FENOMENA HUJAN: STUDI KASUS AIR MATA PENGANTIN

 FENOMENA HUJAN: STUDI KASUS AIR MATA PENGANTIN

Tak terasa tahun 2024 akan segera berakhir. Waktunya melakukan tradisi tahunan, yaitu mengevaluasi diri sejauh mana progress kehidupan ini telah berjalan. Berbagai pertanyaan-pertanyaanpun muncul. Apakah aku sudah berguna sebagai manusia? Apakah dunia masih baik-baik saja? Apakah aku sudah berbakti dengan kedua orangtuaku? Apakah aku sudah berusaha semaksimal mungkin tahun ini? Saldoku masih berapa ya, cukupkan untuk memenuhi kebutuhan hidup? Ada info beasiswa lagi ngga ya tahun depan? 

Hujan keresahan memenuhi atmosfer ruangan kamar kos yang sempit. Angin dingin masuk tanpa permisi dari celah pintu yang tidak tertutup rapat. Membawa kabar dari langit yang meneteskan air mata kerinduannya dengan sang bumi. Jarak antar mereka memang tidak jauh,namun takdir berkata lain. Konon jika langit dan bumi bersatu akan terjadi bencana dahsyat yang dapat menghapus seluruh kehidupan. Dinosaurus dinosaurus mulai bertaburan bertajuk bintang melintas nalar tak sampai di ujung ingatan.

Dari mana bau tak sedap ini datang. Baunya seperti bejana besi yang terlalu lama dipanasi. Sedikit demi sedikit kesadaranku muncul. Suasana gelap disekelilingku berubah menjadi terang. Gelap lagi, kemudian terang lagi. Kejadiannya begitu cepat, mungkin secepat cahaya yang melaju 300.000 km per detik dengan membawa energi secuil konstanta plack dan menyebar diantara ruang hampa. Fenomena ini sejalan dengan kelopak mata yang menutup dan membuka kembali. Mataku mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi sekitar. Dibagian pinggir mata masih terdapat bekas kelenjar mengering mendingin. 

Reflek tangan kananku bergerak keatas, ke kanan, ke bawah, ke kiri, menuju segala arah mencari ponsel untuk melihat waktu. Lemah sekali gerakan tanganku bak lakon wayang orang yang tampil di sriwedari setiap malam hari. Dimana ponselku? Ku coba merogoh di balik bantal bermotif bunga Sakura dan menemukan ponselku sudah panas karena dihimpit bahan isolator. Sebenarnya menaruh ponsel di atas kasur adalah kebiasan buruk yang sejak lama coba kuhilangkan. Bahaya radiasi bagi tubuh serta berpotensi memicu kebakaran dari panas ponsel bukan hipotesis semata. 

Layar ponsel menyala dan menunjukkan angka 03.12 AM. Daerah di tengkuk leher terasa kaku menjalar keatas kepala disertai pening ringan. Sekujur badanku pegal-pegal ditambah angin yang meresap dingin melalui pori pori kulit. Sejenak kucoba mengingat ingat kejadian kemarin. Kupandang atap kamar kos yang menjamur semakin kelabu seiring sel-sel kelabuku mengumpulkan jaringan-jaringan disekitarnya dan membentuk sebuah gambaran ingatan. Sebuah memori yang tidak akan pernah terlupakan 

Singkat cerita untuk memenuhi tugas mata kuliah kewiausahaab islam, para mahasiswa diperkenankan untuk mengasah soft skill dalam berjualan dan berkomunikasi di masyarakat nyata. Setelah berunding, anggota kelas sepakat untuk berjualan pada hari minggu , hari car free day (cfd). Aku dan dua temanku sebagai kelompok 2 memilih cfd kartasura dengan pertimbangan lebih dekat supaya membawa perlengkapaanya juga mudah. H-1 sebelum berjualan segala bahan-bahan dibeli dan dipersiapkan. 

Produk yang kami jajakan Bernama es air mata pengantin. Minuman khas dari Negeri Riau memiliki makna kebahagian seorang pengantin hingga air matanya tidak bisa dibendung. Bukankah kebahagiaan itu harus diungkapkan dan disebarkan, bukan dipendam untuk diri sendiri. Suatu ide cemerelang memperkenalkan minuman ini ke khalayak masyarakat. Bahan-bahannya juga mudah didapat yaitu sirup,nutrijel, serta biji selasih. Rasanya menjadi semakin manis ditambahkan gula pasir semanis senyuman kehidupan. 

Hari minggu pagi disambut dengan mendung yang mengantung asa para pencari nafkah. Stand sudah dipersiapkan di teras salah satu toko pengarjin kayu. Meja lipat seharga 40.000 yang dibayar patungan dengan kelompok lain didirikan. Segala perlengkapan dipersiapkan, galon mineral,karung es batu, drink jar, wadah wadah toples dibuka, cup es yang ditempel stiker logo produk dikeluarkan dari kantung kresek yang dibawa dari kos. Ada tiga kelompok lain yang bersama kami. Sedangkan sisanya menyebar di Lokasi lain , di cfd slamet riyadi solo dan cfd colomadu. Pedagang lain disekitar kami juga sedang mempersiapkan diri menyambut rezeki. Samping stand kami ada seorang pemuda berjualan ikan hias kecil dibungkus plastic bening. Ternyata dia mahasiswa UIN seangkatan dengan kami. Senangnya mempunyai kenalan baru. 

Waktu berlalu ,jalanan cfd mulai dipadati orang-orang. Ada yang berolahraga lari lari kecil, bersepeda, ada yang senam, ada yang foto-foto dengan kamera hitam sonic yang mengalng disekitar leher, ada yang sekedar ke cfd membeli jajanan. Begitu banyak pedagang merentang dari pertigaan gapura masuk kartasura hingga pom bensin depan gavin masih jauh lagi sampai perempatan alfamaret. Sepetik kebijaksanaan terukir dimana nilai nlai kerja keras,semangat tanpa menyerah dipertontonkan di barisan manusia ini. Mereka mencoba untuk memberikan usaha dan keahlian yang mereka miliki kepada oranglain dan diturkanan dengan secarik kertas.

Matahari meninggi. Padatan orang menghilang digantikan kendaraan-kendaraan penghasil karbon monoksida. Kami pulang dengan membawa uang tak seberapa dibandingkan pengalaman yang dilalui hari ini. Barang dibereskan dan siap dibawa kembali ke pemiliknya yang sebenarnya. Dengan motor beat milikku, Drink jar yang disewa dari FRESH di taruh pangkuan depanku (seperti sedang membonceng anak kecil), galon mineral ditempatkan di kolong pijakan kaki dibawah, sisa cup esteh dan bahan bahan lain dimasukkan kresek dan digantung dicantolan motor, es batu yang tersisa dipangku dibelakang diapit bersama temanku. Sedangkan meja dibawa oleh kelompok lain

Menjelang sore hari, giliran meja dikemballikan ke pemiliknya yang sebenarnya di daerah solo raya. Aku dan salah satu anggota kelompok lain sepakat mengembalikan bersama dengan memakai motorku. Dengan formasi pemain 1-1-1, aku didepan mengendalikan motor ,mejanya terhimpit ditengah dalam posisi vertikal,dan temanku dibelakang sebagai penjaga agar mejanya tidak jatuh. Sayangnya strategi ini agak sedikit terhambat dikarenakan angin yang menyerang dari depan menjadikan keseimbangan terhuyung berat sebelah.

Hujan kembali mengguyur Surakarta. Dibekali mantel kresek dan perubahan formasi dari meja posisi vertical menjadi horizontal kami melibas genangan jalanan slamet riyadi. Perjalanan pulang kami hujan tambah deras. Matahari sudah bersembunyi namun pengantinnya tidak terlihat. Tertutup oleh tetesan tetesan kerinduan sang langit. Ini akan selalu menjadikanku pengingat bahwa dibawah hujan deras ini, selalu ada sosok pahlawan penunggang hujan yang tak kenal lelah berjuang mencari sesuap nasi demi bertemu dengan keluarga yang menunggunya kembali di rumah yang hangat dan nyaman.

 Sambil mendengarkan lagu juicy luicy di earphon wireless yang kupasang di salah satu telinga. Kupandang jalanan didepan. Basah dan dingin. Menunggu lampu merah, istirahat sejenak dari gemuruh kehidupan. Mengumpulkan semangat lagi untuk siap menyambut hangatnya masa depan. Sekian dan maaf kalau kepanjangan terima kasihhhh...

Nama: Syahid sabigh a 

NIM: 225221047

Kelas: Aks 5b

Pagi Mendung, Semangat Baru: Kisah Pertama Menjual Sosis Goreng di CFD Kartasura.


  Hay.. Saya Ainun Intan Fauziah dengan NIM 225221060 dari prodi Akuntansi Syariah kelas AKS 5B. Pagi itu, langit Kartasura diselimuti awan mendung. Aku bersama temanku (Nurul Latifah dan Hafsah Ainun Jariyah)bangun lebih awal, mempersiapkan segalanya untuk hari pertama menjual sosis goreng di CFD (Car Free Day) Kartasura. Setelah mempersiapkan bahan-bahan dan peralatan, aku berangkat ke lokasi.

  Saat tiba, aku melihat banyak pedagang lain sudah menyiapkan barang dagangannya. Aku memilih tempat yang strategis dan mulai menyiapkan gerai sosis goreng. 

  Pelanggan pertama datang sekitar pukul 7 pagi. Seorang anak kecil yang tertarik dengan aroma sosis goreng bersama dengan ayahnya. Ayah anak tersebut membeli dua sosis goreng dan memberikan senyum puas setelah mencicipi. Itu menjadi motivasi bagi aku dan juga kelompok ku untuk terus berjualan.

  Meskipun cuaca mendung, pengunjung terus berdatangan. Aku menyambut mereka dengan senyum dan keramahan. Setiap transaksi menjadi pengalaman berharga.

  Hari itu, sayangnya aku beserta kelompok ku berhasil menjual 5 mika sosis goreng yang dijual secara offline dan juga 5 mika via online. Meskipun tidak banyak, tapi itu sudah menjadi pengalaman pertamaku untuk berjualan. Aku belajar banyak tentang kesabaran, keramahan, dan kualitas produk. Dimana dari hasil penjualan tersebut ternyata tidak mudah untuk mencari uang khususnya diawal-awal teruntuk orang-orang yang sedang merintis usaha. Setiap menuju kesuksesan pastinya ada hal yang perlu dilewati untuk memotivasi kedepannya, dimana hal itu perlu dikuatkan lagi tekadnya untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Dokumentasi Produk Sosis Goreng.

Jejak Langkah Menuju Kesuksesan Berkelanjutan

Nah dikesempatan kali ini saya akan menggali akar-akar pemikiran kewirausahaan islam, menelusuri ayat-ayat Al-Qur'an, hadits Nabi Muhammad SAW, dan sejarah perkembangan ekonomi islam. Beberapa konsep seperti, konsep rizq (rezeki) yaitu memahami rezeki bukan hanya sebagai materi, tetapi juga sebagai karunia allah swt yang harus diusahakan dengan cara yang halal dan berkah. Ini akan membahas bagaimana semangat kerja keras dan inovasi sejalan dengan keimanan dan tawakkal, etika bisnis islam yaitu menjelajahi prinsip-prinsip kejujuran, amanah, keadilan, dan menghindari riba, gharar (ketidakpastian), dan maisir (judi). Ini akan membahas bagaimana penerapan etika ini dapat membangun kepercayaan dan hubungan yang kuat dengan pelanggan, mitra bisnis, dan masyarakat, tanggung jawab sosial dan lingkungan (csr): kewirausahaan islam tidak hanya berfokus pada keuntungan semata, tetapi juga pada kontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungan. Ini akan membahas berbagai model csr yang dapat diimplementasikan dalam bisnis, seperti zakat, infak, sedekah, dan program pemberdayaan masyarakat, hablumminallah dan hablumminannas yaitu menyeimbangkan hubungan dengan Allah SWT dan hubungan dengan sesama manusia. Ini akan membahas bagaimana prinsip ini dapat menjadi panduan dalam pengambilan keputusan bisnis dan membangun relasi yang harmonis. Ini membahas berbagai strategi dan praktik yang dapat diterapkan dalam membangun bisnis yang sukses dan berkelanjutan, selaras dengan prinsip-prinsip Islam. Fokusnya adalah pada penerapan prinsip-prinsip syariah dalam berbagai aspek operasional bisnis, dari perencanaan hingga pemasaran. Perencanaan bisnis yang matang dan terstruktur merupakan fondasi penting bagi keberhasilan setiap usaha, termasuk bisnis syariah. Perencanaan bisnis syariah tidak hanya mencakup aspek finansial, tetapi juga mempertimbangkan aspek etika, sosial, dan lingkungan. Unsur-unsur kunci dalam perencanaan bisnis syariah meliputi, visi, misi, dan nilai yaitu menentukan visi, misi, dan nilai-nilai bisnis yang selaras dengan prinsip-prinsip islam. Hal ini akan memandu pengambilan keputusan dan memastikan bahwa seluruh aktivitas bisnis sesuai dengan nilai-nilai tersebut, analisis pasar dan SWOT yaitu melakukan analisis pasar yang komprehensif untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, serta menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT) bisnis, strategi pemasaran syariah yaitu mengembangkan strategi pemasaran yang etis dan bertanggung jawab, menghindari praktik-praktik yang menyesatkan atau manipulatif. Hal ini mencakup penggunaan bahasa yang jujur, penghindaran iklan yang berlebihan atau menyesatkan, dan penekanan pada kualitas produk dan layanan, yaitu proyeksi keuangan syariah: membuat proyeksi keuangan yang realistis dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, termasuk perencanaan arus kas, anggaran, dan analisis profitabilitas. Hal ini penting untuk memastikan keberlanjutan bisnis dan menghindari praktik riba, yaitu rencana operasional: mengembangkan rencana operasional yang efisien dan efektif, memperhatikan aspek produksi, distribusi, dan manajemen sumber daya manusia. Hal ini mencakup memastikan bahwa seluruh proses operasional sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Manajemen keuangan yang baik merupakan kunci keberhasilan bisnis syariah. Hal ini mencakup penerapan prinsip-prinsip syariah dalam pengelolaan keuangan, termasuk menghindari praktik riba (bunga) dalam semua transaksi keuangan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan alternatif pembiayaan syariah, seperti mudharabah, musyarakah, murabahah, dan ijarah. Menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam semua transaksi keuangan. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan dengan para pemangku kepentingan, termasuk investor, mitra bisnis, dan pelanggan. Memastikan bahwa semua dana yang digunakan dalam bisnis berasal dari sumber yang halal. Menjalankan kewajiban zakat dan sedekah sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan ibadah.

  Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berintegritas merupakan aset penting bagi bisnis syariah. Hal ini mencakup memilih karyawan yang memiliki integritas tinggi dan komitmen terhadap prinsip-prinsip islam. Memberikan pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan kepada karyawan untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan mereka. Memberikan gaji dan insentif yang adil dan sesuai dengan kontribusi karyawan. Menciptakan lingkungan kerja yang islami dan kondusif, dimana karyawan dapat menjalankan ibadah dan berinteraksi dengan baik.

 Pemasaran dan penjualan syariah menekankan pada kejujuran, transparansi, dan kepuasan pelanggan. Strategi pemasaran yang dapat diterapkan meliputi, pemasaran yang etis dan bertanggung jawab yaitu menghindari praktik pemasaran yang menyesatkan atau manipulative, penekanan pada kualitas produk dan layanan yaitu menawarkan produk dan layanan yang berkualitas tinggi dan memenuhi kebutuhan pelanggan, membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan yaitu membangun hubungan yang kuat dan saling percaya dengan pelanggan, memberikan layanan pelanggan yang prima yaitu memberikan layanan pelanggan yang prima dan responsif terhadap kebutuhan pelanggan.

Studi Kasus: Wardah Cosmetics – Menembus Pasar Global dengan Produk Halal.

  Wardah Cosmetics merupakan contoh sukses perusahaan kosmetik halal asal Indonesia yang telah menembus pasar global. Strategi mereka yang cerdas dalam menggabungkan kualitas produk, kepatuhan terhadap standar halal, dan pemasaran yang efektif telah menjadikan Wardah sebagai merek terkemuka di industri kosmetik halal. Studi kasus ini membahas strategi pengembangan produk yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan konsumen muslim. Wardah secara konsisten mengembangkan produk-produk baru yang memenuhi standar halal dan memperhatikan kebutuhan spesifik kulit wanita muslim. Penerapan standar halal yang ketat dan terverifikasi. Wardah memastikan seluruh proses produksi dan bahan baku memenuhi standar halal yang diakui secara internasional. Strategi pemasaran yang efektif dan tertarget. Wardah memanfaatkan berbagai platform digital dan media sosial untuk menjangkau konsumen di seluruh dunia. Tantangan yang dihadapi dan bagaimana mereka mengatasinya. Wardah telah menghadapi berbagai tantangan, seperti persaingan yang ketat dan perubahan tren pasar. Studi kasus ini akan membahas bagaimana mereka mengatasi tantangan tersebut. Akses pasar global yang lebih luas dimana platform e-commerce dan media sosial memungkinkan bisnis syariah menjangkau konsumen di seluruh dunia, melampaui batasan geografis. Ini membuka peluang besar bagi produk dan jasa halal untuk menembus pasar internasional yang semakin besar. Contohnya, bisnis fesyen muslim dapat memanfaatkan platform seperti instagram dan shopee untuk memasarkan produknya ke seluruh dunia. Efisiensi operasional yang meningkat, teknologi digital dapat meningkatkan efisiensi operasional bisnis syariah, mulai dari manajemen inventaris hingga layanan pelanggan. Sistem manajemen berbasis cloud, otomatisasi proses, dan analitik data dapat membantu bisnis syariah mengoptimalkan sumber daya dan mengurangi biaya operasional. Inovasi produk dan layanan dimana era digital mendorong inovasi produk dan layanan yang lebih kreatif dan terintegrasi dengan teknologi. Contohnya, aplikasi mobile banking syariah, platform investasi syariah online, dan platform crowdfunding syariah. Pemasaran yang lebih terarah, data analitik dan algoritma media sosial memungkinkan bisnis syariah untuk menargetkan pasar yang lebih spesifik dan efektif. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi pemasaran dan roi (return on investment). Komunitas online yang kuat dimana media sosial dan forum online menciptakan komunitas yang kuat bagi para pelaku bisnis syariah untuk saling berjejaring, berbagi pengetahuan, dan mendukung satu sama lain.

  Tantangan utama adalah menjaga integritas dan etika bisnis di dunia maya yang seringkali kurang terawasi. Praktik penipuan online, informasi yang menyesatkan, dan persaingan tidak sehat dapat merusak reputasi bisnis syariah. Penting untuk membangun kepercayaan dan transparansi dalam setiap interaksi online. Regulasi dan standarisasi untuk bisnis syariah di dunia digital masih berkembang. Kurangnya kerangka hukum yang jelas dapat menimbulkan ketidakpastian dan kesulitan bagi para pelaku bisnis. Bisnis syariah harus bersaing dengan bisnis konvensional yang juga memanfaatkan teknologi digital. Penting untuk mengembangkan strategi yang inovatif dan diferensiasi yang kuat untuk dapat bersaing secara efektif. Kesenjangan digital antara pelaku bisnis syariah yang terhubung dengan teknologi dan yang belum terhubung merupakan tantangan yang perlu diatasi. Penting untuk memberikan pelatihan dan akses teknologi yang merata kepada para pelaku bisnis syariah. Perlindungan data pribadi dan keamanan siber menjadi isu penting di era digital. Bisnis syariah harus menerapkan langkah-langkah keamanan yang memadai untuk melindungi data pelanggan dan mencegah serangan siber.

  Penting untuk meningkatkan kompetensi digital para pelaku bisnis syariah, baik dalam hal pemasaran digital, manajemen data, maupun keamanan siber. Kolaborasi dan jejaring dengan para pelaku bisnis syariah lainnya, lembaga keuangan syariah, dan pemerintah dapat memperkuat posisi bisnis syariah di era digital. Inovasi produk dan layanan yang selaras dengan prinsip syariah akan menjadi kunci keberhasilan bisnis syariah di era digital. Advokasi untuk regulasi dan standarisasi yang jelas dan kondusif bagi bisnis syariah di dunia digital sangat penting. Pendidikan dan pelatihan yang komprehensif tentang kewirausahaan syariah di era digital sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan generasi penerus bisnis syariah.

DI ANTARA CITA DAN REALITA


Namaku Zaidan, seorang mahasiswa yang tengah mengejar mimpi di UIN Raden Mas Said Surakarta. Jejak langkahku terpatri di Program Studi Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, tempat di mana ilmu dan harapan saling bertemu dalam setiap lembar perjalanan hidupku.

Kali ini, izinkan aku berbagi sedikit cerita. Bukan berniat sebagai pengajar yang menggurui, melainkan sebagai temanseperjalanan yang ingin berbagi sepotong kisah, tentang langkah-langkah kecil yang sudah ku tapaki, tentang harapan yang kadang redup, dan tentang keberanian untuk terus melangkah meski dunia terasa berat.

Semester lima. Masa di mana mipi-mimpi yang dulu terlukis indah mulai bersinggungan dengan kenyataan yang keras. Bukan lagi sekedar kelas pagi yang membosankan ataupun tugas yang menumpuk. Ini adalah titik balik, persimpangan antara tetap bertahan atau menyerah.

Gedung fakultas yang megah berdiri dengan gagah, menyambut setiap langkah kecilku dengan gugup dan penuh semangat baru. Kala itu, kelas di hari Jumat dimulai seperti biasanya. Tumpukan buku di tangan kiriku, mimpi menggantung di bahuku, dan sebotol kopi yang menjadi teman setia ditangan kananku.

“Selamat pagi anak-anak, ” ucap seorang dosen dengan senyum manisnya. Pagi itu, ruang kelas terasa sunyi. Dosen sedang menjelaskan materi kewirausahaan, sementara aku berjuang melawan rasa kantuk yang tak tertahankan. Teman-temanku yang dulu ceria dan penuh semangat, kini tampak lelah dengan cekungan hitam dibawah mata mereka.

Tak berapa lama kemudian, terdengar di telingaku “praktik kewirausahaan berjualan di CFD secara berkelompok ya,” suara dosen yang menggema membuyarkan lamunanku. Seisi kelas menjadi riuh kala itu. Aku terkejut dan terdiam. Jantungku berdetak lebih cepat. Berjualan di CFD? Aku menatap papan tulis dengan pandangan kosong, mencoba mencerna kalimat itu. Membayangkan diriku dipinggir jalan, di tengah keramaian, dan melayani pelanggan yang tak ku kenal.

Bisikan-bisikan kecil penuh semangat mulai menggema di antara teman-temanku, sementara sebagian lainnya terdiam dan tampak terkejut seperti yang ku rasakan. Aku meneguk kopi di tangan kananku, berharap mampu meredakan kekeringan di tenggorokanku. Di tengah perkuliahan, gelisah dan cemas menyusup tanpa permisi, membawa satu pertanyaan yang tak terhindarkan: Apakah aku benar-benar siap menghadapi dunia nyata.. atau justru akan tersesat di tengah keramaian yang asing dan tak terduga itu?

Sore hari selesai perkuliahan di hari Jumat, aku dan teman kelasku langsung bergerak mendekat untuk membentuk kelompok. Dan akhirnya aku pun sudah tergabung dalam kelompok yang beranggotakan Taufik, Ainun, dan Nurul.

Seminggu berlalu. Tepat di hari Selasa yang terik, udara yang terasa pengap. Selesai perkuliahan, tanpa banyak bicara, kami berempat langsung menuju hamparan rumput hijau buatan yang terbentang di lantai tiga gedung FEBI. Angin yang berhembus perlahan berusaha meredakan pengap dan panas. Diskusi siang ini, kami membahas tugas kewirasausahaan di hari Jumat minggu lalu. Suasana di sekitar kami begitu riuh. Canda tawa dan suara obrolan yang terdengar dari mahasiswa dan mahasiswi berlalu-lalang dengan langkah terburu-buru, ada yang baru selesai kuliah, ada pula yang sibuk mencari ruang kelas berikutnya.

“Dengar-dengar jualan di CFD lumayan menguntungkan lho..,” ucap Nurul tiba-tiba memecah kesunyian di antara kami bertiga yang tengah termenung memikirkan tugas praktik kewirausahaan.

Aku yang duduk disebelah Taufik, ikut menimpali. “Gimana kalau kita jual makanan ringan? Kayak sosis goreng yang biasa dijual di depan kampus. Laris kan?” Wajahku dengan penuh keyakinan yang entah datang dari mana.

Taufik, yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. “Ayo, kita bikin ini pasti berhasil,” katanya tegas dengan nada optimis.

Ide yang ku buat terasa menggiurkan meski ada rasa ragu yang menyelinap. Aku bukan orang yang pandai berjualan. Tapi saat pilihan terbatas, keberanian itu muncul seketika di pikiranku. Dan pada akhirnya kami pun memutuskan untuk berjualan sosis goreng. Dalam kebersamaan yang baru terbentuk itu, ada harapan bahwa perjalanan yang menanti, seberat apa pun, akan terasa lebih ringan jika dilalui bersama.

Minggu pertama di CFD, kami berjualan penuh harap. Awalnya semuanya tampak menjanjikan. Aroma sosis goreng yang menggoda menyatu dengan hiruk-pikuk orang-orang yang berlalu lalang di depan lapak kecil kami. Uang kertas pertama berpindah tangan, dan untuk sesaat, kami merasa yakin bahwa keputusan ini tidak salah.

Namun, kenyataan tak seindah yang dibayangkan. Penjualan melambat di tengah hari, sementara biaya sewa lapak dan bahan baku terus menghantui pikiranku. Jam terus berdetak, tapi uang di kotak kas tetap tak bertambah banyak. Matahari mulai meninggi, membuat peluh bercucuran di wajah kami. Namun harapan itu perlahan memudar, terkikis oleh kenyataan yang tak bisa dihindarkan.

Aku memnadangi deretan sosis yang masih tersisa di atas penggorengan, dingin, dan tak tersentuh. Pembeli terakhir sudah lama berlalu, meninggalkan lapak kami yang sunyi ditengah keramaian. Dengan menghela napas panjang,

“Sudahlah… kita tutup saja,” ucapku, suara itu tidak terdengar jelas karena bising kendaraan yang mulai memenuhi jalan.

Tanpa berkata-kata, aku dan ketiga teman kelompokku dengan berat hati mulai merapik peralatan. Saat kami menghitung uang dengan wajah lelah dan kusut, angka yang tertera membuat hati terasa kosong. Kerugian pertama terasa seperti tamparan keras yang menyadarkan kami betapa sulitnya terjun langsung di dunia nyata. Dibalik rasa lelah dan kecewa, dan ada tekad yang perlahan mulai tumbuh. Aku tahu ini bukan sebuah akhir, ini hanyalah satu babak yang harus ku lalui sebelum memulai cerita yang baru.

Dari kejadian ini, aku menyadari bahwa hidup tak pernah menjanjikan jalan yang mulus. Di antara cita dan realita, setiap kerugian menyimpan pelajaran, dan setiap kekecewaan adalah pengingat bahwa mimpi yang besar memerlukan keberanian yang lebih besar pula. Sebab, mereka yang benar-benar berhasil bukanlah yang tak pernah jatuh, melainkan yang tak pernah berhenti bangkit.

Teruntuk diriku dan teman seperjalananku:

"Jadikan setiap kegagalan menjadi pijakan menuju impian, bukan sekadar batu sandungan yang mebhambat langkah. Teruslah melangkah, meski sesekali harus terjatuh dan mencicipi pahitnya kenyataan. Sebab, mimpi yang diperjuangkan dengan segenap hati akan selalu menemukan jalannya untuk menjadi nyata."

Karena setiap perjalanan adalah kisah yang layak dikenang, dan setiap mimpi adalah tujuan yang pantas diperjuangkan. Semoga sepenggal kisah ini menjadi lentera kecil yang menghangatkan hati dan menginspirasi jiwa-jiwa yang tengah berjuang di persimpangan antara harapan dan kenyataan...


Nama  :  Zaidan Muhammad Salma Uliansyah

NIM    :  225221057

Kelas   :  AKS 5B

 Eva Cahya Mustika

225221065

Berjualan dimsum mentai di CFD Colomadu adalah pengalaman yang tak terlupakan bagi saya. Sejak awal, saya sudah merencanakan dengan matang apa yang akan saya jual. Dimsum mentai menjadi pilihan karena keunikan dan cita rasanya yang berbeda. Dengan semakin populernya makanan asal Jepang ini, saya yakin akan menarik perhatian pengunjung CFD yang ingin mencoba sesuatu yang baru.

Persiapan menjadi kunci utama sebelum hari penjualan. Saya menghabiskan waktu berhari-hari untuk mencari resep terbaik dan menyusun daftar bahan yang diperlukan. Setelah mendapatkan semua bahan berkualitas, saya mulai berlatih membuat dimsum mentai agar rasa dan teksturnya sempurna. Saya ingin memastikan bahwa setiap gigitan memberikan pengalaman yang menggugah selera.

Hari H tiba, dan saya berangkat ke CFD Colomadu dengan semangat yang menggebu. Suasana di sana sangat hidup, dipenuhi oleh orang-orang yang berolahraga, berjalan-jalan, dan menikmati berbagai kuliner. Saya merasa beruntung bisa menjadi bagian dari acara ini, di mana banyak orang berkumpul untuk bersenang-senang dan menikmati makanan.

Setelah menyusun stan dan menata dimsum dengan apik, saya mulai menarik perhatian pengunjung. Saya menggunakan spanduk warna-warni untuk menampilkan nama dan harga dimsum mentai yang saya jual. Pengunjung mulai mendekat, dan saya dengan antusias menjelaskan keunikan dimsum mentai, mulai dari isian hingga saus spesial yang saya buat sendiri.

Interaksi dengan pelanggan adalah salah satu hal terindah dalam pengalaman ini. Saya melihat senyum di wajah mereka ketika mencicipi dimsum pertama mereka. Banyak dari mereka yang kembali untuk membeli lebih banyak, dan beberapa bahkan memberikan pujian yang membuat saya merasa sangat dihargai. Momen seperti ini menguatkan niat saya untuk terus berjualan.

Namun, tidak semua berjalan mulus. Tiba-tiba, cuaca berubah dan hujan mulai turun. Beberapa pengunjung berpindah tempat, dan saya khawatir penjualan akan menurun. Namun, saya tetap optimis dan menggunakan payung untuk melindungi stan saya. Ternyata, banyak orang tetap datang meski hujan, mencari makanan hangat untuk dinikmati.

Salah satu tantangan terbesar adalah persaingan dengan penjual lain. Di sebelah stan saya, ada penjual makanan lain yang juga ramai. Saya harus berpikir kreatif untuk menarik perhatian lebih banyak pelanggan. Saya memutuskan untuk memberikan sedikit sampel gratis kepada mereka yang ragu untuk mencoba. Taktik ini berhasil! Banyak yang akhirnya membeli setelah mencicipi.

Saat hari mulai gelap dan suasana CFD berkurang, saya merasa puas melihat hasil penjualan. Saya tidak hanya berhasil menjual hampir semua dimsum yang saya bawa, tetapi juga menjalin hubungan baik dengan pelanggan. Beberapa dari mereka bahkan meminta saya untuk kembali berjualan di acara berikutnya.

Dari pengalaman ini, saya belajar banyak tentang pentingnya persiapan dan pelayanan. Saya menyadari bahwa tidak hanya produk yang berkualitas yang dibutuhkan, tetapi juga bagaimana kita berinteraksi dengan pelanggan. Setiap senyum dan kata-kata positif dari mereka memberikan motivasi untuk terus berinovasi.

Pengalaman berjualan dimsum mentai di CFD Colomadu adalah langkah awal yang menginspirasi saya untuk memperluas usaha kuliner ini. Dengan segala pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan, saya semakin bertekad untuk menjadikan dimsum mentai sebagai pilihan favorit di kalangan pecinta kuliner. Saya tidak sabar untuk kembali berjualan dan berbagi kebahagiaan melalui makanan yang saya cintai!

Petualangan Rasa dengan Kimbab Oishi Chwichan yang Istimewa

Menceritakan Awal Mula Berwirausaha Kimbab Oishi Chwichan

-       -by Reina Zahira Shaffa (225221079) AKS 5B 

Di tengah hiruk-pikuk kota yang padat, ada sebuah usaha kimbab yang bikin lidah bergetar dan hati berdebar. Kimbab Oishi Chwichan, tempat di mana rasa dan kehangatan bertemu dalam gulungan nori yang menggugah selera. Dari resep tradisional yang diaransemen ulang dengan sentuhan modern, setiap gigitannya adalah perpaduan rasa yang mengundang nostalgia dan memikat rasa penasaran. Inilah produk makanan yang dibuat oleh saya sendiri Reina Zahira Shaffa mahasiswi Uin Raden Mas Said Surakarta jurusan Akuntansi Syariah bersama anggota kelompok saya yaitu Rahma, Fahmi dan Difta.

Sebelum memutuskan untuk membuat usaha kimbab ini, Saya, Rahma, Fahmi dan Difta awalnya ragu karena banyak pilihan yang akan kita buat, kita juga harus menyesuaikan selera anak jaman sekarang dan juga persaingan berwirausaha yang begitu ketat menjadikan kita bingung dalam memilih usaha. Kemudian setelah kita searching dan mencari info kita  memilih untuk membuat kimbab, yang kita namai dengan “Kimbab Oishi Chwichan” yang bermakna “Pembeli bakal terpesona engga cuma dengan kimbab yang super enak, tapi juga keramahan ciwi ciwi cantik yang siap melayani dengan penuh senyuman hangat”.

Kita lihat dalam makananya, bukan cuman tentang enaknya saja tetapi sehat tidaknya makanan tersebut dan cocok tidaknya makanan tersebut untuk semua kalangan. Karena produk kita sehat dan bergizi yang pasti cocok untuk semua kalangan dan kita mengganti targetnya tidak hanya anak – anak saja tetapi anak remaja, dewasa hingga orang tua, kita menjualnya di CFD Slamet Riyadi Solo yang pasti padat sekali penjual dan pembeli di sana.

Lalu Saya, Rahma, Fahmi dan Difta mengobrol membahas kelanjutan usaha kita di grup whatsapp kala itu….

Saya    : “Gesss, enaknya kita beli bahannya di shopee atau pasar ya?.”

Fahmi  : “Shopee aja na, nanti tak checkoutin, tak carikne bahan yang berkualitas tapi harga terjangkau haha.”

Rahma : “Haha, siyapp, buat sayuranne nanti tak belinee.”

Difta    : “Okee gess, buat kemasan nanti tak beline.”

Saya    : “Oyii gess, wadah kimbab nanti tak bawain, kita mau iuran berapa ini, 30k dulu aja gimana?

Fahmi  : “Siyapp, kalau kurang tak tambain haha.”

Rahma : “siyapp boss.”

Kurang lebih seperti itu percakapan saya dengan kelompok saya hehee, kita saling bagi tugas agar hasilnya bisa semaksimal mungkin. Beberapa hari kemudian peralatan yang terdiri dari wajan, pisau, sendok, telenan, panci, baskom, piring, spatula, kompor & gas, rice cooker hingga rolling kimbab, lalu untuk bahan penolong seperti kecap asin, wijen, mayonais, saus cabai, minyak wijen, penyedap, kemasan mika, stiker, dan steples, tak lupa juga bahan baku yang terdiri dari beras, ketan, nori, bayam, wortel, telur, sosis dan timun, semua sudah disiapkan di kos Difta.

Akhirnya hari yang dinanti pun tiba, hari Minggu yang seharusnya cerah, angin berbisik lembut sambil mengundang harapan akan keramaian di CFD. Namun, cuaca tiba-tiba mengganti rencana. Hujan deras mengguyur, membuat ratusan impian berbasah-basah dalam genangan air. Tapi, di dapur kecil kos Difta, semangat kita untuk memasak tetap menyala. Bau harum teri nasi kimbab mulai memenuhi udara, mengingatkanku bahwa cuaca buruk tak bisa memadamkan hasrat bisnis. Dengan setiap potongan sayur dan gulungan nori, kita bertekad untuk menyajikan sesuatu yang spesial meski hujan mengguyur di luar, siap membanjiri pelanggan dengan rasa dan kehangatan. Dalam 1x produksi kita dapat menghasilkan lebih dari 70 pcs kimbab dengan harga 2 ribu/pcs. Kita tidak hanya membuka stand di CFD saja tetapi kita membuka open po. Dari open po kita sudah mendapat 8 orang pemesan dengan 40pcs kimbab.

Tepat saat pembuatan kimbab kita sudah selesai, hujan pun reda. Matahari muncul dengan malu-malu, seakan-akan ia enggan menunjukkan sinarnya yang cerah. Cahaya lembutnya menyapu embun di dedaunan, menghidupkan kembali suasana yang lembap. Seperti senyuman yang menghentak, kehangatan itu perlahan menyebar, menghapus dingin yang masih menggigit. Setiap orang yang melihatnya pun terpesona, merasakan bahwa, meski cuaca mendung sempat menguasai, harapan baru selalu datang membawa cahaya.

Saya dengan kelompok saya dengan penuh semangat menawarkan produk jualan kita, kita bersorak - sorak di salah satu stand CFD Slamet Riyadi dengan penuh keramahan untuk menarik pelanggan tetapi yang namanya usaha dengan persaingan ketat, stand kita sepi, banyak orang berlalu lalang tetapi sekedar mampir untuk bertanya kepada kita pun tidak ada, sungguh malangnya kita. Dengan keadaan seperti itu tidak membuat semangat kita berkurang, karena kita percaya penjualan kita akan habis hari itu dan saat itu juga, kita akhirnya membagi kerja sama tim dengan yang 3 keliling dan yang 1 jaga stand, hasil dari keliling kita membuahkan hasil, dan terdapat 2 anak kecil yang menghampiri stand kita dengan membeli 5pcs kimbab, tidak lama kemudian 2 anak kecil itu kembali lagi untuk membeli 10pcs kimbab kita. Berikut dokumentasinya:

Dari hasil penjualan kita di CFD dan open po, kita mendapat uang Rp. 150.000, jadi keuntungan kita Rp. 50.000, yang Rp. 20.000 untuk mengembalikan modal, karena biaya dalam membeli bahan – bahan sebesar Rp 100.000, jadi keuntungan bersih kita Rp. 30.000.

Berwirausaha ini akan menjadi pengalaman yang berkesan bagi saya, karena terdapat nilai - nilai yang dapat diambil dari berjualan seperti, kita menjadi tahu bahwa mencari uang sangat lah susah oleh sebab itu kita harus belajar dengan bersungguh – sungguh memberikan hasil yang terbaik untuk orang tua, bekerja keras dan jangan putus asa karena rejeki sudah Allah SWT yang atur tidak mungkin salah alamat, bertanggung jawab dalam jualan, kita memilih bahan yang halal dan thayyib menunjukkan kepatuhan terhadap syariat, sehingga usahanya tidak hanya mendatangkan keuntungan materi tetapi juga keberkahan, penetapan harga yang adil dan pelayanan terbaik kepada pelanggan juga menjadi cerminan kejujuran dan akhlak mulia seorang wirausahawan Muslim. Berwirausaha sangat lah menyenangkan, apalagi dikaitkan dengan islam, berkah jualannya halal juga rejekinya.

~ Terimakasih untuk anggota kelompok 1 yang sudah bekerja keras, kalian hebat! ~


 

NAVIGASI PELUANG DALAM DUNIA BERMAIN PERAN

Tahun 2020. Pandemi COVID-19 bikin gue bosen setengah mati. Hari-hari cuma diisi rebahan, kelas online, ngescroll sosmed, makan, nonton TV, tidur, and repeat! Dunia rasanya berhenti berputar, mengurung diri di rumah dalam keseharian, membuat hari-hari terasa begitu membosankan. Gue yang biasanya aktif di berbagai kegiatan esktrakurikuler, tiba-tiba merasa hampa. Kehidupan monoton. Hanya diisi dengan perasaan jenuh yang menggelayut tak berujung.

Suatu hari, Fani, sahabat karib gue di SMA, mengajak gue untuk bergabung dalam dunia roleplayer di Instagram. Gue Ragu. Ya, awalnya rasa itu yang datang. Gue nggak ngerti apa itu roleplayer, dan gue rasa itu bukan hal yang menarik buat dilakuin. Tapi, rasa penasaran gue lebih besar nyatanya, ajakan Fani yang begitu semangat setiap harinya menghipnotis gue seketika. Akhirnya gue mencoba. Dan ternyata... Gue ketagihan!

Dunia roleplayer ternyata jauh lebih menarik dari yang gue bayangkan, apalagi buat seorang introvert kayak gue ha...ha...ha...Serius! Gue bisa menciptakan karakter fiksi, berinteraksi dengan pemain lain, dan ngerasain sensasi bermain peran yang seru dengan kreativitas masing-masing. Gue menjelajahi berbagai komunitas roleplayer, bertemu dengan banyak orang baru tanpa harus ngerasa malu. Paling asyiknya, gue bisa menemukan teman-teman dengan minat dan hobi yang sama.

Namun, di tengah keseruan bermain peran, ada suatu hal yang menarik gue lihat. Beberapa akun roleplayer ternyata memiliki Business Account (BA), mereka bermain peran, tapi mereka berjualan. Otak gue seketika mikir, karakter kita di roleplayer fiksi, tapi duit yang kita dapetin dari jualan itu gak fiksi cuy! Awalnya, gue merasa aneh.

“Kok bisa ya jualan beginian, emang ada yang beli?” gumam gue dalam hati.

Tapi, lama-lama, gue mulai menyadari potensi bisnis yang tersembunyi di balik dunia roleplayer ini.

Gue melihat banyak business account yang sukses menjual berbagai kebutuhan roleplayer, mulai dari jasa pembuatan avatar, video karakter, hingga kostum digital. Paling bikin gue heran, jasa pembuatan cerita karakter dan skenario buat roleplayer ada juga, Bro! Selain itu, ada yang menjual berbagai macam kebutuhan sosial media, seperti jasa editing foto dan video, jasa pembuatan konten, bahkan jasa jual beli akun sosial media dan game. Gue tercengang. Ternyata, dunia roleplayer ini menyimpan peluang bisnis yang sangat besar bagi kaum rebahan ha...ha...ha...

Bosan hanya bermain peran tanpa menghasilkan sesuatu yang berharga, gue pun memutuskan untuk nyoba peruntungan di dunia bisnis. Bersama Fani, gue membuat business account pada akhirnya. Fani, yang memiliki keahlian dalam hal manajemen dan pemasaran, dia menangani bagian promosi. Sementara gue, lebih piawai dalam editing, bertanggung jawab atas pembuatan konten visual.

Awalnya gue cuma sama Fani, hanya kita berdua. Saling membagi tugas, membantu, dan saling mendukung. Tapi, seiring berjalannya waktu, bisnis ini cukup berkembang. Pesanan terus berdatangan, hingga gue sama Fani merasa butuh bantuan tambahan. Akhirnya, kita merekrut beberapa teman di roleplayer untuk dijadikan admin dalam membantu pengelolaan pesanan. Dalam waktu singkat, tim ini berkembang hingga berjumlah belasan orang.

Keuntungan yang kita raih pun semakin meningkat. Setiap bulan, gue bisa mendapatkan keuntungan bersih hingga Rp 700.000,00. Hanya untuk gue seorang. Bayangin, gimana senengnya gue dapet duit segitu, lumayan bisa buat beli buku dan skincare sendiri tanpa minta ke orang tua, batinku. Menurut gue, itu uang yang cukup besar bagi seorang pelajar yang baru nyoba jualan dengan bermodalkan HP dan tekad. Menikmati hasil kerja keras gue sendiri ternyata semenyenangkan itu. Dan juga membanggakan.

Seiring dengan kesibukan gue yang mulai jadi mahasiswa baru, merasakan bangku perkuliahan untuk pertama kalinya, gue pun mulai merasa kesulitan mengatur waktu untuk mengelola bisnis online tersebut. Seperti pepatah yang mengatakan, “Tak ada gading yang tak retak”. Gue seringkali lalai dalam mengawasi operasional bisnis. Dan...Boom! Akun Instagram jualan gue dihack. Nangis banget nggak tuh. Usaha pertama gue. Hal yang gue bangun perlahan, hilang dalam sekejap mata. Parahnya lagi, gue mengalami kerugian Rp 500.000,00 karena kena tipu. Pasrah. Cuma satu kata itu yang menggambarkan bagaimana keadaan gue.

Pengalaman pahit ini mengajarkan gue banyak hal. Gue belajar tentang pentingnya manajemen waktu, keamanan data online, dan pentingnya berhati-hati dalam melakukan bisnis. Meskipun pada akhirnya gue vakum, pengalaman ini tetap menjadi pelajaran berharga yang tak terlupakan.

Hingga kini, gue masih menjalankan bisnis kecil-kecilan di bidang jasa sosial media, seperti penjualan aplikasi pro dan jual beli akun sosial media. Keuntungannya emang nggak sebesar dulu, tapi pengalaman berharga yang gue raih selama menjalankan prosesnya itu lah yang paling penting. Mengajarkan gue gimana artinya kerja keras, gimana susahnya cari uang. Serta, pentingnya memanfaatkan peluang yang ada di sekitar kita. Meskipun peluang itu tersembunyi di balik dunia yang nggak terpikirkan sama sekali.

Sekarang gue kuliah, tapi sambil kerja. Berat, itu yang gue rasakan selama kerja jadi editor dan content creator di salah satu cafe deket kampus. Meskipun sekarang gue cari duit bukan dari usaha yang gue bangun sendiri, tapi gue punya bukti yang membanggakan, kalau gue pernah berani mengambil risiko dalam mengeksplorasi peluang. Kadang, kesuksesan itu dimulai dari hal-hal kecil yang kita anggap sepele. Awalnya nggak ada yang tahu kan, peluang usaha tersembunyi di tempat yang nggak terduga, dunia roleplayer misalnya! Jangan pernah underestimate potensi yang ada di sekitar kita. Baik itu sukses atau gagal, pasti akan memberikan pelajaran berharga dari setiap prosesnya.

(Zaimatul Mahzumah Arifin_051_AKS 5B)

 

 

Roti, Saus, dan Perjuangan : Cerita dan Kisah Perjalanan Royal Sandwich

-          By. Alvina Anggitia

Hallo, namaku  Alvina Anggitia, mahasiswa semester 5 UIN Raden Mas Said Surakarta prodi Akuntansi Syariah. Saya sangat bersyukur karena bisa berjalan sejauh ini, dengan penuh harapan dan semangat yang tiada henti dari diri sendiri.

Dimulai dari mata kuliah kewirausahaan, saya  dengan dua rekan saya bernama apriliya dan faristya mendapatkan sebuah tugas dan tantangan berupa usaha dagang. Awal mula sebelum memutuskan untuk berjualan sandwich kami berfikir untuk menjual sebuah makanan yaitu banana roll, karena berbagai alasan kami bertiga memutuskan untuk berjualan sandwich. Sandwich adalah makanan cepat saji, yang menyehatkan dan memiliki berbagai nutrisi, sehingga banyak di minati oleh kalangan remaja.

Dengan sebuah diskusi dan keputusan yang panjang, kami memberikan sebuah nama pada produk kami adalah Royal Sandwich. Dengan berbagai filosofi yang unik bahwa kata “royal” bermakna yaitu memiliki kualitas premium dan layak dinikmati oleh pembeli. Setelah itu kami mulai menyiapkan untuk produksinya dengan membeli semua bahan-bahan yang dibutuhkan. Karena bahan lumayan banyak, kami bertiga membagi tugas, faristya dengan membeli sayur-sayuran untuk isi, april membeli roti dan frozenfood, sedangkan saya membeli bahan untuk pengemasan produknya.

Setelah kami bertiga mempersiapkan semua bahan untuk produk sandwich tersebut, di waktu ba’da isya kami mencoba untuk trial atau membuat produk yang akan kami jual keesokan pagi harinya. Dengan percobaan yang kami buat akhirnya kami memutuskan untuk menjual produk ini dengan harga 15.000/pcs. Dari bahan dan packing yang kami berikan sangat nyaman dan berkualitas, sehingga kami berani memutuskan harga tersebut.




Gambar Logo Produk

Keesokan paginya bertepatan pada hari Minggu, 10 November 2024. Dimulai dari jam 06.00 pagi kami menyiapkan produk yang akan kami jual di CFD Solo. Setelah produk sudah siap kami mulai berangkat dengan penuh harapan dan diiringi rintiknya hujan. kami membawa 20pcs produk dengan dua motor kesayangan. Tibanya disana kami terlambat bahwa jam sudah menunjukkan pukul 07.30 wib. Disana kami berjualan tidak hanya sendiri tetapi dengan teman-teman aks 5b lainnya.

Kami bertiga langsung menyiapkan tempat yang sudah disediakan dan menata produk yang sudah kami bawa diatas meja coklat. Tetapi setelah beberapa menit kemudian kami berfikir untuk menjualnya dengan mengelilingi CFD. Kloter pertama kami membawa satu nampan berisi 7 pcs sandwich ini dan 15 kipas plastik yang kami sediakan untuk gift. Langsung saja kami menyusuri jalan slamet riyadi dengan teriknya matahari yang sangat menyengat tubuh. Hal pertama yang terfikir di kepala saya adalah menawarkan produk ini kepada anak sekolah dan mahasiswa.

Saat berjalan kearah kanan depan, saya melihat remaja bergerombolan dengan duduk santai sambil mengobrol, kami bertiga langsung menghampirinya dan menawarkan sandwich ini dengan iming-iming gift kipas yang diberikan. Dan ternyata mereka tertarik oleh gift ini sehingga mereka membeli produk yang kami jual.

Setelah target kepada anak sekolah, kami berpindah kepada mahasiswa yang sebaya dengan kami. Terdapat mahasiswa uns yang sedang melaksanakan tugas praktek kampusnya. Disini kami melakukan kolaborasi, yang pertama kami di harapkan untuk ikut serta dalam karya cap tangan, yang kedua kami ikut serta dalam pengisian kuisioner hari ayah. Dari kedua kolaborasi tersebut kami dapat menjual produk sandwich kepada mereka.

Kemudian dengan melanjutkan perjalanan, produk yang kami bawa diatas nampan sedang ini terjual habis. Kami bertiga memutuskan untuk mengambil kembali sandwich tersebut, kami memulai berjalan di pinggir trotoar jalan kecil, disana kami mendapati mahasiswa yang sedang berjualan es teh, niat kami hanya membeli es the tersebut tenyata nihil. Kami dengan percaya dirinya menawarkan produk ini kepada mereka dengan cara barter. Walaupun ini sedikit curang tetapi ini adalah trik yang kami lakukan.

Lalu berjalan ditengah keramaian warga solo, kami masih terus berusaha menawarkan produk tersebut. Dengan tidak sengaja kami masih melanjutkan misi ini kepada mahasiswa UNS yang sedang berjualan bucket bunga. Kami mengajak berkolaborasi dengan cara membeli 2 bucket bunga seharga 5.000/pcs dan kami berhasil menjual 2 produk kami kepada mereka. Dengan keadaan tersebut kami lebih banyak mendapatkan keuntungan yang didapat.

Sehingga 2 bucket bunga yang sudah kami beli, kami jual kembali dengan target remaja yang sedang bersama pasangannya. Kami tawarkan dengan harga 20.000 tetapi sudah mendapatkan bucket bunga tersebut. Setelah itu kloter kedua ini sudah kami lakukan dengan penjualan yang cepat. Kami kembali untuk ketiga kalinya mengambil produk ke tempat semula.

Pada saat ini, sudah menunjukkan pukul 09.00 wib dengan keadaan CFD Solo akan segera selesai. Kami memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, kami menyusuri tiap jalan dan sudutnya. Setelah sampai kami rasa perjalanan ketiga ini semakin jauh dan melalahkan, kami dapat menjual produk ini sebanyak 14pcs. Karena CFD sudah selesai, kami kembali dengan rasa bersyukur karena sudah terjual cukup banyak, hanya saja sisa 6 pcs. Dengan sisa yang ada kami bertiga memutuskan untuk menawarkannya di WhatsApp. Kesalahan yang kami lakukan yaitu tidak menyediakan pamflate untuk penjualan sandwich ini, sehingga kami sedikit kebingungan untuk menawarkannya.

Akhirnya kami bertiga membagi untuk setiap masing-masing membawa 2 pcs. Faristya dan april berhasil menjual habis kepada saudaranya, dan saya berhasil menjual kepada tetangga rumah sekitar.

Inilah kisah dan perjalanan Royal Sandwich, banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan dalam berjualan, seperti membangun komunikasi yang baik, menambah inovasi dan kreativitas, kejujuran, kerjasama tim, dan eratnya hubungan pertemanan. Semoga kisah ini dapat memotivasi teman-teman untuk menjadi pembisnis muda yang kreatif.

Dokumentasi




            

Nama : Alvina Anggitia

NIM : 225221067

Kelas : AKS 5B

GEN-Z KETIKA MEMBUKA USAHA

 

GEN-Z KETIKA MEMBUKA USAHA

By: Rifky Ainun Najib

Halo guys…

Namaku Rifky Ainun Najib mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta Angkatan 2022, yang rata-rata kelahiran 2000-an atau biasa disebut generasi-Z. Generasi Z atau sering disebut Gen-Z ini mempunyai karakteristik yang unik, biasa banyak orang menyebut kalo Gen-Z itu seperti strawberry, gamau ribet, dan pengenya yang simple, dan aku menganggapnya sedikit ada benarnya sih karena emang kenyataanya gitu. Nah disini aku mau sedikit cerita nih tentang kejadian yang ada kaitanya dengan hal tersebut.

Awal mula di hari jumat yang berkah karena fullnya mata kuliah, disaat mata kuliah  Kewirausahaan Islam yang diampu oleh dosen yang keren ibu Sri Haryanti, S.E., M. M. Dikelas itu setelah presentasi dari temen-temen beliau memberikan tugas untuk membuat bisnis. Setelah selesai aku dan kelompoku yang terdiri dari 3 orang yaitu erza dan agil mendiskusikan tugas tersebut.

 “gimana guys kita mau buat bisnis apa?” ujar erza.

“buat bisnis yang simple aja tetapi menarik, soalnya ini tugas matkul lain juga banyak” jawabku sambil sedikit mengeluh.

“iya juga ya, yaudah kita buka bisnis dibidang makanan aja soalnya kan mudah dan juga aku suka kulineran hehe..” jawab agil sambil ketawa.

“kalo bikin mochi gimana, soalnya saudaraku ada yang jualan mochi enak nanti resep dan sekalian minta bantuan untuk membikinya, gimana?” tanya erza.

“boleh tuh idemu, juga kelihatanya simple, terus mau dinamain apa produk kita nanti” ujarku

dan agil pun menjawab “kalo mochi Pelangi gimana, kan mochi ada beberapa varian rasa dan warnanya juga beragam”

seketika aku dan erza saling melihat dan ketawa karena mikirnya agak sedikit ambigu mendengar nama itu, tetapi ya kita harus tetep positif thinking aja. Dan akhirnya kita bertiga sepakat dan langsung merencakan ntuk pembuatanya.

Berlanjut pada proses pembuatanya yang bertempat di dapur rumah erza dan tentunya dibantu sudaranya yang Bernama mba Murti. Sebelum itu kami bertiga berbelanja bahan baku ditoko kue sekitar rumah erza. Sat membeli bahan baku itu aku dan erza kaget dengan harganya karena emang pertama kali membeli bahan bahan kue.

“mahal juga ya ternyata bahan-bahan kue ini” ujar erza

“iya za, ga nyangka ya bahan kue semahal itu, buka usaha butuh modal juga hehe” jawabku sambil garuk-garuk kepala.

Setelah Kembali ke rumahnya erza kita langsung membuat adonan mochi tersebut dan tentnya dibantu mba murti. Disaat membentuk bulatan mochi kita tertawa karena kesusahan membuatnya.

“kok ini punyaku bentuknya malah lonjong ga bisa bulat sempurna gini ya, susah uy” kataku

“iya beneran susah ini” tambah erza dan agil

“gaada yang lebih praktiskah mba, apa emang harus manual gini pembuatanya

“gaada, emang harus manual gini biar lebih sempurna aja bulatnya. Kalian kesusahan karena belum terbiasa” jawab mba murti.

Akhirnya pembentukan mochi ditangani mba murti hehe…

Stelah mochinya sudah jadi kami pun mencicipinya, ternyata enak juga, dan saat itu juga kita langsung membuka pre-order. Dan alhamdulilahnya ada yang PO sekitar 10 pesanan lebih, dan tentunya kita juga akan berjualan offline di CFD Colomadu. Haripun telah sore aku dan agil pun pamit untuk pulang kekosnya masing-masing.

Sesampainya dikos obrolan pun berlanjut di grup chat whatsapp membahas persiapan jualan di CFD.  

“guys, untuk pembagian jobdesk buat jualan besok gimana?” tanya agil mengawali chat obrolan.

Erza pun jawab “besok aku sama agil yang ngembil mochinya dan najib yang mempersiapkan tempatnya yaa, tapi besok berangkat pagi pagi ya biar dapet tempat…gimana jib siap?”

“siap aja aku mah, besok sehabis shalat subuh tk langsung berangkat” jawabku

“Oke, sip semangat semua” tambah agil

Keesokan harinya setelah shalat subuh aku pun langsung berangkat ke CFD Colomadu, sesampainya disana saya pun langsung menata meja dan perlengkapan lainya buat jualan. Setelah sudah siap,  cuaca pun tidak mendukung datang mendung dan gerimis, dan ternyata aku tidak bawa paying karena kurangnya persiapan.

“Ah elah, baru juga siap udah beresin lagi. Gini amat” kataku sambil sedikit jengkel.

Setelah gerimis reda aku pun kembali menata meja dan perlengkapanya sambil nunggu temen-temen. Sesampainya agil dan erza datang, kami pun langsung manata mochi tersebut dan siap berjualan. Awalnya kami agak ragu laku apa engganya karena kami bertiga baru kali pertama berjualan. Tapi siapa sangka baru siap udah ramai pembeli, sampai kita kelupaan kalo kita mempunyai pesanan PO, dan akhirnya pesenan PO kita kurang. dalam 1jam saja jualan kita sudah habis dan kita tutup lebih awal. Kami bertiga pun kaget, tidak menyangka kalo bisa serame itu. Sehabis jualan tentunya kita harus buat lagi untuk menembel pesanan tersebut. Siangnya kita bertiga mengantarkan pesanan PO dengan agak mengeluh karena cuaca panas. Setelah itu kami bertiga merayakan kegiatan seharian tadi dengan makan Bersama dan berbincang ria.

Dari cerita pendek diatas dapat kita ambil Kesimpulan, bahwa Gen-Z itu kenyatanya emang suka mengeluh,pengenya praktis dan simple. Tapi aku salut degan kami bertiga, walaupun emang banyak mengeluh tapi semangat dan rasa keingintahuan yang tinggi itu dapat membuat kita menjadi bisa lebih berkembang. Dari kegiatan membuka bisnis dan jualan di CFD memberikan pengalaman yang berarti bagi kami karena baru pertama kali. Dari kegiatan itu pun kita tau apa arti proses dalam berbisnis, dari susahnya kita membuat produk, kurangnya persiapan, dn kekurangan lain yang dapat kita buat pembelajaran dan evaluasi kedepanya. Dan menurut kami kegiatan tersebut memang seru banget karena kita banyak bercandanya  dan kami sebenernya mau melanjutkan bisnis tersebut tetapi dari kita bertiga emang terhalang karena sibuk mempunyai kegiatan sendiri sendiri (dalam hati penulis “paddahal emang males aja”). Ya mungkin begitulah gen-z Ketika berjualan, agak sedikit aneh tapi seru sih.

Oke mungkin sekian aja dari bang kyy, sekian terimakasih.

See u guys…

Persiapan Yang Matang Tidak Akan Mengkhianati Hasil Akhir

Persiapan Yang Matang Tidak Akan Mengkhianati Hasil Akhir




Dimsum mentai, kombinasi sempurna antara tradisi kuliner Tionghoa dan inovasi modern, telah mencuri perhatian pecinta makanan di berbagai belahan dunia. Hidangan ini memadukan kelembutan dimsum dengan saus mentai yang creamy, menghasilkan cita rasa yang unik dan menggugah selera. Tak hanya sekadar makanan, dimsum mentai kini menjadi simbol dari kreativitas kuliner yang terus berkembang.


Berawal dari popularitas dimsum sebagai hidangan khas yang sering dijumpai di restoran Tionghoa, inovasi ini lahir dari keinginan untuk memberikan sentuhan baru pada tradisi lama. Mentai, saus yang berasal dari perpaduan mayones dan telur ikan, sebelumnya lebih sering dijumpai dalam masakan Jepang. Ketika kedua elemen ini bertemu, terciptalah sajian yang tak hanya lezat tetapi juga memiliki daya tarik visual yang menggoda.


Rasa dimsum mentai adalah perpaduan unik antara tekstur lembut daging udang atau ayam yang dibungkus kulit tipis dengan rasa gurih saus mentai yang sedikit smoky. Keunikan rasa inilah yang membuat dimsum mentai menjadi salah satu hidangan yang digemari oleh berbagai kalangan. Tidak heran jika di banyak restoran atau layanan pesan antar, menu ini sering menjadi primadona.


Namun, rahasia kelezatan dimsum mentai tidak hanya terletak pada bahan-bahannya, tetapi juga pada cara pengolahannya. Dimsum harus dikukus hingga matang sempurna agar teksturnya tetap lembut, sementara saus mentai diracik dengan proporsi bahan yang seimbang untuk menciptakan rasa creamy yang pas. Proses gratinasi atau pembakaran di atas saus mentai menambah aroma khas yang menggoda.


Dalam penyajiannya, dimsum mentai sering kali dilengkapi dengan taburan nori atau biji wijen, memberikan aksen rasa dan tekstur yang lebih kaya. Detail kecil ini menunjukkan perhatian pada estetika dan cita rasa, membuat setiap gigitan menjadi pengalaman yang memuaskan. Hidangan ini tak hanya memanjakan lidah tetapi juga menyenangkan mata.


Tidak hanya di restoran, dimsum mentai juga semakin populer sebagai menu rumahan. Banyak orang mencoba membuatnya sendiri karena relatif mudah dan bahan-bahannya cukup sederhana. Dengan sedikit kreativitas, siapa saja bisa menciptakan dimsum mentai yang tak kalah lezat dibandingkan versi restoran.


Sebagai inovasi kuliner, dimsum mentai juga mencerminkan perpaduan budaya yang harmonis. Dalam satu hidangan, kita bisa merasakan pengaruh masakan Tionghoa yang kaya sejarah serta sentuhan Jepang yang modern. Ini adalah bukti bahwa makanan bisa menjadi jembatan budaya yang memperkaya pengalaman kita.


Kehadiran dimsum mentai juga menginspirasi lahirnya variasi baru. Beberapa orang menambahkan bahan seperti keju, jamur, atau daging sapi untuk menciptakan rasa yang lebih kompleks. Eksperimen ini menunjukkan bahwa kuliner selalu berkembang sesuai selera zaman tanpa kehilangan akar tradisionalnya.


Meski begitu, tidak sedikit yang berpendapat bahwa kesederhanaan adalah kunci kelezatan dimsum mentai. Dengan mempertahankan bahan dasar yang autentik, hidangan ini mampu menghadirkan rasa yang memuaskan tanpa harus berlebihan. Ini adalah pengingat bahwa inovasi kuliner tidak selalu berarti rumit, tetapi justru bagaimana menyempurnakan sesuatu yang sederhana.


Dimsum mentai adalah bukti nyata bagaimana kuliner bisa menjadi ruang eksplorasi tanpa batas. Dengan menggabungkan elemen dari berbagai budaya dan selera, hidangan ini tidak hanya memuaskan perut tetapi juga menghubungkan kita pada cerita panjang tradisi dan kreativitas manusia. Rasanya yang unik membuatnya layak menjadi ikon kuliner modern yang dicintai banyak orang.


Dalam Mata Kuliah Kewirausahaan, terdapat tugas merecanakan bisnis plan serta pengaplikasian langsung. Kami mengambil produk dimsum mania dengan menggunakan cfd colomadu sebagai tempat aplikasinya. Pada tanggal 10 november 2024 akhirnya kami melakukan proses jualan di cfd colomadu. Dan ternyata banyak masalah diluar dugaan sehingga proses jualan tidak berjalan sesuai rencana.


Kurangnya perencanaan yang matang sehingga produk yang kami jual tidak dilirik oleh konsumen. Tidak ada media meja yang layak jika dibandingkan dengan stand pedagang lain. Selain itu, harga  yang kami  gunakan juga terlalu tinggi jika dibandingkan dengan yang lain. Hingga akhirnya produk yang laku hanya sedikit saja.

Selain itu, kondisi cuaca yang tidak kami pertimbangkan juga menjadi kendala kami. Cuaca yang tiba-tiba hujan sehingga menghambat kami berjualan terlebih lagi stand kami tidak punya atap maupun payung.

Nama : Ridwan Ardiansyah
NIM : 225221243





Bisnis Plan

FENOMENA HUJAN: STUDI KASUS AIR MATA PENGANTIN

 FENOMENA HUJAN: STUDI KASUS AIR MATA PENGANTIN Tak terasa tahun 2024 akan segera berakhir. Waktunya melakukan tradisi tahunan, yaitu mengev...