkan untuk membuat Es lumut ini seperti nutrijell, gula, susu evaporasi, cup, pop ice, dan lain-lain. Kami bersama-sama belanja di toko dan berpencar untuk mencari barang yang dibutuhkan sehingga bisa mempersingkat waktu karena takut kesorean.

Setelah kami belanja di bagi ada yang membawa barang dan memasak jelly dan membuat serbuk tadi, dari kelompok kami kebanyakan yang ngekost maka kulkas minim untuk menyimpan jelly nya apalagi letak rumah dan kost kami jauh, “wajar kami jadi penjual pemula” ajari dong puh sepuhhh, jadi kami gak perlu takut walaupun kami masih awal berjualan, membutuhkan banyak tempat untuh menaruh jelly dan serbuk yang sudah di buat apalagi kami membutuhkan meja dan karpet untuk berjualan sehingga kita hampir keteteran tapi kita masih bisa berusaha.

Keesokan harinya tibalah hari minggu pada tanggal 18 Februari 2024 di CFD Slamet Riyadi pada pukul 05.00 pagi kami harus sudah berkumpul di lokasi untuk berjualan produk kami yaitu ES LUMUT, tantangan kami harus bangun pagi karana jualan kita cfd dan harus mencari tempat yang strategis dan ramai pembeli, karna kami jualan pemula harus bertanya sama penjual lama kalo tempat ini di pakai apa belum? Si penjual lama menjawab kalo tempat ini udah ada yang booking, kita dapet tempat tapi di suruh penjual lama di tempat disana agak pojokan emang tempatnya luas tapi kurang ramai pembeli, karna si penjual lama berjualan es teh dan penjual lama tau kami Jualan es lumut juga karena sama-sama es jadi takut kesaing, emang tempat kami minim orang beli sehingga masyarakat sekitar asing dengan nama produk kami yaitu es lumut.

Kamipun menawarkan produk ke masyarakat sekitar dan keliling membawa kertas yang bergambar es lumut biar banyak yang minat dan membuat pamflet yang di upload di story WhatsApp dan Instagram. ⁠sehingga es lumut kami kurang di minati, pertama berjualan es lumut dengan harga 7000 ribu dan kami turunkan menjadi 5000 ribu karna cfd jam 09.00 harus tutup dan harus di bersihkan. ⁠Pelanggan pertama kami Adek-adek karna penasaran sama es kami, trs Adek ini beli dia minta rasa strawberry dan Adek ini mengira es lumut kami gak pake es batu terus adek nya minta pake es batu padahal es lumut kami pake es batu dan setelah adik-adik ini beli akhirnya banyak yang membeli produk kami.

CFD hampir waktunya udah selesai kami membereskan dagangan karna waktunya udah selesai, karna produk kami masih ada, kami buka jualan di deket rumah azka di samping masjid, yang biasanya banyak anak-anak disana. ⁠Sesampai di rumah azka kami mencari tempat dan menata ulang produk kami untuk berjualan kembali, karena TPA nya libur sehingga anak-anak kecil gak ada yang keluar.⁠ Pembeli pertama ada bapak-bapak yang minat sama produk kami dan akhir nya membeli dan dia mencicipi di depan kami terus saran bapaknya katanya kemanisan padahal takaran gula kami pas karana mungkin faktor orang berbeda-beda.

Karena ⁠produk kami masih ada, kemudian kami mempunyai ide es lumut ini menjadi es kucir biar banyak anak-anak yang minat dengan harga 1000 dan es kucir nya di taruh di rumah azka karna banyak anak kecil yang kurkus dan akhir nya produk kami habis. ⁠Karena jualan itu memang membutuhkan effort bagi pemula apalagi es yang banyak saingan nya kita voting kembali dan berkumpul sepakat menjual makanan pedas yang sedang sangat viral yakni BAKSO MERCON. 

BACK TO NORMAL

Untuk selanjutnya kami akan menceritakan sedikit perjalanan tugas kewirausahaan kami. Ternyata setelah kita mencoba berdagang es lumut  itu, dagangan kami tidak terlalu banyak peminat mungkin karena baru awal jualan dan kurangnya persiapan yang matang,  kami tidak menyerah mungkin dengan gagalnya bisnisnya kami ini membuat jalan keluar yang lain, dari sini kami juga belajar banyak dan mencari cara agar mendapatkan bisnis yang lain dan diminati banyak orang. Mungkin untuk berjualan tahap awal ini memang sulit tetapi kami tetap mencoba dan terus belajar,intropeksi dari kesalahan dan membenahi apa yang mungkin dari kami tidak tahu caranya makanya terjadi beberapa kesalahan teknis seperti dari cara pembuatanyaa atau juga dari teknik pemasaran kami yang kurang  persiapan.

Dari sini kami terus mencari ide cemerlang yang sekiranya diminati banyak orang dan tidak tertinggal zaman now, karena di era sekarang ini banyak sekali orang-orang ber-kreasi dalam jualan makanan, tentu saja kami merasa tertantang untuk ini , kami berusaha keras untuk menciptakan ide-ide yang menarik dan menghasilkan laba yang memuaskan.

 Setelah beberapa hari kami memikirkan ide berjualan apa yang kemungkinan banyak diminati masyarakat, akhirnya kami memutuskan untuk mencoba berjualan bakso mercon. Sebenarnya bakso mercon ini cukup familiar dikalangan anak-anak remaja karena saat ini banyak orang menyukai makanan pedas termasuk bakso dengan berbagai tingkat level kepedasan. Kami memulai dari awal kembali seperti mempersiapkan bahan-bahan, design produk, memanajemen waktu, dan  packing yang menarik. Awal kami memulai berjualan bakso mercon ini tidak langsung ke CFD, tetapi kami mencoba untuk berjualan secara Pre Order, dimana kami menawarkan produk yang kami jual kepada teman-teman kampus, tetangga rumah, tetangga kos, serta dipromosikan melalui sosial media masing-masing anggota. Kami open pre order sekitar lima harian. Setelah kami rekap  pesanan yang masuk, Alhamdulillah banyak yang tertarik dengan produk kami dan dari pre order yang kami buka, pesanan yang masuk tembus 70 porsi lebih.

Pada hari berikutnya, kami mempersiapkan semua bahan-bahan yang dibutuhkan seperti bumbu-bumbu dapur, alat dan tempat untuk memasak, serta packaging. Kami memutuskan untuk memasak di kos Wafrah karena lokasi kosnya dekat dari kampus. Kami disini saling berbagi tugas, ada yang merebus dan menggoreng bakso, menghaluskan bumbu, serta mempersiapkan packaging yang akan kami gunakan.

Setelah perkuliahan pagi kami selesai, kami segera menuju ke kos Wafrah untuk mempersiapkan pesanan bakso mercon yang kami terima. Pertama-tama, Sylvia mulai mempersiapkan bahan lalu memilih dan memilah bagian yang layak digunakan atau yang harus dibuang karna kurang layak, kemudian sylvia mencuci bersih seluruh bahan makanan dan merebus bakso terlebih dahulu. Di lain sisi, Azka juga merebus cabai merah dan cabai rawit sampai lunak. Tujuan merebus cabai ini untuk mempertahankan warna bakso mercon kami yang identik dengan warna merah. Kemudian setelah bakso selesai direbus, bakso tersebut digoreng oleh Wafrah hingga warnanya sedikit kecoklatan atau biasa disebut dengan golden brown. Di sisi lain, Arzita membuat bumbu halus dengan menggunakan blender. Bumbu halus tersebut antara lain, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, dan kemiri.

Sesudah bakso dan bumbu halus siap, Aina menyalakan kompor untuk menumis bumbu halus tersebut hingga tercium aroma harum dan tidak langu. Setelah harum, bumbu tersebut diberi tambahan penyedap rasa, garam, gula, lada, dan kaldu bubuk. Lalu bakso yang sudah digoreng tadi dimasukkan ke dalam bumbu dan diaduk rata. Oh iya,  cara kami menentukan level pedasnya adalah dengan cara level satu diberi satu sendok bumbu cabai, level dua diberi dua sendok bumbu cabai, hingga level lima diberi lima sendok bumbu cabai serta tambahan berupa cabe bubuk agar rasa pedasnya terasa nyata.

Jika bakso mercon tersebut terasa sudah pas, maka siap untuk dikemas. Kami menggunakan packaging berupa sterofoam dan tusuk bambu karena menurut kami packaging tersebut lebih aman serta memudahkan customer kami untuk menyantap bakso mercon yang kami sajikan. Dikarenakan banyaknya orderan, maka kami menandai sterofoam tersebut dengan nama dan level yang dipilih oleh customer kami.

Setelah semua selesai, kami memberi kabar pada Hisyam lewat chat WhatsApp bahwa bakso mercon tersebut sudah siap untuk diantarkan kepada teman-teman kami yang memesan. Kami melayani pengantaran ke kampus, ke kos, bahkan ke rumah teman kami yang memesan jika jaraknya berdekatan.

Setelah open pre order, kami memikirkan cara agar bakso mercon ini tetap eksis di kalangan masyarakat umum. Untuk itu, kami memutuskan untuk berjualan di Car Free Day. Kami memilih untuk berjualan di CFD Slamet Riyadi karena dirasa CFD tersebut lebih banyak pengunjung yang datang untuk menikmati kuliner paginya. Sehari sebelumnya, kami mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk berjualan esok hari.

Hari Minggu pun tiba, kami bersiap-siap untuk berjualan di CFD. Untuk menghindari kesalahan sebelumnya saat berjualan es lumut, kami mencari lokasi yang lebih strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Untungnya, kami menemukan lokasi yang cocok untuk tempat kami berjualan. Kami segera menata lapak jualan kami, seperti memasang taplak meja, menata panci dan mangkok bakso, sterofoam serta tak lupa poster jualan kami yang sudah dicetak. Saat awal berjualan, lapak kami sepi sehingga kami mencoba menawarkan kepada orang-orang dan berusaha menarik pelanggan yang lewat di depan lapak kami.

Pelangganpun berdatangan dan membeli bakso mercon kami. Rasanya senang sekali bakso mercon kami masuk di selera kalangan masyarakat umum. Tidak hanya remaja, bahkan anak-anak dan orang tua pun merasa bakso mercon kami cocok di lidah mereka dengan adanya tingkat kepedasan ini. Tak terasa waktu cepat berlalu, begitu pun dengan waktu CFD yang hanya terbatas hingga pukul sembilan pagi. Dua puluh menit sebelum CFD dibubarkan, bakso mercon kami tersisa dua porsi. Namun kami yakin jika produk jualan kami akan habis terjual sebelum jam sembilan.

Di pagi hari yang awalnya cerah itu, tiba-tiba mendung mendekat dan rintik gerimis mulai turun. Kami agak panik, tetapi kemudian ada seorang ibu dan anak datang ke lapak kami dan bertanya produk apa yang kami jual dan berapa harga perporsinya. Kami melayani dengan senang hati meskipun diguyur gerimis. Dikarenakan hanya tersisa dua porsi saja, maka ibu dan anak tersebut ingin membeli semuanya. Kami segera mengemas bakso mercon tersebut ke sterofoam dan memasukkanya ke dalam plastik. Sebelum hujan mengguyur kami, kami segera mengemasi barang-barang yang tadi kami gunakan untuk berjualan dan segera kembali ke rumah Azka.

PENUTUP

Tanpa di sadari dalam berwirausaha ini kami telah melakukan proses yang panjang dari masalah kegagalan pemilihan produk, susahnya mencari pelanggan, ada juga kesalahan kita menentukan tempat berjualan yang strategis, dan dengan lika-liku bermacam-macam yang mau tidak mau harus kita lakukan demi berlangsungnya usaha jual beli kami.

Banyak hal yang bisa kami pelajari dari melakukan bisnis wirausaha ini apalagi melakukan wirausaha ini dengan orang-orang yang notabene nya adalah orang orang yang belum pernah melakukan bisnis bersama sehingga ada tantangan tersendiri contohnya adanya perbedaan pendapat dengan partner bisnis tetapi ada juga keuntungan melakukan bisnis bersama yaitu banyaknya ide-ide yang tertuang baik itu dari segi produk, ataupun pemasaran dan kita bisa sama-sama membagi pekerjaan agar lebih cepat selesai dan tenaga yang diperlukan juga tidak sebanyak dengan melakukan bisnis sendiri karena kita gotong royong bekerja sama dalam melakukan bisnis usaha ini. seperti kata pepatah "berat sama dijinjing ringan sama dipikul" dengan kebersamaan membuat hal yang sedikit terasa melimpah, hal yang sulit menjadi mudah, dan hal yang berat menjadi lebih ringan.

Dalam melakukan bisnis pasti juga ada resikonya yang mau tidak mau harus kita terima, perlu di ingat kita harus siap jika ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, contohnya sepinya pembeli, uang modal yang tidak balik atau tidak untung, cuaca yang tidak bersahabat, dan hal hal buruk lainnya, kita harus siap akan hal itu karena itu semua adalah sebagian dari proses dan menguji kemampuan kita untuk menghadapi masalah-masalah tersebut jika itu bisa kita lewati maka bisnis kita akan lebih maju.

Tanpa kami sadari sudah begitu jauh kami melangkah dalam dunia kewirusahaan. Perjalanan yang kami lewati telah memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi kami, kami merasakan berbagai kesan yang tak terlupakan. kami belajar bahwa bersama teman dalam bisnis bukanlah tentang menghindari konflik, tetapi tentang bagaimana cara kami mengatasinya bersama-sama, dengan setiap tantangan yang kami hadapi, kami tumbuh lebih kuat dan lebih bijaksana mengambil keputusan dan pada akhirnya kami menyadari bahwa keberhasilan sejati adalah tentang melangkah bersama-sama, tidak hanya dalam bisnis, tetapi juga dalam kehidupan karena saat kita berproses di situlah hal-hal tentang kehidupan terjadi dimana kita harus saling mengerti saling memahami dan saling mengingatkan jika terjadi kesalahan, intinya ego kita harus bisa di kendalikan karena ini bukan tentang satu individu tetapi ini adalah kelompok. Bersusah-susahlah karna ‘sehabis gelap terbitlah terang’, sebagai mahasiswa kita harus memiliki prinsip bahwasanya kesuksesan itu dimaknai dari proses (step by step) yang telah kita lewati dari bawah. Jangan pernah menyamaratakan bahwa apa yang kita mulai tidak sebanding dengan apa yang diperoleh orang lain, yakinlah bahwa usaha yang sedang diperjuangkan dengan maksimal dan kesungguhan tidak akan pernah menghianati hasil.

 

-LEBIH BAIK LELAH BEKERJA DAN BERUSAHA DARI PADA DIAM DAN TIDAK MELAKUKAN APAPUN- (Kelompok 3, Perbankan Syariah 4E)



 

 

 

perjalanan kewirausahaan "cookielab.id"

 

PERJALANAN KEWIRAUSAHAAN

“COOKIELAB.ID”


Di tengah kesibukan semester 4, Iqbal, Maulana, Fitri, Hilda dan Ana mendapatkan tugas dari dosen mata kuliah Kewirausahaan Islam untuk membuat proposal bisnis dan mendirikan usaha kecil. Awalnya, kami merasa bingung dan ragu karena belum pernah memiliki pengalaman berwirausaha. Bagaimana mungkin kami yang masih mahasiswa bisa memulai usaha? Namun, setelah berdiskusi kami termotivasi untuk mencoba.

Pertemuan demi pertemuan kami habiskan untuk bertukar ide dan gagasan. Setelah berdiskusi, kelompok kami menemukan ide untuk membuat bisnis usaha dalam bidang pangan berupa mini cookies yang diberi nama Cookielab.id. Ide membuat mini cookies sebagai produk bisnis usaha tidak sengaja tebersit saat kami melakukan brainstorming. Menurut kami mini cookies cukup mudah dibuat karena menggunakan bahan utama tepung terigu yang mudah didapatkan di pasar maupun supermarket sehingga tidak akan menyita banyak waktu saat proses produksi.

Dalam memulai usaha ini tentunya diperlukan macam-macam tahapan. Tahapan yang telah kami lalui untuk membuat produk ini adalah sebagai berikut:

 

PERSIAPAN

Di awali dengan penentuan produk yang akan dijual dengan mempertimbangkan target sasaran dari produk. Pada akhirnya kami sepakat dan mengambil keputusan untuk mengembangkan produk makanan karena memiliki pasar yang luas, didasari naiknya minat baik dari muda sampai tua. Di awal kami mencari beberapa makanan yang mudah dan praktis untuk kami jual, kami mencari beberapa produk di sosial media seperti Instagram, Youtube dan Tiktok. Setelah mecari beberapa produk kami awalnya ingin menjual keripik dari kulit pangsit atau makanan ringan karena dengan menjual produk itu kami mendapatkan cukup banyak keuntungan karena bahan yang digunakan dalam pembuatan hanya sedikit dan modal yang kita berikan tidak terlalu banyak tetapi kami masih mempertimbagkan lagi karena dalam menjualkan produk ini hanya beberapa orang yang tertarik karena makanan ini sudah banyak diperjualkan.

Kami mencari lagi beberapa produk makanan lainnya agar mendapat produk dengan inovasi yang baru, selain itu kami juga sudah menenmukan beberapa ide untuk makanan yang kami buat seperti jelly ball dan pisang coklat tetapi sudah ada beberapa dari kelompok lain yang membuat produk tersebut. Setelah mencari beberapa produk lagi kami menemukan beberapa makanan yang layak dijual dengan inovasi terbaru kami menumakan produk makanan dari Instagram yaitu cookies dengan lumeran coklat, setelah melihat video tersebut kami langsung setuju untuk membuat produk tersebut karena pembuatan yang cukup mudah, bahan-bahan pembuatan yang mudah dicari dengan harga yang terjangkau dan makanan yang bisa dinikmati oleh beberapa kalangan. Setelah itu kami mengumpulkan atau menyiapkan modal, bahan, dan alat yang dibutuhkan untuk persiapan produk kami. Dalam penentuan target pasar kami menargetkan pada kriteria pembeli tertentu, hal ini kami lakukan karena target pasar yang berbeda akan menuntut upaya pendekatan yang juga cukup berbeda, mengenali target konsumen usaha adalah kunci sukses pemasaran. Selanjutnya kami memikirkan nama produk yang akan kami pakai, kami juga harus memastikan bahwa belum ada orang yang telah memakai nama yang akan digunakan secara komersial. Setelah mencari nama-nama produk untuk cookies kami ada 2 pilihan opsi nama, yang pertama ada Cookielicius di mana dinamakan Cookielicius karena memiliki arti cookies yang enak, sehingga kami berharap cookies yang kami jual dapat menarik daya minat banyak konsumen. Selanjutnya, nama yang kedua ada CookieLab.id makna nama tersebut diambil dari kata Lab yaitu Laboratoruim yang artinya percobaan. Kami berharap dengan percobaan-percobaan ini dapat menemukan banyak varian cookies. Dari 2 pilihan nama ini, kami sepakat memilih nama CookieLab.id untuk produk kami. Persiapan lain yang perlu dipersiapkan setelah pembuatan nama merk produk yaitu logo produk. Berikut adalah contoh logo dari produk kami.


Logo tersebut mengalami beberapa perubahan setelah kami mendiskusikan dengan beberapa anggota kelompok banyak sekali perdebatan-perdebatan bentuk pada logo dan akhirnya kami mendapatkan logo yang diinginkan dengan bentuk dan kertas yang menarik.

PERCOBAAN DAN PRODUKSI

Percobaan produk, kami melakukan percobaan atau survei jauh sebelum proses realisasi bisnis diselenggarakan, agar bisa mendapatkan cita rasa yang pas dan enak. Selain itu, kami juga melakukan survei pada bahan baku, setelah mendapatkan keputusan, kami mulai mencoba membuat produk sekaligus membuat foto display untuk produk kami sebagai media promosi.

Pada awalnya, kami berencana membuat mini cookies menggunakan pan, karna kami melihat di beberapa video tutorial mudah sekali membuat melted cookies di pan, tetapi tidak untuk kami karena pada saat pembuatan kami mengalami kendala dalam mengolah, di awal kami sudah berekspektasi tinggi cookies yang kami buat di pan itu akan berhasil ternyata di awal percobaan cookies yang kami buat tidak sesuai ekspektasi kami, mungkin karna api yang kami gunakan terlalu besar dan kami kesulitan mengembangkan resep sehingga tekstur cookies yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang kami inginkan, dari percobaan pertama kami langsung merencanakan lagi bagaimana solusi agar cookies ini dibuat selain dengan memakai pan karna di awal dalam pembuatan menggunakan pan terlalu memakan waktu yang banyak dan hasil cookies  yang tidak terlalu sempurna  Oleh karena itu, dilakukan orientasi terhadap metode pengolahan dan menggantinya menggunakan oven untuk menghasilkan resep yang sesuai prinsip yang kami miliki.

Di hari berikutnya kami menggunakan oven untuk pembuatan yang kedua, pada pembuatan menggunakan oven ini kami menambahkan beberapa bahan yang digunakan dari sebelumnya, ternyata menggunakan oven juga tidak langsung mendapatkan hasil yang kami inginkan, mungkin dalam proses pembuatan bahan kue masih ada beberapa takaran yang belum sesuai, jadi stelah di oven beberapa cookies masih ada yang terlalu keras dan bentuk cookies yang masi belum sama rata. Dari percobaan kedua kami mencari solusi lagi dan lebih memperhatikan lagi step-step yang digunakan dalam pembuatan bahannya agar dipercobaan selanjutnya cookies lebih lembut dan bentuknya bisa sama rata.

Di pembuatan terakhir untuk penjualan kami menyiapkan dengan matang alat dan bahan-bahan agar tidak ada lagi kesalahan atau kekurangan pada saat pembuatan, dan akhirnya dipembuatan terakhir hasilnya lumayan memuaskan walaupun bentuk cookies masih ada yang belum sama rata tetapi kami berusaha semaksimal mungkin agar penyajiannya tetap sama.

Dalam pemesanan produk, kami menggunakan sistem pre-order. Kami membagikan sebuah poster pre-order seminary mungkin agar banyak peminat untuk membeli produk kami. Dengan sistem pre-order ini kami bisa membuat produk sesuai dengan jumlah pesanan yang didapat, jadi dengan adanya sistem pre-order ini kami bisa menakar berapa cookies yang harus kami buat. Produksi yang dilakukan secara masif telah dilaksanakan sejak awal pre-order pertama. Dapat dikatakan proses produksi cukup berhasil karena pembelian melebihi target yang kami tentukan menggunakan sistem promosi yang kami gunakan.

PEMASARAN PRODUK

            Strategi pemasaran produk merupakan salah satu hal yang sangat penting. Berbagai macam bentuk dan juga kemasan dipercantik supaya bisa menarik konsumen untuk membeli produk makanan kami. Pertama kami menggunakan kemasan produk yang menarik, kemasan atau packaging di dalam strategi pemasaran produk itu sangat berperan penting untuk menarik konsumen membeli produk yang kita tawarkan, kami mencari beberapa referensi packaging di beberapa e-commerce banyak pilihan yang membuat kami bingung untuk memilihnya dan akhirnya kami mendapatkan referensi packaging yang menarik. Kami membuat 2 packaging yang besar dan yang kecil, kenapa sih harus 2 packaging? tentu saja kami membuat 2 tempat karena kami menggunakan saus krim atau glaze untuk cookies tersebut agar lebih baik dan menarik. Kami memisahkan saus krim tersebut karna setiap orang memiliki selera tersendiri, ada beberapa orang yang ingin memakan cookies dengan saus krim secara terpisah dan ada juga yang ingin dimakan secara langsung atau dicampur ke cookies. Maka dari itu kami membuat dua packaging.

            Lalu yang kedua kami membuat foto produk yang unik dan menarik. Dengan adanya visual yang menarik, orang-orang tentu akan terdorong untuk membelinya. Dengan beberapa kali take foto, akhirnya kami mendapatkan foto yang bagus dan menarik, di akhir kami juga membuat video dengan trend yang ada di sosial media dengan video tersebut juga sangat menarik konsumen untuk membelinya.

            Kami juga menggunakan media promosi berupa poster, kami membuat poster dengan semenarik mungkin agar menarik perhatian banyak peminat untuk membeli produk kami, dengan menambahkan tagline dan caption yang menarik juga.



            Produk ini kami sebarkan melalui sosial media masing-masing anggota. Penerimaan pesanan dilakukan mulai dari hari Senin sampai Jumat per minggunya dan pesanan akan diproduksi pada hari Sabtu untuk didistribusikan pada hari Minggu.

Karena target penjualan kami kebanyakan remaja, maka kami membuat tampilan produk kami semenarik mungkin. Selain menarik perhatian pembeli dengan membuat tampilan produk yang menarik, kami juga membuat promo launching dengan ketentuan untuk 10 pembeli pertama akan mendapatkan harga sebesar Rp 8.000 dengan harga awal sebesar Rp 10.000. Hal ini membuat banyak orang yang mulai melirik produk dari usaha kami.

EVALUASI DAN TANTANGAN

Dalam menjalankan usaha bisnis kami menghadapi berbagai tantangan, seperti modal yang terbatas, persaingan yang ketat dan waktu yang terbatas karena kesibukan perkuliahan. Namun, kami tidak menyerah selalu berfikir positif, belajar dari kesalahan yang kemarin dan terus berusaha mencari solusi. Hal ini menjadi langkah krusial dalam perjalanan wirausaha, sehingga kami melakukan evaluasi dan mengidentifikasi kekurangan untuk menentukan langkah perbaikan agar mencapai hasil yang lebih baik kedepannya.

Pada penjualan pertama, beberapa kekurangan teridentifikasi dan perlu diubah untuk penjualan berikutnya. Salah satunya adalah penggunaan glaze atau lumeran coklat yang terlalu encer. Hal ini menyebabkan cookies tidak menyatu sempurna dengan glaze. Sehingga, kami perlu mencari formula glaze yang lebih pas, dengan kekentalan yang tepat untuk melekat sempurna pada cookies. Kekurangan kedua adalah ukuran cookies yang belum sama rata. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti proses pencetakan, atau bahkan suhu oven. Kami perlu melakukan eksperimen lebih lanjut untuk menemukan solusi terbaik, demi menghasilkan cookies dengan ukuran yang seragam dan estetis.

Bisnis kami masih dalam tahap awal, sehingga kami belum menghasilkan keuntungan yang signifikan. Namun, kami telah berhasil menutupi biaya operasional kami. Kami telah menetapkan harga yang kompetitif untuk produk kami dan kami telah mengelola biaya produksi kami dengan cermat. Total modal yang kami habiskan selama operasional sebesar Rp 241.000. Saat penjualan pertama, kami menjual produk dengan harga Rp 10.000 dan Rp 8.000 untuk 10 pembeli pertama. Selama penjualan, kami berhasil menjual 26 cookies dengan total pendapatan Rp 244.000.

Hal yang menyebabkan modal kami lebih banyak terletak pada harga salah satu glaze yang lebih mahal dibandingkan dengan harga glaze yang lain. Dikarenakan pada awalnya kami hanya membeli dua glaze untuk percobaan dan menghitung modal yang dihabiskan dan perkiraan laba yang akan kami dapatkan. Namun, pada saat kami membeli lagi untuk produksi dan penjualan ternyata glaze varian matcha harganya jauh lebih mahal dari varian lainnya, dan kami tidak memperkirakan hal itu. Hal ini, membuat laba yang kami dapatkan sangat sedikit. Namun, kami masih mempunyai beberapa persediaan bahan produksi untuk penjualan kedua. Sehingga pada saat penjualaan yang kedua kami berencana untuk menaikkan harga jual menjadi Rp 12.000 agar kami bisa mendapatkan laba yang sesuai.

            Pengalaman memulai bisnis usaha ini memberikan banyak pelajaran berharga bagi kami. Kami belajar tentang pentingnya kerjasama, ketekunan, dan kreativitas dalam berbisnis. Kami juga belajar tentang bagaimana mengambil keputusan yang tepat. Dengan bewirausaha ini kami jadi tau tidak semudah itu untuk mejadi pengusaha dengan berbagai macam tantangan yang dihadapi dan bagaimana caranya untuk bisa memecahkan masalah atau tantangan tersebut.  


 

DOKUMENTASI

           

MENEMUKAN IDE PEMBUATAN MY DESSERT (Puding Vla)


MUNCULNYA IDE


Di tengah hiruk piruk kampus UIN Raden Mas Said Surakarta, sembilan mahasiswa jurusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Najwa Fauzi Perdana, Boby Prayoga, Maulana Alim Wiguna, Rofiq Auliyarahman, Nadia Ayu Meitawati, Zakia Zara Alatas, Febriana Wiwid Puspandari, Tiya Dita Ningrum sedang berdiskusi menemukan inspirasi tentang ide bisnis untuk tugas mata kuliah “Kewirauasahaan”. Sambil meminum es teh di jujugan café sambil menyantap makanan Fauzi pun terbangun dari lamunanya.

“Guysss gimana kalo kita bisnis dessert aja? pasti banyak peminatnya kan lumayan untungnya banyak banget tau bisnis dessert itu”. Kami pun berdiam sejenak sambil memikirkan perkataan yang di ucapkan tiya.

Jam menunjukan pukul satu siang, waktunya kelas kami akan segera di mulai. Saat di dalam kelas yang sangat ramai karena dosenya belum dateng. Kelompok kita sedang membahas masalah bisnis yang tadi belum terpecahkan.

“Woiii gimana tadi? pada setuju nggak sama ide tiya?”sahut Fauzi sedikit badmood karena terburu-buru ada acara.

“yasudahhh Dessert aja yaa, udah pusing aku tugasnya banyak banget” sahut Nadia langsung mencairkan suasana yang agak mencekam, disertai dengan dorongan pintu kelas dan munculah dosen yang akan mengajar kelas kami.


PEMASARAN



Setelah melewati lika liku mencari bahan dari sekian toko yang ada, akhrnya kita menemukan barang yang murah dan kualitasnya sangat sangat bisa di acungkan jempol. Mulailah kita memasarkanya secara online dan ofline di mana sebagian besar objeknya adalah mahasiswa dan masyarakat umum.

Zara dan Nadia yang sebelumnya mempunyai kebiasaan memposting barang jualanya di media sosial dan banyak diminati orang, kini dessert kami yg sudah mulai laku terjual 38 cup di sosial media maupun secara langsung dengan kisaran harga 5.000.

Karena media yang kita gunakan adalah media sosial maka costumernya juga berasal dari berbagai daerah. Maka kami menggunakan system COD yaitu Cash On Delivery.

Agenda COD untuk orderan pertama pun telah sukses dilakukan. Tapi tidak hanya berhenti di situ, ternyata sebagian besar customer memilih bertransaksi dengan metode COD. COD demi COD telah kita lalui, kami pun memutuskan untuk pulang dan beristirahat ke rumah masing masing. Ke esokan harinya, kita sepakat berkumpul kembali untuk menghitung hasil penjualan yang kita dapatkan dari COD yang kita lakukan dari bebrapa hari yang lalu

“yaampuuun nggak yangka yaa, kita dapat uang sebanyak” ucap Nadia dengan penuh kegirangan sambil mengkibas kibaskan uang yang telah di dapatkan

“ihh iya yaa, padahalkan ini cuman tugas tapi ternyata kita bisa dapat uang dari tugas ini” sahut Zara dengan rasa senang

“ehh kemarin modal awal berapasi ?” tanya boby


Modal awal : Rp. 67.000

Harga jual : 1 Cup  = Rp. 5.000

Keuntungan : Rp. 190.000

Terjual : 38 Cup

Laba bersih : Rp. 123.000
 

Kita saling menatap satu sama lain dan memberikan applause ke diri masing masing, karena bisnis dessert kami berhasil meebihi target awal penjualan.

“wahhh ga yangka yaa, baru pertama kali jualan udah dapet untung segini, kirain ga akan balik modal” celetuk Zara

“iya ya, kalau kita telaten menekuni jualan ini mungkin bisa jadi bisnis gede, peluang bisnis nih”.

Nggak kerasa sudah 2 jam waktu berlalu, dan sekarang jam menunjukan pukul 12 siang. Pantas saja kita semua sudah lapar dan akan mencari makan siang. Ketika di perjalanan kita sepakat berhenti di salah satu rumah makan padang, di samping indomaret kampus setelah selesai makan kami pun lanjut pulang kerumah masing masing.


PRESENTASI

Sinar matahari yang mulai bangun dari tidurnya. Membuat pagi ini menjadi sempurna. Suasana pagi yang hangat disambut dengan kicauan burung yang sangat merdu.

Hari ini adalah hari selasa hari dimana presentasi tugas kewirausahaan akan dilaksanakan suasana kampus pagi masih belum ramai, terihat dari parkiran motor yang belum penuh, dan ruang kelas yang masih kosong dan terbuka lebar, kita berempat berjalan melewati lorong kampus yang masih sepi mungkin karena mahasiswa dan mahasiswi disini sudah pada balik ke kampung halaman.

Kami membuka pintu kelas dan segera mencari tempat duduk yang masih kosong belum ditempati, karena bangku depan sudah penuh, akhirnya kami memilih duduk paing belakang

“disitu aja pas buat kita tempat duduknya” sambil menunjuk arah bangku yang ada di belakang dan langsung menuju kesana

Presentasi dimulai dari kelompok pertama, mereka mulai menyampaikan poin poin penting dari materinya. Kami yang duduk di belakang mendengarkan dngan seksama sembari menyiapkan materi dari kelompok kami.

Selang beberapa menit kemudian, kini giliran keompok kami yang akan melakukan presentasi.

Selesai melaukan presentasi, tibalah saatnya melakukan sesi tanya jawab, beberapa teman kami pun membirikan perntanyaan, pertanyaan yang diberikan sebagian besar mengenai peluang usaha dan juga keuntungan yang di peroleh. Dngan cepat dan lugas kami menjawab pertanyaan yang diberikan.

“Sekian dari kelompok kami, jika ada salah kata atau kekurangan mohon di maafkan, terimakasih, wassalamualaikum wr, wb” penutup dari kelompok kami .

“walaikumsallam Wr, Wb.” Sahut teman teman dengan kompak dan memberikan applause kepada kelompok kami

Lalu kelompok kami duduk ke belakang dan presentasi di lanjutkan oleh kelompok berikutnya.

“Akhirnya selesai juga yaa” zara menghela nafas panjang seperti orang yang merasa puas akan hal yang baru saja di selesaikanya.

Dengan rasa lega akhirnya kita selesai melakukan presentasi yang sedikit menegangkan, tapi dari situ kita bisa mengambil hikmah apa artinya sabar dalam berjualan dalam menghadapi customer yang agak rewel, dan sabar dalam menghadapi kendala dan rintangan. Dan dari situ juga kita bangga, karena telah melewati kendala dan rintangan itu bersama sama sampai hasil akhir.


PENUTUP

Mungkin itu saja yang bisa kami ceritakan dari awal munculnya ide pembuatan dessert, memasarkan product hingga mengambil keuntungan dari jualan tersebut. Kami dari kelompok 3 mengucapkan terima kasih ke pada ibu sri yang telah mengajarkan kita tentang Kewirausahaan.

Secuil Kisah Kewirausahaan: Perjalanan Merintis Pisang Cokelat

Di pagi yang cerah, terdengar riuh gemuruh anak-anak dari sebuah ruangan kelas. Mereka sedang melakukan pembagian kelompok. Kebetulan Anton, Budi, Dimas, Adi, Rasti, dan Nela adalah satu kelompok. Setelah semua kelompok terbentuk, Ibu Erna meminta masing-masing kelompok menentukan project bisnis. Isinya tentang bagaimana tiap kelompok akan berlatih berwirausaha dan terjun ke dunia masyarakat.

Sin berpindah ke kediaman Nela, ia dan teman satu kelompoknya sedang berunding soal apa yang akan mereka buat pada project bisnis ini. Nela mengusulkan agar mencoba membuat olahan pisang, lalu teman-temannya menyetujui. Mereka sepakat membuat dua produk olahan pisang, yakni pisang coklat dan pisang aroma. Setelah semua list bahan siap, Nela ditemani Fajar berangkat menuju pasar untuk membeli bahan-bahan.

Setelah semua bahan terkumpul, mereka mulai membuat project bisnis yang telah mereka sepakati tadi. Singkat cerita, ternyata untuk menghasilkan dua produk olahan pisang membutuhkan modal yang tidak sedikit. Lalu mereka bersepakat agar menghilangkan salah satu produk, dan akhirnya yang dihilangkan adalah produk pisang aroma. Dalam pembuatannya sebenarnya lebih mudah produk pisang aroma, akan tetapi setelah ditimbang-timbang mereka kekeh pada produk pisang cokelat. Mengingat pisang cokelat memiliki nilai jual lebih tinggi.

Sedikit cerita proses pembuatan pisang cokelat, masih di tempat yang sama, di kediaman Nela. Agar pekerjaan kelompoknya cepat selesai, mereka saling berbagi tugas. Pada waktu pengupasan kulit pisang, Anton dan Budi yang bertugas. Dan yang memotong pisang menjadi empat bagian adalah Dimas dan Adi. Nela dan Rasti mendapat bagian meletakkan potongan pisang dan menaburkan messes ke atas kulit lumpia. Ketika Anton, Budi, Dimas, dan Adi selesai mengerjakan tugasnya, mereka ingin mencoba membantu Nela dan Rasti melipat kulit lumpia. Dan rupanya itu tidak mudah, saat mereka berempat mencoba membantu, ternyata mereka malah mengacaukannya. Dan akhirnya, Nela dan Rasti harus bekerja dua kali.

Setelah adonan kulit lumpia dilipat dan direkatkan menggunakan tepung encer, adonan digoreng menggunakan api kecil. Penggorengan hanya berlangsung sebentar hingga warna kulit lumpia mulai kecoklatan. Setelah adonan pisang cokelat dingin, selanjutnya adonan diolesi cokelat glaze dan ditaburi topping di atasnya. Pada pengemasannya, mereka menggunakan paper lunch box berjendela berukuran 16cm x 9cm.

Sin berpindah ke Jalan Adi Sucipto, Kecamatan Colomadu. Guna menyempurnakan tugas project bisnis mereka, Nela dan kawan-kawan mencoba berjualan di Car Free Day. Saat itu terik matahari memeluk bumi dalam kehangatannya. Walaupun begitu, penjaja dan pengunjung Car Free Day tetap memadati bahu jalan. Tak terkecuali Nela dan kawan-kawan, mereka sangat antusias ketika ada pengunjung yang mendekati stand mereka. Di Car Free Day mereka membawa 18 porsi pisang cokelat, dan itu semua Alhamdulillah habis. Setelah lelah berjualan dan membereskan semua peralatan, Nela dan teman-temannya menyempatkan diri untuk berswafoto sebagai kenang-kenangan pengalaman mereka berjualan pisang cokelat.

Oiya, selain berjualan di Car Free Day, Nela dan teman-temannya memanfaatkan media social untuk menjajakan produk pisang cokelat mereka. Dan ternyata melalui penjualan di media social, Nela dan teman-temannya mendapati lebih banyak pembeli. Total penjualan melalui media social sebanyak 54 porsi, dan itu membuat mereka sangat senang dengan antusias para pembeli yang puas pada produk pisang cokelat mereka.

Akhir cerita, Nela, Rasti, Anton, Budi, Dimas, dan Adi menyampaikan banyak terima kasih kepada Ibu Erna karena telah mengajarkan betapa pentingnya Kewirausahaan dalam berkehidupan dan bersocial kelak ketika mereka terjun ke masyarakat. Nela dan kawan-kawan juga berterima kasih kepada Fajar dan Gunawan telah membantu dan mensupport pengerjaan project bisnis mereka.

Geng Piscok (kelompok 6); Perbankan Syariah 4E:

  • 1.      Ferdinan Alvi (Anton)              225231166
  • 2.      Rendy Anugerah (Budi)           225231165
  • 3.      Syaeful Umam (Dimas)           225231168
  • 4.      Muh Amirul (Adi)                    225231190
  • 5.      Talytha Krisna (Rasti)              225231158
  • 6.    Alphidia Sonja (Nela)              225231188

LAVA JELLY BALL KEL.7

 STORY TELLING BUSSINES PLAN

FRUIT JELLY BALL


 Dalam story telling ini kami akan menjelaskan lebih detail perjalanan kami dalam membangun sebuah bisnis yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan saja tetapi juga ingin memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar kami. Dalam proses pembuatan tugas bisnis plan kami dari kelompok 7 , ingin membuat bisnis sebuah produk bisnis plan yaitu fruit jelly ball.

Suatu hari kami sekelompok mahasiswa yang sedang menjalani perkuliahan di jurusan perbankan syariah, mendapatkan tugas untuk membuat bisnis plan. Pada awalnya kami merasa kesulitan dalam menyusun bisnis plan yang baik dan komprehensif. Namun dengan seiring berjalan nya waktu kami berusaha belajar memahami konsep konsep yang penting dalam membuat bisnis plan. Saat itu kami bimbang ingin membuat sebuah produk seperti apa dan bagaimana karena dari kami masih minim pengetahuan akan dunia bisnis tersebut. Pada saat tahap awal pembahasan bisnis plan kami merasa bimbang mengenai produk apa yang akan kami jual, untuk itu kami sepakat untuk bermusyawarah mengumpulkan beberapa ide dari setiap anggota untuk kami sepakati. Kami ingin membuat sebuah produk yang inovatif dan belum banyak dijual di pasaran dan tidak akan ketinggalan oleh zaman sehingga kami membuat ide bisnis makanan. karena menurut kami jenis usaha kuliner ini tidak akan tertinggal oleh perkembangan zaman. Selain itu usaha ini bisa menjadi ide usaha yang menjanjikan karena usaha ini bisa diinovasikan dan dikreasikan sesuai dengan zaman modern.

Dalam pembahasan ide ini ,masing masing dari kita mengusulkan beberapa ide produk yang akan kami gunakan seperti ide untuk membuat olos,pisang coklat, Jelly ball ,pisang coklat dan lainnya. Pada Akhirnya Dari musyawarah dan kesepakatan bersama tersebut kami memutuskan untuk menjual produk fruit jelly ball.

Dalam pembahasan ini kami memiliki alasan tersendiri kenapa memilih produk jelly ball ini. Dikarenakan produk ini Kami melihat banyak peluang usaha dan menurut kami makanan fruit jelly ball ini bisa diminati oleh semua kalangan dan mudah diterima oleh semua kalangan masyarakat,oleh karena itu kami memilih produk ini sebagai usaha yang akan dijalani dan dikembangkan bersama oleh kelompok kami, karena menurut kami jenis usaha kuliner ini tidak akan tertinggal oleh perkembangan zaman. Selain itu usaha ini bisa menjadi ide usaha yang menjanjikan karena usaha ini bisa diinovasikan dan dikreasikan sesuai dengan zaman modern.


 Setelah menentukan ide bisnis plan,kami mencari informasi cara membuat dan bahan- bahan apa saja yang diperlukan, kami mencari di beberapa platfrom online, seperti tiktok,instagram,google dan lainnya. Setelah kami mengetahui bagaimana cara membuatnya kami pun mencoba untuk mempraktekan nya secara langsung dengan bermodalkan video saja yang kami lihat di sosial media. pada awal pertama percobaan itu gagal dikarenakan buah yang digunakan terlalu banyak mengandung air sehingga jelly yang kami buat mengeluarkan banyak air dari yang terkandung dari buah tersebut,Hal ini menyebabkan saus yang digunakan menjadi hambar rasanya karena tekena oleh air dari buah tersebut.

Selanjutnya kendala yang kedua yaitu anggota kelompok kami kebanyakan tidak ngekos ,sehingga hal ini menjadi kendala kami karena dengan jarak rumah yang sangat jauh menyebabkan terbatasnya alat alat masak yang akan kami gunakan. Selain itu juga kendala berikutnya yaitu terletak pada tempat kami untuk memasak karena tidak semua kosan mempunyai dapur untuk tempat memasak.

Ketika kami memulai bisnis jelly ball, kami mulai dengan melakukan riset pasar untuk memahami audiens potensial kami. Kami menyadari bahwa ada minat yang meningkat terhadap minuman ringan sehat, terutama di kalangan anak-anak, remaja, dan orang dewasa yang ingin menjaga pola makan sehat. Oleh karena itu, kami menargetkan pasar ini sebagai target utama kami. Namun, kami juga memperluas target pasar kami dengan menawarkan variasi rasa dan topping yang menarik untuk menarik minat lebih banyak orang. Misalnya, kami menawarkan jelly ball dengan rasa buah-buahan segar, seperti stroberi, mangga, dan melon, serta topping yang beragam, mulai dari buah-buahan segar dan toping bervarian.

Kami juga memanfaatkan media sosial dan pemasaran online untuk mencapai audiens potensial kami. Kami membuat konten yang menarik tentang manfaat kesehatan dari jelly ball, serta menampilkan testimoni dari pelanggan yang puas. Hal ini membantu kami menjangkau lebih banyak orang dan memperluas jangkauan bisnis kami. Dengan strategi ini,

kami berhasil menarik perhatian dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dan membangun basis pelanggan yang setia terhadap produk jelly ball kami. Ketika kami memulai bisnis jelly ball, langkah pertama yang kami ambil adalah melakukan riset pasar secara menyeluruh untuk memahami audiens potensial kami. Melalui proses ini, kami menyadari bahwa terdapat minat yang meningkat terhadap minuman ringan sehat, khususnya


 di kalangan anak-anak, remaja, dan orang dewasa yang sedang memperhatikan pola makan sehat. Dengan kesadaran ini, kami menetapkan pasar ini sebagai target utama kami.

Namun, kami juga menyadari pentingnya memperluas cakupan pasar kami untuk menjangkau lebih banyak orang. Oleh karena itu, kami mengembangkan strategi untuk menawarkan variasi rasa dan topping yang menarik, dengan mencakup jelly ball dengan rasa buah-buahan segar seperti stroberi, mangga, dan melon, serta beragam topping mulai dari buah-buahan segar hingga berbagai jenis toping.

Selain itu, kami memanfaatkan kekuatan media sosial dan pemasaran online untuk mencapai audiens potensial kami. Kami secara aktif menciptakan konten yang menarik tentang manfaat kesehatan dari konsumsi jelly ball, serta menampilkan testimoni dari pelanggan yang puas. Pendekatan ini membantu kami menjangkau lebih banyak orang dan memperluas jangkauan bisnis kami secara signifikan.Dengan strategi yang kami terapkan, kami berhasil menarik perhatian dari berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dan membangun basis pelanggan yang setia terhadap produk jelly ball kami.

Jelly ball Fruity adalah produk camilan yang menggabungkan kelezatan buah-buahan dengan sensasi unik bola-bola jelly. Setiap kemasan berisi sejumlah bola jelly yang berwarna-warni, menampilkan palet cerah yang mencerminkan rasa buah-buahan yang berbeda. Misalnya, ada bola berwarna merah muda dengan rasa stroberi, hijau dengan rasa kiwi, kuning dengan rasa mangga, dan lain-lain.Teksturnya yang kenyal dan lembut membuatnya menyenangkan untuk dikunyah, sementara rasanya yang segar dan manis memberikan pengalaman yang memuaskan bagi lidah. Karena ukurannya yang kecil dan mudah dimakan, jelly ball Fruity menjadi pilihan camilan yang praktis dan cocok untuk dibawa dimana pun.Selain itu, keunikan dari jelly ball Fruity juga terletak pada sensasi meledak di mulut ketika menggigitnya, memberikan tambahan kesenangan saat menikmatinya. Kombinasi tekstur, rasa, dan sensasi ini membuat jelly ball Fruity menjadi pilihan camilan yang menghibur dan memuaskan, tidak hanya untuk anak-anak tetapi juga untuk orang dewasa yang ingin mencicipi sesuatu yang baru dan menyenangkan. Packaging produk jelly ball Fruity dalam cup ukuran 300ml dirancang untuk memberikan kenyamanan dan kepraktisan bagi konsumen. Cup tersebut biasanya terbuat dari plastik yang kokoh dan transparan, sehingga memungkinkan konsumen untuk melihat isi di dalamnya dengan jelas. Desainnya yang sederhana namun menarik membuatnya mudah dikenali di rak toko.Pada bagian depan cup, biasanya terdapat label dengan gambar-gambar menarik yang


 menggambarkan berbagai jenis buah-buahan serta merek produk. Ini membantu menarik perhatian konsumen dan memberikan gambaran tentang isi dalam cup tersebut. Selain itu, informasi penting seperti nama produk, komposisi nutrisi, dan informasi kontak produsen juga

tertera dengan jelas untuk memberikan transparansi kepada konsumen.Tutup cup biasanya terbuat dari bahan yang mudah dibuka dan ditutup kembali untuk menjaga kesegaran isi di dalamnya. Dengan ukuran 300ml, cup ini cukup besar untuk memuat sejumlah bola jelly yang mencukupi untuk dinikmati sendiri atau bersama teman.Kemasan cup ini juga memberikan kemudahan dalam penyimpanan dan pengangkutan, sehingga konsumen dapat dengan mudah membawa camilan ini kemanapun mereka pergi. Dengan kombinasi kemasan yang praktis, isi yang lezat, dan desain yang menarik, jelly ball Fruity dalam cup ukuran 300ml adalah pilihan camilan yang sempurna untuk dinikmati kapanpun dan dimanapun.

Strategi pemasaran untuk jelly ball Fruity dapat mencakup beberapa pendekatan Ulasan yang baik dapat membantu membangun kepercayaan dan meningkatkan minat konsumen potensial.Tentu, jika Anda ingin mendekatkan ke produk itu secara personal Anda bisa mulai dengan memikirkan tentang bagaimana Anda menemukan produk itu sendiri. Mungkin Anda sedang berbelanja di toko tertentu , dan tiba-tiba mata Anda tertarik pada kemasan warna-warni dari jelly ball Fruity yang berada di rak. Anda merasa tertarik dan penasaran, jadi Anda memutuskan untuk membelinya. Begitu Anda membuka kemasannya, aroma buah-buahan segar langsung menguar, dan Anda langsung mencicipinya. Rasanya segar, manis, dan sangat menyenangkan di lidah Anda.

Anda mulai memikirkan bagaimana produk ini cocok dengan gaya hidup sehat yang Anda usahakan, dan Anda pun mulai berbagi pengalaman Anda dengan teman-teman Anda. Dari sini, Anda mulai memperhatikan promosi produk ini di media sosial dan mendapati diri Anda membeli jelly ball Fruity secara teratur sebagai camilan favorit Anda.

Seiring waktu, produk ini menjadi bagian dari rutinitas harian Anda, membawa keceriaan dan kenikmatan sendiri setiap kali Anda menikmatinya. Ketika Anda pulang, Anda bisa menceritakan pengalaman Anda kepada teman-teman Anda. Mereka juga merasa tertarik dan berencana untuk mencobanya sendiri. Sejak saat itu, jelly ball Fruity menjadi camilan favorit Anda yang selalu Anda beli setiap kali berbelanja. Setiap gigitan membawa keceriaan sendiri bagi Anda, dan produk ini menjadi bagian penting dari rutinitas harian Anda.


 Di suatu pasar yang ramai, kami menjumpai sebuah toko yang menjual makanan yang sedang viral yaitu jelly ball makanan ini menjadi salah satu pusat perhatian oleh masyarakat sekarang karena mempunyai variasi bentuk dan rasa yang menarik. Oleh karena itu kami sadar bahwa penjualan jelly ball adalah topik yang cukup menarik untuk kami dijelajahi dalam konteks pasar yang kompetitif. Makan dari itu kami tertarik atau terfikirkan untuk menyusun strategi analisis pasar dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang krusial atau penting dalam melakukan penjualan produk.

hal yang pertama kami lakukan adalah kami mengamati permintaan pasar terhadap jelly bal atau seberapa banyak peminat jelly ball di kalangan masyarakat. Apakah orang-orang semakin menyukai produk ini, ataukah ada penurunan dalam minat mereka,Selain itu kita juga memperhatikan tren makanan ringan dan minuman fungsional yang mungkin memengaruhi atau berdampak terhadap permintaan atau minat jelly ball.

Kemudian,kami juga meneliti persaingan di pasar. Apakah ada banyak pesaing yang menawarkan produk serupa? Dan yang lebih penting, bagaimana posisi jelly ball dalam persaingan ini? Kami berusaha membedakan produknya dengan menekankan keunggulan kompetitif yang unik.sehingga dengan kami menekankan keunggulan produk dan menekankan cita rasa produk dapat menjadi minta yang cukup baik untuk konsumen dalam membeli produk jelly ball kami sehingga walaupun banyak pesaing kami tetap bisa menjadi nomer satu atau kami tetap bisa menjadi lebih unggul dalam memasarkan produk jelly ball ini.

Kemudian kami juga memperhatikan segmentasi pasar. Siapa target pasar utama untuk jelly ball ini Apakah anak-anak, remaja, atau bahkan orang dewasa yang lebih tertarik dalam membeli atau dalam menyukai produk jelly ball ini selain itu kami juga merencanakan strategi pemasaran yang sesuai untuk menjangkau segmen pasar yang diinginkan.seperti jika peminat produk kami paling banyak di kalangan anak anak dan remaja kita juga bisa menentukan harga yang cocok untuk kalangan anak anak dan pelajar sehingga mereka dapat membelinya

Dalam rencana analisis pasar kami , distribusi juga menjadi perhatian penting. Bagaimana jelly ball didistribusikan ke pasar? Apakah melalui toko-toko kelontong, supermarket, atau bahkan penjualan online? Selanjutnya, kami meneliti inovasi dan diferensiasi dalam produknya. Apakah ada variasi rasa, bentuk, atau kemasan yang dapat menarik konsumen


 lebih banyak? Dan yang tak kalah pentingnya, kami juga memperhitungkan faktor harga. Bagaimana harga jelly ball dibandingkan dengan pesaingnya? Apakah harga tersebut mencerminkan nilai yang ditawarkan oleh produk? Dengan semua pertimbangan ini, kami yakin bahwa analisis pasar tentang penjualan jelly ball akan memberikan wawasan yang berharga tentang potensi pasar, peluang, dan tantangan yang perlu dihadapi.

Jelly ball adalah camilan yang populer di berbagai belahan dunia. Mereka terbuat dari campuran gelatin, air, gula, dan pewarna makanan yang memberikan tekstur kenyal dan rasa yang menyegarkan. Jelly ball yang kami buat ini menggunakan varian buah dimana terdapat banyak sekali buah yang dapat kita temukan di pasar dll, disini kami menggunakan buah"an yang mudah sekali untuk di temui seperti semangka ,strowbery,buah naga ,melon dll selain rasanya yang enak buah"an juga terkandung banyak manfaat lo contohnya Kandungan vitamin A dan C pada semangka dapat membantu menjaga kesehatan kulit, dan melindunginya dari kerusakan akibat paparan sinar matahari, Kandungan vitamin C dalam buah naga membantu penyerapan zat besi dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan masih banyak lagi.

Karena disini kami menggunakan bahan dari buah"an yang harganya dapat berubah menyesuaikan musim untuk itu harga jual produk kami menyesuaikan dengan ukuran cup dimulai dari ukuran 200ml yang normal di gunakan di pasaran untuk produk jelly ball ini dengan harga RP. 6000 dan cup yang lain bisa menyesuaikan dengan harga bahan yang kami dapat untuk memperhitungkan keuntungan dan lainya,karena disini kami banyak menggunakan buah"an yang cenderung harga berubah". Contohnya seperti buah naga yang harga normalnya hanya 20.000 /kg bisa naik menjadi 70.000/kg begitupun dengan buah lainya . Bukan hanya itu kami juga harus menggunakan bahan lain seperti nutrijel,gula,keju,mayonaise, dan yogurt. Dan juga Kami menggunakan cup dan sendok untuk penyajiannya.

Dari jumlah modal yang kami dapat dapat di perkirakan akan menjadi sekitar 50 cup jelly ball yang kami jual di kisaran harga 6000 kita bisa mendapat keuntungan keseluruhan 142.000 rupiah yang per cupnya kita bisa mendapatkan untung sebanyak 2.840 rupiah.


   

Bisnis Plan

FENOMENA HUJAN: STUDI KASUS AIR MATA PENGANTIN

 FENOMENA HUJAN: STUDI KASUS AIR MATA PENGANTIN Tak terasa tahun 2024 akan segera berakhir. Waktunya melakukan tradisi tahunan, yaitu mengev...